Chapter 10| Agreement letter

77 11 8
                                    

Jangan lupa vote & comment
maaciwww savirr💕

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Kendati waktu terus berputar, langit kian menggelap bersamaan dengan suara jepretan listrik yang padam. Hana yang sejak tadi tengah menonton film di temani Taehyung kini sudah menangis dengan kedua tangan yang memeluk erat tubuh Taehyung yang tidur bersandar pada sofa.

Melihat Hana yang ketakutan Taehyung perlahan langsung mengusap punggung wanita itu berusaha menenangkan hana yang sejak tadi menangis karena ketakutan. "Aku takut payung!" Hana masih memeluk erat tubuh suaminya itu. Bahkan tanpa sadar ia sudah duduk di kedua pada pria itu yang kini tengah berusaha merogoh ponsel di sakunya.

Setelah mendapatkan ponselnya dengan cepat Taehyung menyalakan senter ponselnya, ia langsung menyorot lampu itu pada presensi Hana yang memeluknya dengan kedua kaki yang di kalungkang di pinggang pria itu. "Aku akan bertanya pada terknisi di bawah. Kau tunggu di sini ya?"

Hana dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia semakin erat memeluk tubuh suaminya itu sembari terus menangis. "Tidak! Tidak mau, aku takut."

Taehyung menghela nafas pun akhirnya ia tak memiliki pilihan lain, dengan perlahan Taehyung bangkit dengan Hana yang sekarang berada di gendongannya. Tangan Taehyung dengan cepat menahan bokong Hana agar gadis itu tak terjatuh. Hana sempat memukul Taehyung ketika pria itu dengan tak sengaja memegang bokongnya namun secepat kilat Taehyung menjelaskan jika ia tak ingin Hana terjatuh dengan posisi gendongan koala seperti ini.

Taehyung mulai melangkahkan tungkainnya mendekati pintu ke luar, dengan penerangan yang teram Taehyung nampak kesulit terlebih dengan keberadaan Hana yang kini tengah memeluknya erat. Sesampainya di luar pintu apartement Taehyung kini malam di kejutkan dengan lampu yang tiba-tiba menyala dan tak lupa dengan presensi Jimin yang ternyata sudah berada di sana menatap presensi Hana yang kini tengah berada di gendongan Taehyung.

Jimin nampak menutup mulutnya terkejut, ia mengangkat sebelah alisnya menggoda Taehyung yang nampak tengah menahan malu. Hana yang masih belum menyadari pun kini masih berada di gendongan suaminya hingga deheman singkat  yang keluar dari mulut Jimin cukup mengejutkan dirinya. Hana langsung menoleh ke arah suara, alangkah terkejutnya ia ketika mendapati Jimin tengah menatapnya dengan senyuman kelewat menggoda. "Sepertinya aku datang di waktu yang salah."

Terburu Hana turun dari gendongan suaminya, ia nampak berdehem singkat untuk mengontrol debaran jantungnya yang berdetak kencang setelah menyadari apa yang ia lakukan bersama Taehyung. "Tutup mulutmu Jim. Ada apa kau kemari?" Taehyung langsung membuka suara, ia menatap presensi Jimin dengan kesal

"Astaga Bung. Aku kemari hanya untuk memberikan ini untukmu." Ujar Jimin yang kemudian memberikan satu map berwarna coklat muda yang langsung dirinya berikan pada Taehyung.  "Ada beberapa berkas yang perlu kau tanda tangani. Dan satu lagi, dua hari lagi kita akan terbang ke Jepang."

Taehyung nampak menukik alisnya tajam, atensinya yang semula menatap map yang di bawa Jimin kini beralih menatap presensi Jimin yang nampak menatapnya serius. "Kenapa secepat ini? Bukankah harusnya 1 minggu lagi?"

Jimin mengehla nafas ia menatap Taehyung dengan wajah yang nampak kelelahan. "Entah aku juga tidak tahu. Tapi saat rapat tadi aku mendengar ada kebijakan baru yang mewajibkan kita untuk datang ke Jepang dua hari lagi."

Taehyung nampak terdiam pun ia menganggukkan kepalanya, kini irisnya menatap presensi Hana yang tengah menatapnya dengan kedua iris yang polos. "Hana bisa tolong buatkan aku dan Jimin minuman? Kami akan mengobrol di dalam." Hana langsung mengangguk, tanpa berkata wanita itu langsung masuk ke dalam di susul oleh Taehyung berserta Jimin yang langsung duduk di sofa kelabu yang sempat Hana dan Taehyung duduki.

[M]-Trapped In Love - Ryu TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang