Kehilangan

10 2 0
                                    

DINI POV

Sial. Ternyata Barra membohongiku. Ia bilang akan mengambil uang yang dijanjikannya ke ATM, nyatanya aku di bawa ke gedung kosong dan akan digilir bersama keempat temannya yang brengsek.

Bodoh banget sih aku. Harusnya tadi aku ikuti perkataan Niko. Aku nggak tahu kalau Barra sebenarnya sudah mengerti aku telah menikah. Apalagi aku menikahnya dengan Niko yang ku perkenalkan pada Barra sebagai supirku.

Tamparan Barra yang cukup keras berhasil mendarat di wajahku. Aku bisa melihat amarah Barra dari sorot matanya yang tajam dan wajah yang memerah. Barra menamparku karena aku meludahinya.

"LO DIAM ATAU GUE BUNUH!" ancamannya

Aku sangat tahu Barra. Ia akan kehilangan akal sehatnya jika sedang marah.

"Lepasin aku Bar! Aku nggak akan minta uang itu lagi" ungkapku sambil berlinang air mata

Barra masih duduk diatas tubuhku dengan kedua tanganku yang ditahannya di atas kepalaku.

"Udahlah Din, bukannya kita saling sayang? Lagipula apa yang mau kamu pertahankan? Lo udah nggak perawan lagi. Lo udah dinikmati sama supir gadungan Lo" ungkap Barra

Tangan Barra yang mengunci tanganku telah lepas. Barra melepas jaketnya dan melemparnya begitu saja. Kesempatan ini ku gunakan untuk mendorong tubuhnya. Saat Barra terjatuh aku segera bangkit dan berlari.

"Eitsss mau kemana cantikku" tahan teman Barra yang berada di balik pintu

Barra tertawa melihatku dipegangi seperti tahanan oleh temannya.

"Lo nggak bisa kabur dari gue. Udahlah kita nikmati saja hari ini. Kalau kamu nurut, kamu akan pulang dengan selamat"

"Jangan samakan aku dengan jalang kamu! Kalau kamu cari penyakit jangan ajak aku!" tekanku

Barra mendorong tubuhku dengan kasar hingga aku tersungkur di lantai.

"Pegang masing masing kedua tangan dan kakinya"

Begitu kedua tangan dan kakiku di pegang oleh keempat temannya, Barra kembali naik ke tubuhku.

"Lo yang bikin gue gila Din! Lo yang bikin gue nyewa jalang diluar sana!Gue nggak bisa dapatkan tubuh Lo! Sekarang Lo harus bayar gue tuntas! Gue rela berbagi sama mereka karena Lo udah ngerusak hidup gue dan parahnya lagi Lo nikah saat masih jalan sama gue"

Satu per satu kancing kemejaku di lepas oleh Barra.

Aku sangat berharap Niko datang menolongku walaupun itu mustahil. Apa aku bisa pulang dengan selamat? Kalau aku dibiarkan hidup oleh Barra pastinya aku sudah sangat kotor untuk Niko belum tentu juga Niko mau menerimaku.

Barra mencium leherku.

"Aku sangat suka wangi kamu Din"

Tangannya mulai menyentuh wajahku.

"NIIKOOOOO" teriakku

"Dia nggak akan datang, ayolah Din kita nikmati ini bersama" bisik Barra tepat di telingaku

Aku menghindar ketika Barra berusaha mencium bibirku. Perbuatan ku berhasil mendidihkan emosinya. Tak segan segan Barra memukul wajahku, pukulannya mengenai sudut bibirku. Sambil terisak aku hanya bisa menatap langit langit plavon yang rapuh.

"Teriak lagi! Yang kenceng! Semakin kamu teriak semakin aku suka"

"TOLONGGGGG"

Barra dan teman temannya tertawa mendengar teriakkan ku.

AFTER MARRIAGE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang