*Vote and komen gays**happy reading*
Saat ini garel sedang duduk di ruang tamu rumah Amel. Ia memperhatikan seisi ruang tamu rumah Amel. Ia tidak melihat foto keluarga Amel sama sekali.
Amel yang saat ini sudah selesai bikin minum untuk garel segera menghampiri garel. "Minum dulu" ucapnya ketus. Amel sebenarnya masih sangat kesal sama garel.
"Hm" dehem garel yang masih memperhatikan seluruh isi ruang tamu.
Amel yang menyadari itu langsung saja melemparkan bantal sofa ke arah wajah garel.
"Lo ngapain sih"
Garel yang mendapat lemparan maut Amel langsung saja menatap tajam ke arahnya.
"Ga usah lempar lempar segala" ucap garel dengan wajah datarnya.
Amel hanya memutar bola matanya malas. "Lo ngapain di sini sih?" Tanyanya sekali lagi. Sebenarnya Amel sudah menanyakan ini dari tadi, tapi garel malah mengabaikannya.
"Om Arsalan ada?"
"Ada, gue panggil dulu" ucap Amel dan segera beranjak dari duduknya. Ia segera masuk ke dalam ruang kerjaan Arsalan.
"Pa, ada yang nyariin"
Arslan seketika terkejut dengan kedatangan Amel yang tiba tiba. "Kebiasaan ga pernah ngetok pintu kalau masuk" ucap Arsalan dingin.
"Ada yang nyariin" ucap Amel yang tidak memperdulikan ucapan Arslan tadi. Ia segera meninggalkan ruang kerja sang papa.
Arslan yang melihat sikap Amel yang tidak pernah berubah hanya menggelengkan kepalanya. Ia segera meninggalkan ruang kerjanya, dia akan menemui anak dari teman bisnisnya yaitu garel.
"Sudah lama kamu nunggu?" Tanya Arslan yang baru saja datang.
Garel yang mendengar itu langsung berdiri untuk menyapa. "Ga om" jawab garel dengan sopan.
Garel segara mengambil berkas yang berada di dekatnya dan langsung memberikannya kepada Arslan. "Kata papa saya sudah di tanda tangani" ucap garel.
Arsalan segera mengambil berkas itu dan memeriksanya. Ia kemudian memperhatikan wajah garel, Arsalan seperti pernah melihat garel tapi ia tidak tau ia melihat dimana.
"Kamu teman anak saya?"
Garel yang mendapat pertanyaan yang di lontarkan oleh Arslan hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Iyh om"
Arsalan mengangguk ngangguk kan kepalanya. Ia segera menoleh ke arah atas untuk melihat apakah Amel masih berada di tangga atau tidak.
"Amel!" Panggil Arslan.
"Amel!" Panggilnya sekali lagi.
Amel yang saat ini hendak masuk ke kamar dia urungkan akibat panggilan dari ayahnya. "Knapa lagi sih" kesalnya. Ia segera turun ke bawah untuk menemui Arslan.
"Knapa pa?" Tanya Amel dengan kesal. Bagaimana tidak kesal ini sudah yang ketiga kalinya ada yang mengganggunya untuk beristirahat.
"Panggil mama kamu" ucap Arslan.
Amel yang mendengar ucapan enteng dari Arslan hanya memutar bola mata malas. "Noh udah nongol, ga ada lagi kan aku udah ngantuk" ucap Amel yang menunjuk dela yang baru saja keluar dari kamar. Dia segera pergi dari hadapan Arslan dan garel ia tidak peduli dengan papanya yang menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAREL
Teen Fiction"Garel, Lo benar benar yah!" Murka Amel Garel yang mendengar teriakan Amel seperti toa seakan tidak mendengarkan nya. Ia membalikkan badannya untuk melihat wajah Amel yang pasti sudah merah padam, menahan emosi yang akan meledak sebentar lagi. "Ra...