Chapter 15

977 136 5
                                    

"Sayangku, Gita, selamat pagi."

Tirai satin putih jendela kamar dibuka, cahaya matahari yang malu-malu perlahan menyapa. Gita mengerjapkan mata begitu terbangun, ada Chika di kamarnya. Tersenyum sambil mengucapkan selamat pagi. Berasa kayak punya istri aja.

Segini amat naksir Chika sampai-sampai bermimpi ada sosok itu di sisinya.

"Ini mimpi indah banget, disapa senyuman Chika pas buka mata. Awali pagi hari dengan Chika." Gumam Gita pelan. "Aku mau mimpi kaya gini lebih lama."

"Ehh, ini nyataa! Udah nikah tiga bulan lho kita." Chika protes ketika dituduh sebagai ilusi semata.

Gita loading, maklum baru bangun.

"Hm...? Masa iya?!" Gita kaget. Ini hidupnya ke skip atau gimana?!

Chika meraih jemari Gita, "Lihat, kita pake cincin yang sama kan?"

Gita menggenggam tangan yang meraihnya, kehangatan terasa begitu nyata, "Ah-aku kira ini mimpi yang sangat indah. Bisa menikmati suara ceria dan senyuman hangat Chika setiap hari. Aku sampai berpikir ini terlalu indah untuk kumiliki, hingga aku tidak terbiasa."

"W-waa.. heleh gombal"

Chika memegang pipinya sendiri. Pagi-pagi gini udah disuguhi asupan kata-kata manis.

Gita kemudian menumpu kepalanya dengan tangan, masih di kasur dengan selimut menutupi tubuhnya, surainya berantakan, "Oh iya, selamat pagi juga, Chika istriku. Cantikku."

Suara Gita yang baru bangun, serak ganteng gitu. Ditambah pose kece, siapa yang tidak terpesona? Chika makin blushing.

Meskipun sering mendengar Gita berucap seperti itu padanya, Chika masih tidak terbiasa.

Hatiku, jantungku, semoga kau selalu kuat menghadapi hal seperti ini.

"Chika, mandi bareng yuk."

Hati Chika gak kuat.

-


Kadang Chika masih sering kaget, saat membuka mata ada sosok ganteng di depan mata, atau saat terbangun dari tidur, rasanya seperti ada yang meluk. Ternyata itu Gita yang masih sleeping mode. Tidak perlu loading lama, kalau noleh ke tembok udah keliatan foto wedding nyaris seukuran baliho capres. Langsung ingat, oh iya, udah sah. Soal detailnya gak usah ditanya, kalau diingat lagi, rasanya Chika capek. Gaun pengantin-secara sepihak, Ashel bilang dia aja yang bikinin. Urusan katering Marsha tunjuk tangan. Dekor dan pelaminan, Adel dan Zee yang mengurusnya. Sungguh, Gita punya teman-teman yang sangat baik dan dapat diandalkan.

Sedikit flashback, kesalahpahaman dibicarakan baik-baik hingga mendapatkan titik terang. Terselip adegan lamaran, berlanjut minta restu calon mertua, dan langsung diiyain. Woiyadong, spek macem Gita jelas masuk kategori calon mantu idaman. Udah mantep bilang gak bakal poligami.

Acara resepsinya berbentuk pesta kebun, tamu undangan banyak dari kalangan artis hingga Chika bingung, ia gugup karena nikahan atau karena salaman dengan para undangan yang rata-rata sosok publik terkenal. Ini acara nikahan apa meet and greet artis. Bedanya, dia yang disalamin artis.

Ada artis terkenal itu lho, yang populer karena dekat dengan banyak artis wanita; Oniel. Presiden dari Picture Pro-pun; Bobby C muncul dengan karpet merah. Bahkan ada Shanju dan Sisca artis favorit Chika. OMG...

Pas acara lempar bunga, yang mendapatkannya adalah Olla. Walau yang pingin banget dapat buket bunga sebenarnya adalah Ashel.

-

"Kitty, panggil Atin ya nak, sebentar lagi sarapan siap lho." Chika berseru sambil menggoreng omelet.

"Oke!" si bungsu segera melesat menuju kamar mereka.

Sementara itu, Gita sibuk ngeteh sambil baca koran, persis bapak-bapak paruh baya. Menjalani pagi seperti ini, adalah idaman Gita sejak lama.

"Selamat pagi." Kathrin muncul sambil digandeng sang adik, seandainya tidak memegang spatula, pasti sudah Chika abadikan moment itu dengan kamera ponsel trus di upload di ig. Pamer kebahagiaan keluarga.

"Pagi, Atin. Oke, roti, omelet-dan lainnya sudah siap. Ayo sarapan, sayang tutup dulu korannya!"

Ahh-pagi-pagi udah ditegur istri. Entah kenapa Gita malah senang.

Irilah kalian wahai kaum jones yang haus kasih sayang!

-

Nyuci baju, nyapu lantai, merapikan kasur, beres-beres rumah, nonton TV sambil ngemil. kalau dipikir-pikir, sekarang hidup Chika jadi lebih santai setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai Astrada gara-gara Gita. Iya, nikah dan membangun bahtera rumah tangga yang samawa membuatnya berhenti kerja. Kadang, masih sering khilaf kelewatan dari rumah dan malah menuju ke apartemen yang sebelahan dengan Ashel.

Kehidupan barunya sekarang menyenangkan walau Gita selalu bikin jantung pengen copot. Misalnya pas Gita udah mau berangkat ke kantor, 'mau otw nih, ciumannya mana?' syukur Chika gak refleks nampol Gita gara-gara Kathrin dan Christy ngeliatin mereka.

Tahu-tahu meluk dari belakang sambil berbisik dengan nada ngebass, bikin leher meremang. Asdfghjkl, kirain maling, Chika pengen teriak.

Pesona Gita-memang tidak ada habisnya.

Hari-hari yang biasanya jadwal makan berantakan tidak karuan, bolak balik dari bawa aqua satu dus sampai bawa patung manekin full body telah berakhir, menjadi kehidupan selow tapi pusing karena mikirin menu makan empat sehat lima sempurna untuk keluarga.

Halaman depan rumah jadi cantik karena ditanami bebungaan, dari baby blue eyes, kaktus, melati sampai sri rezeki. Bareng-bareng ngecat pagar dengan warna chartreuse di hari minggu. Tiap hari, bapak dan anak-anak dibikinin bekal makanan. Rebutan bahan makanan diskonan sesama mahmud tiap kali ke supermarket. Tidak apa murah, yang penting sehat dan bergizi.

Ini kehidupan yang biasa, dan Chika menjalaninya secara normal. Chika jadi penasaran, kok Gita mau sama dia yang biasa-biasa aja.

"Kenapa aku? Padahal aku orangnya biasa aja? Cakep banget juga nggak."

"Karena aku mencintaimu, makanya kamu terlihat indah di mataku." Adalah jawaban Gita setiap Chika tanya.

Cinta itu emang buta... ya?

-&-

The UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang