Kacau, itulah isi pikiran Sherin setelah keluar dari ruangan Randy. Sherin benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Randy.
Bagaimana bisa melihat kinerja seorang staff produser dari job desk menjadi asisten? Ini benar-benar diluar akal pikiran Sherin.
"Sher? Gimana? Kamu enggak di pecat kan sama Pak Randy?" Tanya Namira saat melihat Sherin kembali masuk ke dalam ruangannya.
"Dipecat sih enggak tapi dibikin shock iya?" Omel Sherin
"Emang lo di apain sama si Randy?" Tanya Bang Niko
"Teman lo emang suka agak-agak gitu ya Bang? Sumpah kek menguji kesabaran gue banget Bang." Adu Sherin.
"Emang lo di apain? Lo tuh belum cerita udah ngomel mulu Sher." Protes Bang Niko.
Duduk sejenak sembari menghembuskan nafas secara perlahan adalah cara Sherin menenangkan emosinya.
"Dia rasa sikap gue sama dia tadi pagi adalah sebuah kesalahan yang cukup berat, dan untuk mempertahankan gue dia butuh pembuktian kinerja gue." Tutur Sherin.
"Lah? Terus salahnya dimana Sher? Apa yang dibilang Randy emang benar, untuk mempertahankan pekerja ya harus dilihat dulu kinerjanya." Ujar Bang Niko
"Tunggu dulu Bang, gue belum kelar jelasin, gue enggak masalah kalau dia mau lihat kinerja gue, tapi yang jadi masalah gue ini kan staff produser ya Bang, masa iya dia mau lihat kinerja gue lewat jadi asisten dia." Tegas Sherin yang membuat Bang Niko dan Namira tercengang.
"Hah?" Ucap Namira
"Asisten?" Tanya Bang Niko
"Kaget kan lo pada? Kalian aja kaget, gimana gue yang berhadapan langsung." Ujar Sherin.
"Pak Randy ganteng-ganteng random banget jadi orang." Ujar Namira
"Si Randy minta lo jadi asistennya Sher?" Tanya Bang Niko
"Iya, ya meskipun bilangnya cuman sementara sampai dia punya asisten baru, tapi yang jadi masalah kalau gue jadi asisten dia, gue harus apa Bang Niko, apa yang harus gue lakukan? Sedangkan Bang Niko tau sendiri kerjaan kita selama ini apa." Ujar Sherin.
"Urusan itu lo pikirin nanti aja deh Sher, gue juga bingung harus bantuin lo mikirin apaan, sekarang fokus kerja dulu aja." Ujar Bang Niko
"Ayo semuanya kerjain kerjaannya." Tegas Bang Niko pada semua staff produser.
Menjunjung tinggi sebuah profesionalitas membuat Sherin melupakan sejenak apa yang memenuhi pikirannnya dan fokus untuk bekerja.
******
Menjadi CEO membuat Randy tak begitu disibukkan dengan pekerjaan terlebih ini adalah hari pertamanya menjadi seorang CEO membuat Randy masih menikmati transisi kegiatannya.Terlihat kini ia sedang asyik menghisap rokok dengan ditemani sahabatnya Patrick Rionaldo, lelaki berwajah bule dengan logat bicara lokal itu telah menemani hari-hari Randy sejak awal perkuliahan hingga saat ini membuatnya menjalin persahabatan abadi.
"Ini ruang kerja apa istana? Apartemen gue sama ruang kerja lo aja masih mewah ruang kerja ko anjir." Ujar Patrick
"Enggak ada pembahasan yang lebih bermutu lo dari pada bahas ruang kerja gue." Omel Randy sembari menghisap rokoknya.
"Lo kenapa sih Ran? Belum juga sehari lo jadi CEO udah uring-uringan aja lo."' Omel Patrick
"Lo putus sama Bianca?" Tanya Patrick
"Mana mungkin gue putus sama Bianca, cinta mati gue sama dia." Ucap Randy.
Bianca Alicia kekasih Randy sejak duduk di bangku perkuliahan, kini kekasih Randy itu masih menyelesaikan studinya di luar negeri yang hanya tinggal sedikit lagi akan terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATTACHMENT AMOUR (SUDAH TERBIT)
JugendliteraturPEMBELIAN NOVEL BACA CHAPTER INFO ORDER🫶🫶 Dinikahkan secara tiba-tiba membuat Sherin Zhafira dan Randy Baskara Artawijaya, dua insan yang tak saling kenal harus terlibat dalam ikatan pernikahan yang tak pernah meraka harapkan. Lantas bagaimanakah...