BAB: 6

177 13 0
                                    

TYPO BERTEBARAAANNNN......****

Saya minta maaf jika ada kesamaan nama toko latar dan lainnya....

Saya minta maaf jika ada kesamaan nama toko latar dan lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terimakasih sister kehadiranmu membuat ku merasa berharga dimata mereka"

Jimi_Weisya





Best Friend Forever 


"Maaf Nar.. Gue buat lo khawatir". Gumam Maisya menundukkan kepalanya, hati kecil berkata bahwa Nara adalah gadis yang tulus itu jelas terasa dari respon tubuh ini.

"Sebenarnya ada apa, lo juga nggak ngabarin gue selama itu?". Gadis berwajah ayu itu memegang kedua bahu Maisya.

"Gue kecelakaan dan koma".

Deg

Jantung Nara berpacu mendengar ucapan singkat Maiysa mata gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Dokter mengatakan gue hilang ingatan untung ada bibi yang memberitahu siapa gue dan diary yang tanpa sengaja gue temukan dikamar". Tangis Nara pecah ia langsung memeluk Maisya menumpahkan air matanya yang turun seperti hujan.

"Mereka jahat banget ke lo Mai... hiks, g-gue juga bodoh nggak bisa dapat informasi tentang lo.. gue nggak berguna Maaii hikss hiks..". Isaknya.

"Ssst sudah lah sekarang gue nggak papa walau ingatan gue belum pulih setidaknya gue masih punya seseorang yang peduli". Ucap Maisya mengelus bahu gadis itu, ucapannya secara tidak sadar membuat gadis dalam pelukannya semakin teriris.


Krucuk..krucuk...

Pelukan itu terlepas Nara menatap Maisya yang menunduk tak lama Nara terbahak di sisa-sisa air mata yang masih ada di sudut mata gadis itu.

Hahaha....

"Ya tuhan lo lucu Mai hahha hha.. " Maisya semakin menunduk menahan malu ia mengutuk perutnya berbunyi disaat lagi melow-melownya.

"Ayo kantin" Ajak Nara menarik tangan Maisya, sementara yang di tarik hanya tersenyum simpul.

"Gadis ini suka sekali menarik tanganku" Batin gadis itu ia harus menyesuaikan bahasa gaul disini dari formal yang sering ia pakai.

"Jadi dia kecelakaan... koma .... lalu mengapa mereka tidak mengatakan yang sebenarnya. Dan gue baru sadar ternyata dia sangat imut". Gumam lelaki yang bersembunyi di balik batang pohon sana ia tidak sengaja mendengar ucapan dua bersahabat itu.

Niatnya mencari angin segar malah mendengar hal ini. Lelaki itu segera pergi dari sana bisa berabe kalau sampai ketahuan.

XII Executive Class A Kelas tertinggi di Gardenia H.S yang juga diisi oleh orang- orang pintar. Executive juga ada dikelas 1 dan 2. Anggota mulai dari Devan dan beberapa anggota Black Swan yang lain.

Sementara Naya berada dikelas XI Executive Class A berbeda kelas dengan Maisya namun kelas mereka berdekatan.

"Dek ayo kekantin" Ucap Raihan menatap Naya yang masih asyik memasukan perkakasnya kedalam tas.

"Ayo bang, Nai udah lapar hehe..." Gigi putih itu berderet rapi menonjolkan 1 ginsul membuat gadis itu semakin cantik.

"Aduh neng meleleh aa liat senyumnya.." Goda Zigar membuat Naya semakin malu, yang lain hanya terkekeh melihat gadis itu kecuali satu pria.


Kantin..

"Pesan apa Mai?"

"Mie ayam aja Nar, tapi sayurnya dibanyakin ya.." Nara menyerngit heran biasanya Maisya anti denga sayuran.

"Tumben biasanya lo nggak suka".

"Mm, sekarang gue suka". Singkat gadis itu.

"Serah lo deh" Nara mendengus mendengar jawaban sahabatnya itu, ia hanya memaklumi saja.

Sambil menunggu Nara ia membuka aplikasi gadjednya sudut bibir gadis itu terangkat melihat pesan yang tertera.

Lihat- lihat moswanted kita masuk kantin

Kak Devan makin ganteng,

Gantengan Sean lagi lebih imut juga

Kalian tau akhir- akhir ini gue nggak liat kak Maisya dekatin mereka lagi

Benar juga... atau lagi nyusun taktik baru dia kan sangat bucin.

Yang digunjingkan tetap asyik dengan Hpnya ia pura- pura nggak dengar aja mereka tidak menyadari kalo dibelakangnya adalah dirinya.

"Iya yah hari ini gue nggak liat penyihir mendekati Devan ya kan Van?" Zigar menoleh ke arah Devan bagaimana tidak mendengar sementara mereka duduk didekat yang gosip tapi mereka juga belum menyadari kalo Maisya duduk didekat sana.

"Mm". Singkat padat itulah Devan sebelas sama Regar yang sedari betah diam.

"Dari pada lo ngejulid mending mesan makanan, kalian mau pesan apa?"

"Biasa" Jawab Devan begitu juga yang lainnya.

"Iya biasa sekalian pesanan Naya" Timpal Raihan soalnya adiknya itu lagi ketoilet. 

Zigar beserta Arkan segera menuju stand menyerobot antrian yang sudah mulai memanjang itu .

"Mai ini pesanan lo liat sayurnya dibanyaki sama mangnya" Gadis itu meletakan mie ayam tersebut begitu juga pesanannya dan minuman yang masih dipegang sama adek kelas.

"Makasih Nar" Ucap Maisya dengan senyum manis yang jarang ia tampilkan, hal itu membuat Nara melongo begi juga meja Devan and genk langsung menoleh ke arah suara lembut itu.

"Manis banget lo Mai..ngesalting gue jadinya" Pekik Nara dengan sumingrahnya tak lupa gadis itu meletakkan minumannya juga.

"Ayo makan Nar"

"Btw nama lo siapa? dan thanks udah bantuin temen gue". Ucap Maisya menatap adek kelas yang masih masih menunduk itu.

"M-m sama-sama k-kak, permisi kkak". Ucap gadis itu kikuk gimana tidak jantungnya deg-degan berhadapan langsung dengan seorang Maisya yang terkenal keganasannya. Maisya hanya tersenyum simpul semenakutkan itukan dirinya

"Lo makin berubah Mai, dan gue merasa hari ini lo nggak ngapelin si Devan?" Celetuk Nara mentap Maisya ia masih merasa aneh dengan perubahan sahabatnya ini.

"Tidak juga hanya saja mulai dari sekarang gue berusaha jadi diri gue yang sebenarnya dan gue juga nggakkan ngejar dia lagi mungkin dulu otak gue konslet kali. Gue udah lelah nyariin perhatian mereka dan sekarang gue sadar lebih baik memerhatikan diri sendiri" Jelas Maisya tanpa beban sesekali gadis itu menyuap sayur hijau itu kedalam mulutnya.

"Ftt..ftt parah, dia ngejarlo karena lagi konslet doang pas udah bener lurus lagi kasian lo Dev". Devan menatap tajam wajah simulut pedas siapa lagi kalo bukan Arkan. Namun secara tidak langsung ucapan itu menyentil hatinya






***************

Thank you......*****

THE WEISYA TRANSMIGRASI (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang