Bel apartemennya di pencet berkali-kali membuat Kaluna harus menunda acara skincare nya pagi hari ini. Ia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang bertamu pagi-pagi.
Bisa Kaluna lihat Karel yang datang dengan pakaian santai dan wajah sedikit ia tundukkan. Melihatnya membuat Kaluna bingung, ia tarik Karel untuk masuk dan mendudukkannya di sofa.
“Kamu kenapa?” Kaluna pegang dagu nya agar bisa menatap sepenuhnya.
“Muka kamu kenapa bisa gini??”
Kaluna kaget sebab beberapa titik diwajah Karel memar dan sedikit bengkak, ditambah lagi dibagian sudut bibirnya.
“Ini udah di obatin belum?”
“Gak sempet.” Mendengar jawaban Karel membuat dirinya menghela nafas, Kaluna beranjak untuk mengambil kotak obat.
Selama diobati, tak ada percakapan sama sekali diantara keduanya. Wajah Karel sepenuhnya menghadap Kaluna tapi matanya berkelana kesana-kemari, sampai diakhir pun Karel tidak berani menatap wanitanya.
“Gak mau ngomong?” Kaluna bertanya setelah menaruh kotak obat itu pada tempatnya.
“Semalem jatoh dari motor terus gak sempet mau obatin karna keburu ngantuk.”
“Terus kamu biarin aja gitu lukanya??” Karel mengangguk.
“Jatoh dimana? Kalo jatoh dari motor bukan begini bentukannya, ini bentukan luka abis dipukul. Iya kan?”
“Engga, Luna. Aku beneran jatoh dari motor, aku jatohnya nyium aspal.”
Entah harus percaya atau tidak, Karel seperti menyimpan sesuatu yang tidak ia ketahui. Selama berpacaran dengan Karel, Kaluna tidak pernah mendapat omongan atau pun pembicaraan negatif tentang dirinya ataupun Karel seperti mempunyai musuh? Atau pun ada someone yang tidak menyukai Kaluna maupun Karel.
Karel juga bukan orang yang seperti itu, berkelahi atau pun mencari masalah diluar sana.
“Gak ngantor?”
“Aku ngambil cuti sehari, mau seharian sama kamu boleh kan?”
Kaluna tersenyum, “Setiap hari juga boleh, Karel.”
Kata-kata yang sedikit agak menyinggung hubungan mereka yang gini-gini saja. Kaluna senang sebab Karel masih mengingat dirinya yang berstatus sebagai kekasihnya, terlebih lagi seharian kemarin mereka tidak bertukar pesan atau pun bertemu. Sama-sama disibukkan oleh pekerjaan.
“Aku abis ini mau ke toko, lagi banyak pesanan.”
Karel mengangguk, “Aku anterin!”
★★★
Toko Kaluna hari ini cukup ramai, banyak yang memesan kuenya baik kue ulangtahun ataupun semacam kue bolu. Tidak hanya kue, Kaluna juga menyajikan snack ringan yang dikemas dari plastik Standing Pouch mulai dari ukuran kecil sampai ukuran besar. Toko Kaluna juga identik dengan Croissant nya yang sangat enak, tak jarang anak muda ataupun lansia suka berkunjung ke toko kue Kaluna hanya untuk membeli Croissant nya.
Luna's Bakery. Netra Karel disuguhkan oleh dinding-dinding berwarna pink pastel yang dihiasi sedikit sparkle, menambah kesan aesthetic sekaligus indah secara bersamaan. Karyawannya juga banyak, rata-rata wanita semua.
Kaluna menuntun Karel untuk duduk lalu pergi meninggalkan laki-laki itu sendiri. Sejenak Karel tatap Kaluna yang menghampiri salah satu karyawannya yang tengah membuat sesuatu. Setelahnya Kaluna kembali dengan membawa segelas minuman dan juga dua Croissant yang diletakkan di piring.