Sebulan telah berlalu. Niko masih berada di ICU. Bu Shela dan bayinya sudah berada di rumah.
"Kalau Papa ke rumah sakit Dini ikut" ungkapku
Papa dan Bu Shela masih sibuk dengan bayinya yang baru dimandikan.
"Dirumah aja. Ibunya Niko akan marah besar kalau kamu kesana" tegur Papa
"Pa, aku masih istrinya Niko! Dari awal Niko masuk rumah sakit sampai saat ini aku sama sekali belum pernah tungguin Niko. Aku juga ingin lihat kondisi Niko seperti apa"
"Biar Dini sama aku kesana Mas. Mas tolong jagain Zeva di rumah sebentar" tutur Bu Shela
Aku keluar kamar Papa bersiap untuk ke rumah sakit menjenguk Niko. Aku ikut Bu Shela ke rumah sakit, ia yang menyetir mobil.
Ibu Tiri tidak sepenuhnya jahat pada anak tirinya. Jujur aku memang benci dengan Bu Shela dan sakit hati padanya. Karena kehadirannya merebut Papa dariku. Kebaikan dan perhatian yang diberikan padaku hanya untuk menarik hati Papaku. Namun semuanya sirna, kala aku mendengar cerita dari Papa.
Bu Shela ingin melahirkan secara normal supaya ia bisa membantuku menyelesaikan masalahku dengan keluarga Niko. Padahal berat badan Zeva cukup besar saat lahir dan dokter sudah menyarankan untuk operasi.
Dan benar saja. Begitu pulang dari rumah sakit Bu Shela mengurus segala keperluanku. Menyiapkan makanku, memelukku ketika aku terpuruk, terkadang menemaniku tidur.
"Kenapa Din?" tanya Bu Shela
"Takut kalau diusir Ibunya Niko"
"Nggak akan, percaya sama Mama"
Tibalah kami di rumah sakit tempat dimana Niko dirawat secara intensif.
Nik, aku datang lagi. Kamu bangun ya. Hidup aku hampa tanpa gangguan dari kamu. Aku kangen kamu Nik.
Di lorong menuju ruang ICU aku melihat keberadaan Shintia. Apa selama ini Shintia masih setia menunggu Niko?
Ibunya Niko memandangku sinis. Beliau tak menghiraukan keberadaanku.
"Saya ngajak Dini kemari karena Dini mau lihat keadaannya Niko, Dini boleh masuk kan Bu?" tanya Bu Shela
Ibunya Niko hanya mengangguk tanpa memandangku.
Ketika tanganku menyentuh engsel pintu, Shintia menahannya.
"Kenapa baru muncul lagi setelah sekian lama?" tanya Shintia
"Apa urusan kamu? Ini rumah tangga aku Shin" tegurku
"Jelas urusan aku! Niko teman baikku meskipun kamu sahabat aku tapi kamu nggak bisa menghargai orang lain apalagi suami kamu sendiri"
Aku tersenyum padanya.
"Maaf Shin, kamu salah mencintai seseorang. Yang kamu cintai itu suami aku. Lelaki yang kamu cintai itu sudah beristri. Aku istrinya bukan kamu" tegurku
"Ada istri yang ngebiarin suaminya terbaring di rumah sakit sendirian?" tanya Shintia
Ku lepaskan tangan Shintia yang menahanku.
"Harus aku laporan ke kamu kalau selama ini aku nyembuhin lukaku dan nyiapin mentalku dulu?"
"Luka apa lagi Din? Jangan playing victim! Kamu bukan korban!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER MARRIAGE
Short StoryMenikah. Setiap orang juga ingin menikah. Menikah dengan orang yang dicintainya. Menikah di waktu yang tepat. Menikah saat sudah siap. Namun akankah keputusanku ini salah? Aku menikah dengan gadis yang tidak ku kenal. Aku menikah saat aku belum sepe...