BAB: 12

104 8 0
                                    

Typo bertebarannn....

Karya pertama hehe.....


HAPPY READING GUYS...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku percaya jika waktu mengembalikan dirimu padaku. 

.............



Ale dan Lea


Roftoof memang tempat terbaik untuk sekedar mencari ketenangan Maisya menengadahkan kepalanya menikmati hembusan angin terasa sejuk saat menerpa wajahnya. Sepertinya akan menjadi hobinya mulai sekarang.

"Disini tenang pantas lo menyukainya" Ucap lelaki itu sambil mengambil tempat disamping Maisya.

"Ada apa". Kata singkat itu membuat lelaki itu terkekeh ternyata ada yang lebih dingin darinya. Nggak basa basinya sedikit pun.

"Mereka benar lo memang berubah, awalnya gue juga berpresangka seperti mereka kalau perubahan mu hanya sebuah trik".

"Itu spekulasi mereka Reg, gue nggak peduli". Ucap Maiysa menatap lurus kedepan.

"Pasti ada alasanya mengapa lo seperti ini?". Wajah tampan itu menoleh kesamping bertemu langsung dengan wajah cantik Maisya. Wajah polos tanpa sentuhan make up menampilkan kecantikan natural yang selama ini tertutupi.

"Ya benar" Maisya membalas tatapan Regar netra cantik gadis itu membuat lelaki itu tertegun.

"Gue hanya lelah dan sadar kalo selama ini menjadih bodoh menuruti ego sampai melupakan nurani yang seharusnya gue sayangi. Jika lo diposisi gue apa yang akan lo lakukan saat semua perjuangan disia-siakan, perhatian lo yang di abaikan ada titik tertinggi dimana kita tetap bertahan dalam posisi tersebut".

"Biarkan mereka menjadi buta karena ilusi tanpa mereka sadari bahwa waktu akan menjemput realita membuatnya  jatuh dalam penyesalan".

"Benarkan Ale.."

Deg

Pangilan dari bibir mungil gadis itu membuat nya merasa rindu dengan sahabat kecilnya. Netra lelaki itu berkaca-kaca rasa senang kini bergumuruh gara-gara mendengar panggilan kesayangan untuk dirinya.

"Aku ingin mendengarnya lagi" Bahasa yang tadi lo gue sekarang spontan menajadi aku ada sebuah hal membuat seorang Alregar menjadi pendiam dingin tak tersentuh.

"I am sorry Ale, it was my fault" Cicit gadis itu namun masih terdengar jelas dikedua telinga Alregar.

Kedua tangan kokoh lelaki itu merengkuh tubuh ringkih Maisya bening mata yang sedari tadi ia tahan berakhir pecah diatas punda gadis itu.

"Itu bukan salahmu namun salah ku seharusya aku berani membuatmu ingat siapa aku, dan kita dimasa kecil. Seharusnya dulu aku tidak pergi sampai dirimu melupakan aku. Aku pencundang, aku menyesal Lea hiks..". Hancur sudah image Alregar sebagai kulkas dua pintu, telihat jelas sisi lain dari dirinya kala berada disamping sahabat kecilnya yaitu Maisya.

"Semua sudah berlalu dan itu juga takdir namun aku juga salah tidak menyadari dirimu diantara mereka, jadi sekarang kamu maukan membantu ku menyelesaikan benang kusut  yang terjalin selama ini" Ale menegakan kepalanya sebenarnya ia enggan melepas pelukan Maisya apalagi usapan tangan kecil itu membuat ia merasa nyaman.

Ale dan Lea panggilan masa kecil dua sejoli yang terpisah oleh keadaan. Diumur 10 tahun Ale harus meninggalkan Lea dimana ia harus mengikuti orang tuanya ke negara lain.

Diumur lea 14 tahun gadi itu mengalami kecelakaan tragis menewaskan sang mama meninggalkan dirinya tanpa ingat masalalu. Dari sanalah ia melupakan sahabat kecil yang tak lain adalah Alregar berganti dengan kehadiran Devan membuat gadis itu berbeda.

Bertahun-tahun kemudian Regar kembali ketanah air berharap segera bertemu Lea sayangnya realita tidak sesuai ekspetasi. Hatinya hancur mendapati gadis itu berubah menjadi orang lain bahkan tak sedikitpun mengingat dirinya. Regar tetap bersabar ia diam-diam melindungi Lea dari mereka yang menyakiti gadis itu.

"Ada hal janggal yang terjadi, aku mohon tetaplah seperti biasa Ale". Wajah Ale berubah muram mendengar permintaan Lea.

"Aku tidak mau, sekian lama aku menunggu momen ini jangan patahkan semangatku Lea. Apapun yang terjadi aku akan menjadi garda terdepan melindungimu dari mereka yang jahat padamu, lea". Ucapan panjang lebar Ale membuat Lea tersenyum simpul ia mengerti perasaan Regar.

"Baiklah, memang benar selama ini hanya Ale yang selalu melindungiku secara diam-diam iya kan?". Lea atau Maisya tersenyum manis melihat ekspresi malu dari lelaki dihadapannya ini. Disisi lain ada rasa sedih kalau dirinya bukanlah Maisya asli.

"Siapa tu ngasih obat luka pas gue disakitin, menaruh bekal kedalam lokerku, nungguin pas pingsan apa lagi ya.." Maiysa menaruh telunjukkan dia dagunya seraya memikirkan lainnya membuat dirinya terihat menggemaskan.

"Jangan bahas lagi lea.."

Haha..

Maisya sangat puas melihat eskpresi lain dari yang biasanya ekspresi datar lelaki itu keluarkan. Binar bahagia juga terlukis dimata Regar sekian tahun menunggu untuk merasakan momen ini lagi.

Kruk..krukk...

Seketika mereka berdua hening mendengar suara keramat baru saja berbunyi.

HAHAHA.....

Mereka berdua beranjak menuju kantin mengisi perut berdemo sedari tadi. Wajah ceria Regar tak berubah sepanjang jalan sesekali ia menjaili Maisya sehingga gadis cantik itu mengurucut sebal.

Hal langka tersebut menjadi perbincangan seantero Gardenia H.S gimana tidak dua orang yang tak mereka sangka sekarang lengket bak perangko. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Gue nggak salah liat kan?" Ia mengusap matannya kemungkinan penglihatannya salah.

"Sejak kapan?" Nada Datar itu membuat mereka bingung apa yang diucapkan.

"Gue juga nggak tau padahan ia kembaran gue sendiri, lo pun juga tau seperti apa dia" Seloroh Zigar sepertinya ia harus rapat privat dengan Regar kembaran esnya itu.

"Julukan Es batu seketika berubah sehangat mentari dan mereka nampak serasi" Gumam Sean yang juga melihat adegan sedang berlalu ditengah koridor kelas itu.

Rahang Devan mengeras saat mendengar ucapan Sean ia tidak suka melihat interaksi mereka berdua berubah menjadi sangat dekat. Lelaki itu meninggalkan sahabatnya begitu saja dengan aura yang tak enak.

"Ada apa dengannya?" Yang lain cuma mengangkat bahu mendengar pertanyaan Zigar.




************


Thankyou readers.........****


THE WEISYA TRANSMIGRASI (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang