Bab IX : Another Case

59 6 0
                                    

Martin memusatkan pandangannya saat menggulir layar tablet di depannya. Dokumen baru yang dibukanya bahkan semakin membuat alisnya berkerut. Dokumen yang berisi data tentang orang-orang hilang yang terjadi di belahan dunia lain itu baru saja mendapat atensinya. Padahal dokumen itu sudah dia terima dari sang Komandan sebagai tugas sampingan The Sacred Seven beberapa bulan yang lalu.

Saat itu mereka tidak terlalu menanggapi karena belum genap dua puluh empat jam sejak dokumennya dikirim, Badan Inteligen setempat kembali menarik kasus tersebut dengan dalih urusan negara dan akan diselesaikan sendiri.

Namun, siapa yang mengira bahwa Martin akan membuka dokumen itu kembali. Saat ini. Beberapa kasus orang hilang yang tidak banyak mendapat atensi publik baru-baru ini seolah menarik perhatian Martin sepenuhnya. Padahal tugas resmi dari BIT__ Badan Inteligen Tora_adalah agar Sacred Seven fokus pada para calon Perdana Menteri.

"Ku pikir kau sudah pulang karena aku telat."

Martin berjengit saat mendengar suara dari belakang punggungnya. Dia pasti sangat berkonsentrasi sampai tidak mendengar Joan membuka pintu. Ditegakkannya punggung yang tanpa sadar merunduk sejak tadi, kemudian melirik jam tangan yang kini menunjukkan pukul dua pagi.

"Sepertinya aku lupa waktu karena menemukan sesuatu yang menarik, " ucap Martin sambil menyodorkan tablet berwarna abu yang sejak tadi dipegangnnya.

Joan menerimanya tanpa protes. Membaca judulnya sekilas dan melirik kembali ke arah Martin yang tidak mengalihkan pandangan darinya.

"Ini kasus yang terjadi beberapa bulan lalu, kan? Aku sempat membacanya bahkan setelah permintaannya dibatalkan."

"Ya. Lebih dari 5 kasus dalam satu negara. Awalnya ku kira hanya kasus orang hilang biasa sampai aku menemukan kesamaan dari kasus-kasus ini. "

"Rentang usia dan latar belakang korban. "

Martin menoleh cepat ke arah Joan. Masih sering terkejut dengan kecepatan Joan menyimpulkan segala hal dengan tepat. Dia bahkan harus mengulang baca kasus-kasus itu dan baru berani menarik kesimpulan malam ini.

Dia bersedekap, menyandarkan punggungnya pada sofa panjang dengan lebih santai. "Sia-sia aku membuang-buang waktuku membuka dokumen lama. Lebih baik bertanya padamu saja kalau tahu begini. Then, what's the point, Mr. President?"

Joan mengangkat bahunya acuh. Tidak merasa bersalah sama sekali karena pengamatannya tentang kasus orang hilang ini memang murni karena rasa penasaran, bukan hal lain.

"Kau yakin ingin mendengarnya sekarang, Karl? Ini sudah lewat tengah malam!"

Joan dan Martin memang sedekat itu untuk bisa saling memanggil nama tengah. Alasan Martin bisa berada di apartemen ini pun juga sama, dia meminta akses khusus dengan alasan agar bisa masuk sewaktu-waktu.

"Maka cepatlah. "

Martin melihat Joan yang menghela napas pasrah lalu duduk di sebelahnya, menarik dasi hitam yang terasa mencekik lalu melonggarkannya, tampak sangat lelah. Tapi sepertinya rasa penasarannya kali ini menghilangkan empati Martin untuk sesaat.

"Kasus ini terjadi sebagian besar di negara-negara kecil yang aksesnya terbatas. Semua yang menghilang berada di rentang usia 15-25 tahun, laki-laki, tanpa orang tua, tinggal di panti asuhan atau bahkan sendirian. Orang sekitar tidak segera melaporkan kepada petugas dengan alasan hubungan yang tidak terlalu dekat atau prosedur yang terkesan merepotkan. Alhasil, mereka yang peduli hanya membuat poster-poster sederhana dan menempelnya di tembok-tembok bangunan.

"Beberapa ditemukan berada di kota lain, mengubah nasib katanya. Tapi lebih banyak lagi yang tidak ditemukan sampai sekarang. Dan seperti yang kau lihat, karena hampir semua yang menghilang itu adalah pemuda-pemuda yang hidup sendirian, kasus ini dibiarkan begitu saja tanpa ada tindak lanjutnya."

The Hidden Prince (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang