selepas usai : 10

18 4 0
                                    

Kali ini kamu begitu mengecewakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kali ini kamu begitu mengecewakan.
- As

....

"ASHILAA, TUNGGU!"

Pergerakan Ashila terhenti, tepat di dekat gerbang sekolah. Saat ini pembelajaran telah usai, kini waktunya para siswa kembali ke rumah masing-masing.

Ashila membalikkan badannya, disana tepat tak jauh darinya seorang gadis berkuncir kuda berjalan menghampirinya.

"Ada apa?" jawab Ashila, tampak mengherankan baginya, karena jarang sekali gadis itu mengajaknya mengobrol.

"Tunggu bentar, gue atur nafas dulu." ujar Safita Agaile, teman Ashila yang berbeda jurusan. Dia anak kelas XI Ipa 1. Gadis itu mengatur nafasnya yang tersengal akibat berlari.

Ashila mengangguk menyetujui.

"Lo putus sama Gio?" tanya Safita, setelah nafasnya kembali teratur.

Ashila cukup terkejut, namun dengan segera menampilkan raut biasanya.

"Kenapa emang?" tak menjawab dengan benar, Ashila malah memberinya pertanyaan kembali.

Gadis itu menggeleng, "Gue denger lo putus sama dia. Terus beberapa hari setelah putus dari lo, dia nanya-nanya tentang satu cewek di kelas gue."

Ashila mematung.

"O-oh? haha, iyaa gue udah putus sama dia." Ashila terkekeh renyah, menertawakan dirinya.

"Lo gak apa?"

"Gue? Gue gak apa lahh." ujar Ashila, dengan senyuman yang terkesan sangat dipaksakan.

"Gue tau lo sakit dengar itu..." ucap Safita, Ashila terdiam tak dapat berkutik. Tak tau harus menjawab apa.

"Lo boleh sedih tapi jangan terlalu berlarut, yang ada nanti lo malah kehilangan diri lo sendiri. Jangan terfokus pada satu titik yang buat lo sakit, buka pandangan lo masih banyak yang sayang sama lo. Jangan ngerasa sendiri." pesan Safita, tersenyum menepuk pundak Ashila.

Ashila membalas senyum yang diberikan Safita, "Makasih yaaa, Fita."

Safita menganggukkan kepalanya, "Kalau gitu gue duluan yaa." ucapnya berpamitan.

"Iya hati-hati," jawab Ashila, dan Safita pun pergi meninggalkan Ashila.

Ashila melanjutkan jalannya yang sempat tertunda, perlahan air matanya mengalir dari maniknya. Katakan saja dia cengeng karena selalu menangis, Ashila tak peduli.

Namun sungguh dia merasakan sakit yang luar bisa. Dia tak tau bagaimana cara menghilangkan rasa sesak di dadanya. Dia hanya bisa menangis.

Hari ini perjalan pulang sekolahnya di temani airmata yang terus mengalir.

....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
For 22  [ the end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang