Chapter 1

100 25 20
                                    


                                      *Happy reading*

"Ma, jangan pergi" lirihnya

"Ma, Amel ga punya siapa siapa lagi kalau mama pergi, hiks"

"Amel harus kuat ya, kalau papa sering memperlakukan Amel dengan kasar kamu ga boleh benci papa kamu"

"Amel ga mau ma"

"Kamu harus dengarkan kata mama, ini demi kebaikan kamu sayang"

"Amel ga mau ma, papa udah jahat sama mama"

"Ga apa apa, mama udah maafin kesalahan papa kamu kok, mama mau istirahat mama cape nak"

"Maa___"  Amel seketika terbangun dari mimpi buruknya. Ia segera mengambil minum yang berada di atas nakas, ia segera meminumnya. "Cuman mimpi ternyata" gumam Amel dengan suara seraknya. "Knpa mimpi itu datang lagi, Amel cape kalau mimpi mama terus tiap malam, mana mama ga pernah bahagia lagi kalau aku mimpiin mama" monolog nya.

   
                                             ***

Garel masih tertidur pulas ia tidak mendengar bundanya yang berpote pote di depan pintu kamarnya.

"Garel!" Teriaknya dari luar

Garel seketika terusik dengan suara bundanya yang seperti toa. Ia segera bangun  untuk membuka pintunya. "knapa sih, Bun. Main teriak teriak aja" kesalnya. Setelah membuka pintu kamarnya ia melanjutkan tidurnya, ia tidak peduli dengan Shila yang terus saja perpote pote sambil membuka gorden kamarnya.

"Garel bangun! Ini udah jam 7!" Ucap Shila tepat di depan telinga sang anak.

Garel yang mendapat teriakan Shila tepat di telinganya pun seketika terbangun. Ia memegang kupingnya yang seketika panas. "Bun, kurang besar suaranya lain kali pake toa aja sekalian" kesal garel.

Shila yang mendengar ucapan garel langsung memberikan tatapan tajamnya. "Mending kamu mandi" ucap Shila dengan tangan yang memegang pinggang nya.

"Lah, ngapain mandi lagian ini hari minggu, mending tidur lagi" jawab garel. Dan langsung saja tubuhnya berbaring di ranjang miliknya.

Shila yang melihat itu langsung saja menarik tangan anaknya agar tidak tidur lagi. "Hari Minggu dari mana ini jelas jelas hari Senin garel, kemarin yang hari Minggu" ucap Shila yang seketika tertawa akibat jawaban garel.

Garel seketika membulatkan matanya mendengar ucapan sang bunda. "Kanapa ga bilang dari tadi sih Bun" ucap garel yang langsung berlari ke kamar mandi.

Shila yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya, ia segera pergi dari kamar garel untuk menyiapkan sarapan untuk garel.

                                               ***

Saat ini di meja makan hanya bunyi sendok yang terdengar tidak ada yang membuka suara. Amel sat ini sedang makan bersama dengan sang ayah ibu tirinya,dan adik tirinya yang cuman beda satu tahun dengannya.

"Aku udah selesai" ucap Amel dingin dan pergi begitu saja dari meja makan. Dia bahkan tidak memperdulikan tatapan sinis yang di berikan oleh adik tirinya itu.

"Kak, aku mau ikut sama kakak! Teriak Keyla dari arah meja makan.

Amel yang mendengar ucapan Keyla seketika berhenti dan membalikkan badannya. "Gue ga mau, dan Lo ga usah manggil gue kakak Lo bukan adik gue!" Tekan Amel.

"Amel!" Bentak Arslan

Amel tidak memperdulikan bentakan sang ayah ia memilih untuk tidak meladeni sang ayah yang ujung ujungnya pasti akan terjadi peran dingin antara mereka. Emang sih ini sudah termasuk peran dingin bagi keduanya.

GAREL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang