3

1.5K 241 43
                                    

"Yuk bisa yuk, walau makin dibuat pusing"

Kalimat pertama yang Chenle lontarkan saat ia hendak memasuki gedung kantornya.

Kebiasaan ramahnya sedikit berkurang hari ini karena perasaan hatinya yang masih murung karena alur hidupnya yang seakan tengah diuji.

"Pagi" sapaan lesunya saat mulai memasuki ruang devisinya.

Sudah ada beberapa senior disana yang terlihat tengah bersiap. Entah tengah menata rambut dan riasan mereka, atau mungkin tengah membuat kopi yang memang sudah disiapkan di sana.

"Pagi dek, eh kok lesu gitu"
"Jisungnya mana?"

"Ya mana aku tau kak" jawab Chenle acuh.

"Eh"
"Lagi berantem kah?" Tanya sang senior saat mendengar jawaban Chenle.

"Huh?"
"Em itu, dia lagi-"

"Pagi semua" sapaan baru tersdengar memasuki ruangan kecil tersebut.

"Nah ini dia"
"Kamu habis dari mana sih? Kok tiba tiba ngilang" ujar Chenle yang langsung menghampiri Jisung dan memeluk lengannya.

Jisung yang mendapat perlakuan seperti itu tentu saja kaget. Tapi setelah melihat kedipan mata Chenle ia paham bahwa pria manis yang menjadi seniornya ini tengah mengodenya untuk melakukan sesuatu.

"A-ah itu, habis dari kamar mandi"
"Hehe"
"Maaf ya ngga bilang dulu" balas Jisung yang juga ikut berlakon sesuai isyarat yang Chenle berikan.

"Aduuuuuh gemes banget pasangan muda kita ini"
"Bikin iri aja deh" goda sang senior pada kedua anak muda tersebut.

Chenle dan Jisung yang tak ingin memperdulikan tanggapan seniornya  langsung menuju meja mereka masing masing.

Hari kedua, Chenle akan memperkenalkan Jisung tentang garapan yang akan ia kerjakan nantinya. Ia mengajari Jisung dengan sebagaimana mestinya senior mengajari karyawan baru.

Bahkan keduanya tak banyak mengobrol dan fokus pada garapan masing masing, walau sesekali Jisung akan bertanya tentang pengerjaannya dan yang pasti akan mendapat tatapan dari seniornya yang lain. Mereka seakan tangah berharap mendapat tontonan moment romantis yang tengah dipertunjukkan.

Padahal Jisung hanya menanyakan hal seputar garapannya. Tapi tatapan memuja mereka benar benar tak bisa berbohong.

"Kalian seprofesional itu ya kalau sama urusan kerjaan?" Celetuk salah satu senior mereka tiba tiba.

"Ya kan emang harus kak(?)" Balas Chenle karena bingung dengan maksud pertanyaan seniornya.

"Tch bukan gituuuu"
"Kok bisa sih kalian ngga lakuin skinsip atau hal lain pas kerja bareng gini"
"Kamu ngga pengen gitu dek manja manja ke Jisung pas lagi garap kerjaanmu"
"Kok kamu bisa tahan ngga deketin Jisung pas lagi berduaan gitu?"

"Hah?" Tentu saja Chenle terkaget dengan penuturan seniornya. Apa maksudnya?

"Jangan sungkan kalau mau manja manjaan, kita ngga bakal aduin kok"
"Wajar banget malah" lanjut sang senior karena tak mendapat moment yang ia harapkan.

"Ki-kita ngga terbiasa kak"
"Hehe" balas Chenle dengan nada kikuknya. Mau manja seperti apa yang mereka harapkan, sedangkan ia saja masih merasa amat sungkan dengan Jisung.

Tak ingin terlalu ambil pusing tentang komentar seniornya, Chenle dan Jisung kembali melanjutkan aktivitas mereka. Hingga tanpa sadar mereka sudah memasuki jam makan siang. Chenle yang memang anak baru tak ingin terlalu menghamburkan uangnya dengan memesan makan siang mahal seperti para seniornya. Bekal masakan seadanya yang ia buat ia bawa menuju tempat beristirahat untuk menyantapnya.

Rental Boyfie ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang