*vote and komen*
*Happy reading*Plak
Adena yang mendapat tamparan dari sang ayah, seketika terkejut. Dia kemudian berdiri dari duduknya.
"Kenapa papa tampar adena?" Tanya adena sambil memegang pipinya yang seketika panas.
Reno yang mendengar pertanyaan adena seketika geram. "Masih nanya, ini apa hah!" Ucap nya dengan suara yang sangat menggelagar hingga sang istri yang saat ini sedang di dapur langsung menyusul mereka.
"Ada apa pa!"
Reno segera membalikkan badannya dan menatap sang istri. "Nilai adena ma". Yang langsung memperlihatkan nilai ulangan harian milik adena.
Adena yang melihat apa yang di pegang oleh Reno seketika pucat pasi, padahal adena sudah menyembunyikannya.
Reno menoleh lagi ke anaknya. Dia yang melihat Adenan hanya diam seperti itu ingin sekali menamparnya lagi. "Kenapa, nilai ulangan kamu hanya dapat 90 hah!" Bentaknya.
"Kamu ga belajar!"
"Mau jadi apa kamu, liat Kakak kamu bisa banggain papa sama mama!"
Adena hanya diam mendengarkan ucapan ucapan papanya.
"Maaf pa" ucapnya lirih. Hanya ini yang dapat adena ucapakan, dia tidak mampu jika harus berkata banyak yang ujung ujungnya pasti Reno dan Sinta tidak akan mendengar nya.
"Maaf maaf, pokoknya papa mau kamu ikut les!" Ucapnya mutlak dan meninggalkan adena yang sedang menangis tanpa suara.
"Dena ga mau pa!" Jawabnya dengan suara keras. Tapi Reno tidak mendengarkan nya.
Sama halnya dengan Sinta yang pergi meninggalkannya mengikuti sang suami. "Belajar ga, usah jadi Beban" ucapnya sebelum benar benar pergi.
Adena yang mendengar ucapan Sinta, seketika sesak nafas. "Aku udah berusaha ma, pa. Dena harus gimana lagi supaya kalian ga selalu ngebandingin aku sama kakak" lirihnya.
***
Amel saat ini sudah selesai membersihkan dirinya. Ia kemudian duduk di sofa yang berada di dalam kamarnya. Amel mengingat kejadian tadi, yang dimana ia memeluk tubuh kekar garel.
"Anjir tadi serius gue peluk garel?" Ucapnya yang mengigat kejadian tadi.
"Pake nangis segala lagi" gerutunya pada dirinya sendiri.
"Cengeng banget sih, pasti besok gue di ledekin abis abisan" kesalnya. Amel dapat membayangkan wajah garel yang akan meledeknya habis habisan besok.
"Ga, Lo ga boleh ketemu dia besok" ucapnya dan beranjak dari duduknya.
Amel memilih buat keluar kamar dia. Ia sangat lapar sekarang. Saat Amel di ruang tamu ia melihat Keyla yang saat ini sedang sedang bersama temanya. Dia hanya melewati mereka begitu saja.
"Key, itu kakak tiri Lo?" Tanya Gista sambil menunjuk Amel yang saat ini sudah berada di dapur.
Keyla hanya mengangguk. "Iyh, itu kakak tiri gue, songong orangnya" ucapnya yang menatap Amel dengan tatapan sinis nya.
"Lo berdua ga akrab?"
"Ga, malas gue"
Gista yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya. "Eh, tapi ada yang nyariin dia tau" celetuk Gista.
"Siapa?"
"Kakak kelas key!" Bisik Gista.
Keyla yang mendengar bisikan Gista hanya memutar bola matanya malas. "Palingan juga ga ganteng" cibir Keyla.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAREL
Teen Fiction"Garel, Lo benar benar yah!" Murka Amel Garel yang mendengar teriakan Amel seperti toa seakan tidak mendengarkan nya. Ia membalikkan badannya untuk melihat wajah Amel yang pasti sudah merah padam, menahan emosi yang akan meledak sebentar lagi. "Ra...