2

1.6K 255 15
                                    

"Kalau temen temen udah tau kaya gini, gimana nasibku buat kedepannya?"
"Ngga mungkin mereka bakal diem aja kalau aku pergi sendiri buat ke acara acara kantor"
"Tapi kalau ngga gitu, ya masa aku harus sewa Jisung lagi?"
"Mana ngga murah lagi, kenapa juga sih harus ketemu mereka?"
"Trus kenapa juga ni mulut ngga bisa di kontrol, main iya iya aja"
"Kan ribet kan jadinya"
"Aaaaaarrrrrggghhh"

Sudah dari kemarin sejak pulang dari acara makan bersama rekan kantornya Chenle tak hentinya merancau tak jelas meratapi kebodohannya.

Ia juga tak tau akan seperti apa dirinya nanti saat pergi ke kantor. Pasti temannya akan terus menggodanya.

Senin pagi bukan lagi hal aneh jika orang orang terlihat sangat malas. Setelah menikmati libur dua hari dan harus kembali lagi bekerja tentu saja hal seperti itu membuat semua orang merasa sangat malas untuk memulai kegiatan rutin mereka lagi.

Sama halnya dengan Chenle yang sudah sangat malas sejak ia membuka matanya dari tidur lelapnya. Mengingat bahwa hari ini hari senin ditambah dengan ia yang sudah membayangkan akan seperti apa harinya nanti di kantor setelah kejadian bodoh kemarin.

"Aaaaaa ngga mau ke kantooooor" rengeknya sembari menendangi selimut yang menghangatkannya semalam.

Walau batinnya selalu berteriak tak ingin pergi tapi nyatanya pria manis itu sudah selesai dengan acara mandinya dan mulai menyiapkan sarapannya. Semangkuk cereal serta latte menjadi menu sarapannya hari ini.

Ponsel pintarnya yang sudah bising sedari tadi membuat Chenle ikut penasaran ada kehebohan apa yang menyerbu grup chat devisinya.

"Anak magang?"
"Lagi?"
"Bukannya udah ada yang masuk bulan lalu?" Gumam Chenle saat melihat grup chatnya yang heboh membahas calon anak magang baru yang akan bergabung di kantornya.

Tak ingin mengambil pusing, Chenle memilih untuk melanjutkan sarapannya dan segera berangkat ke kantornya.

"Okay, karena topik hari ini udah di alihkan sama anak magang, aku ngga perlu khawatir mereka bakal godain aku" girangnya saat hendak menuju loby apartementnya.

Perasaan senangnya tak dapat berbohong melihat dirinya yang terus gersenandung mengikuti irama lagu yang terputar di earpodsnya.

Sapaan pagi yang selalu ia lontarkan pada satpam depan serta karyawan lain terasa berbeda dari biasanya karena ia merasa sangat senang hari ini.

"Selamat pagi semuaaaa~" sapanya saat baru memasuki ruangan devisinya.

"Nah ini Chenle baru dateng" ujar salah satu senioranya.

"Huh? Ada apa?" Perasaan bahagia Chenle seakan langsung sedikit luntur saat teman teman kerjanya memberi tatapan aneh padanya.

Entah perasaan Chenle saja atau memang teman temanya tengah terlihat bingung. Pasti ada sesuatu yang buruk. Apa laporan yabg ia buat pekan lalu bermasalah?

"Nanti ada anak magang di devisi kita" ujar seniornya.

"Hn? Aku udah baca kok di grup"
"Emang ada apa sama anak magangnya? Kenapa kalian bingung gitu?" Tanya Chenle yang sudah mulai penasaran.

"Jadi gini dek"
"Senior yang biasa dampingin anak baru atau magang kan lagi cuti"
"Mbak Hani kan yang biasa handle mereka"
"Nah karena mbak Hani lagi cuti panjang, kita jadi bingung buat nyari gantinya"
"Dan kita sepakat buat milih kamu yang bakal dampingin mereka nanti" ujar senioranya yang tentu membuat Chenle terkejut.

"Hah? Kok aku sih?"
"Kan aku masih baru di sini, aku aja ngerasa masih di tahap belajar, masa udah dampingin anak magang?"
"Ntar kalau ada salahnya gimana? Kenapa ngga mas Bam aja yang dampingin?" Tanya Chenle dengan sedikit protesnya.

Rental Boyfie ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang