《34》

10.5K 514 4
                                    


Beberapa Spoiler dan Vidio tentang Cerita ini di uploud di Instagram Author
@widyaarrahma20_
Yg ada _ nya























Sore harinya, Hanifah terus menggendong dan menciumi sang cucu, karna sebentar lagi dia harus pulang

Hanifa berjalan menuju mobil dengan menggendong Aidar sontak Haris dan Hayfa panik dan mengejarnya

Haris dengan cepat mengambil Aidar dari pelukkan Hanifah

"Saya hanya ingin memeluk cucu saya" ucap Hanifah kaget melihat sikap cepat Haris

"Saya melihat rencana busuk dari gelagat anda" tegas Haris

"Izinkan kami membawanya sebentar, besok kami kembalikkan" mohon Hanifah sesuai permintaan sang putra, juga dia ingin sekali berlama lama dengan sang cucu

"Silahkan pergi !"

"Kamu bukan siapa siapanya dia, saya Neneknya !"

"Saya Calon ayahnya, silahkan pergi!"

Suara Haris meninggi, ketegasannya begitu terlihat, urat dibagian lehernya juga terlihat oleh Hayfa membuat wanita itu kaget terheran heran

"Jangan ngaku ngaku kamu !"

"Kalau anda terus seperti ini, akan saya jadikkan ini pertemuan terakhir anda dengan Aidar dan Hayfa, saya akan membawanya pergi jauh dari sini"

"Apa Hak kamu membawa mereka ! Mereka itu keluarga Mahardika"

Sementara sang mamah berdebat, Satya diam diam mendekatti Hayfa untuk menarik wanita itu

Rencana ini sudah mereka siapkan dari semalam

"Mahardika sudah membuang Hayfa, dan saya yang mengambilnya"

"Mahardika gak pernah membuang dia, kamu yang membuatnya merasa terbuang"

"SATYA HENTIKKAN ! SEKALI KAMU PEGANG TANGAN HAYFA, TANGANMU DAN TANGAN IBUMU YANG SAYA PATAHKAN" teriak Haris bahkan hingga terdengar tetangga yg jaraknya jauh

Aidar menangis ketakuttan mendengar suara itu, dia langsung diambil sang kakek dan masuk kedalam rumah

Satya tak takut, dia sudah mencekal tangan Hayfa, tentu saja Hayfa memberontak hingga beberapa kali menggigit tangan mantan suaminya itu

Dan

Bugh

Bugh

Bugh

Haris memberi bogeman mentah pada kedua pipi Satya juga hidungnya hingga hidung Satya mengeluarkan banyak darah

"AAAAAAAAAA SATYAAAAAAA" teriak Hanifah langsung mendekatti sang putra yang terkapar disamping mobilnya

"BAJINGAN KAMU ! SAYA AKAN LAPORKAN KAMU KE KANTOR POLISI"

"SILAHKAN ! ANDA PUNYA BUKTI APA ? SAYA PUNYA BUKTI ANDA AKAN MENCULIK ANAK SAYA, SILAHKAN BAWA KASUS INI !" tantang Haris

Bagaimana Haris mau takut dengan ancaman kepolisian, dia seorang TNI ayahnya Pengacara, bukan menyombongkan diri namun sangat mudah mengalahkan Satya

Dengan susah payah, Satya dibantu mamahnya masuk kedalam mobil di kursi samping kemudi

"Saya akan bawa ini ke jalur hukum"

"SILAHKAN" jawab Haris dengan nada tinggi dan penuh penekanan

"Saya akan membuat kamu menyesal Haris !"

"Anda  yg akan menyesal membawa kasus ini ke Pengadilan" senyum Smirk Haris terlihat disana

Hanifah sudah akan masuk kedalam mobilnya namun terhenti ketika baru membuka pintu mobil karna ucapan Haris

"Hendarto Mahardika, Salah satu Pelaku pembunuhan berencana dalam Kasus Fernanda"

Melihat ekspresi Hanifa yang mematung dipintu mobilnya membuat Haris mengangkat 1 alisnya

"Silahkan laporkan kasus ini, saya akan buka kasus lama suami anda walaupun suami anda sudah meninggal tapi anda tau sendiri kan apa yg akan diambil negara ? Semua Aset, Harta kekayaan dan Perusahaan sebagai ganti rugi"

Hanifa membola kan matanya, dia tak menyangka Haris mendengar kasus ini

"Fernanda kawan saya, kawan Letting saya, saya tau semuanya dan anda, sedang dalam pencarian keluarga Fernanda"

Hanifa merasakan takut dalam hatinya dia langsung masuk kedalam mobil dan membanting pintu mobil dan menjalankan mobilnya keluar halaman rumah Hayfa

Haris berjalan menghampiri adiknya dan sahabatnya yg tengah duduk di teras dengan keadaan badan Hayfa yg bergetar

"Udah gapapa, kamu aman, besok kita pindah, kamu disini bahaya" ucap Haris duduk disamping Hayfa sembari mengusap punggung Hayfa

"Aku takut bang tdi Satya bawa pisau di sakunya"

"Abang udah liat gelagatnya yg mencurigakan dari awal datang, makanya abang jaga jaga, besok kita pindah aja, Minimarket di kelola jarak jauh In Sya Allah Aman"

"Tapi Ayah gimana ?"

"Ayah ikut kamu, nanti abang persiapkan dulu rumahnya, untuk sementara kamu dirumah bunda yah"

Hayfa menegakkan badannya, dia tersenyum pada Larissa dan abangnya

"Makasih bang, Larissa, tapi maaf aku terlalu merepotkan kalian"

"Gak repot sama sekali Hayfa, ini untuk kebaikkan kamu"

"Aku aman disini In SyaAllah karna minggu depan disini akan ada rumah baru, juga ada pos kampling, aku aman kok bang, Sa. Gak usah khawatirkan aku"

"Tapi Fa-"

"Udah cukup jauh aku ninggalin desa ini, rumah ini, rumah masa kecil aku, ibu dan Ayah dan sekarang aku ingin tenang disini"












Sepatah Kata ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang