Chapter 4|| A meeting I didn't expect

77 15 11
                                    

Bau kopi yang baru di buat nampak menyeruak masuk kedalam indera penciuman siapa saja yang hendak datang ke sana. Sudah 1 minggu di mana kejadian naas itu menimpa Hana, tak ada sedikitpun Taehyung datang menghampirinya untuk sekedarnya meminta maaf atas segala kejadian yang telah terjadi pada malam mengerikan itu.

Selama satu minggu ini Hana hanya tersenyum seandanya, rasa-rasanya senyumnya kian menghilang dari hari ke hari. Tersenyum tipis ketika suara lonceng pintu terbuka Hana dengan cepat menghampiri seseorang yang datang ke sana.

"Na—ya, bagaimana kabarmu? Sudah satu minggu ini aku pergi. Bahkan aku sampai lupa tidak mengabari Jungkook." Hana hanya tersenyum menanggapi. Sudah satu minggu ini Hyera pergi ke luar kota, dia bilang jika ada beberapa masalah tentang kafe ini yang harus segera di selesaikan. Bahkan kepergiaan Hyera tak di ketahui Jungkook sebab pemuda itu kini tengah di sibukkan dengan jadwal kuliahnya yang padat, dan mengenai Hana yang tak kuliah sebenarnya Hana bukan tak ingin namun ia berpikir kembali jika ia berkuliah lalu siapa yang akan membiayai hidupnya? Toh sekarang ia hidup seorang diri, tak ada ayah dan ibu yang menyebutnya saat pulang ke rumah.

"Aku baik Kak. Oh ya, seperti aku harus pulang lebih awal hari ini." Hyera nampak mengangguk-angguk kepalanya, wanita yang kini tengah menyimpan barang-barang belanjaan nya itu nampak mengiyakan hanya dengan anggukan di kepalanya.

"Memang kau mau kemana?" Kini Hyera beralih bertanya, wanita berusia 24 tahun itu nampak khawatir dengan kesehatan gadis Lee yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri. Meksipun begitu nampaknya Hyera melupakan satu fakta jika ia dan Hana tak sedekat itu, bahkan gadis Lee itu tak berniat menceritakan kejadian memilukan itu pada Hyera.

Hana tersenyum tipis, ia melirik arloji yang tergantung indah di dinding kafe berwarna putih itu. "Aku ingin mengunjungi ayah dan ibu, sudah lama aku tidak mengunjungi mereka."

Hyera nampak tersenyum pilu, hatinya terenyuh mendengar jawaban yang keluar dari mulut plum gadis yang sebentar lagi akan menjadi adik iparnya itu. "Ingin di antar? Aku bisa mengantarkan mu Na—ya."

Hana menggelengkan kepalanya pelan, ia menggegam tangan Hyera yang sempat menahan tangannya. "Tidak perlu Kak Hye, aku bisa melakukannya sendiri. Lagipula Kak Hye harus beristirahat aku tidak ingin jika Kak Hye jatuh sakit akibat kelelahan." Hyera tersenyum manis, ia mencubit gemas sebelah pipi Hana.

"Terimakasih Hana. Kau sangat menggemaskan." Hana hanya tersenyum. Gadis itu kemudian membungkuk sopan sebelum berlalu pergi dari sana setelah mendapatkan izin dari sang majikan.

Di sinilah Hana berada, di depan nisan berwarna kelabu yang nampak mulai usang. Kedua iris Hana nampak berembun hebat, tangan gadis itu terulur mengusap nisan yang nampak kotor terkena debu yang di sebabkan karena cuaca yang tak baik akhir-akhir ini.

Hana mengusap lelehan air mata yang jatuh membasahi kedua belah pipinya. Ia kemudian mencondongkan tubuhnya agar semakin dekat dengan nisan sang ibu. "Bu— kau tahu? Bahkan rasanya aku ingin pergi menyusul kalian saja."

Hana tersenyum masam, ia kini menatap satu deretan nama di atas nisan itu. "Aku lelah Bu. Aku lelah harus terlihat baik-baik saja setelah kejadian itu. Aku takut Bu, aku takut jika karena kejadian kotor itu aku akan mendapatkan hinaan. Aku—aku takut Bu." Hana kalah. Ia tak kuasa menahan tangisannya yang pecah, tangisan yang nampak pilu itu terdengar cukup menyayat hati hingga siapapun tak kuasa menahan tangisannya.

Hana bersimpuh, gadis itu memeluk nisan sang ibu erat. "Aku takut Bu. Aku takut jika Jungkook akan meninggalkanku."

"Karena aku sadar Jungkook tidak mungkin mau menikahi gadis kotor sepertiku." Hana tersenyum kelewatan pahit. Gadis itu telah memikirkan beberapa dampak negatif yang mungkin akan terjadi di kemudia hari.

[M]-Trapped In Love - Ryu TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang