NEBULA : Rosette

112 32 0
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 22:45. Jericho mengemasi kertas-kertas yang berantakan di mejanya, ia rapikan lalu menyimpannya ditempat yang seharusnya lalu setelah itu keluar dari ruangan.

Masih ada yang lembur malam ini, jauh lebih lama dibanding dirinya sebab sebagian sudah diselesaikan hari ini oleh Jericho, sisanya akan dilanjutkan besok. Jericho berjalan menuju parkiran gedung lalu pergi dengan mobilnya.

Setelah sampai dirumah, ia bergegas ke kamar untuk mandi. Berlanjut membereskan tas kantor miliknya dan melanjutkan kerjaannya tadi sebentar.

Ditengah fokusnya menatap laptop, perkataan Jendra tadi siang membuatnya harus berhenti mengetik. Ia menghela nafas panjang lalu mengusak rambutnya. Mengingat hal itu membuat Jericho teringat pada Kaluna, mereka berpisah di toko kue Kaluna saat Jericho mengantarnya tadi yang membuat Jericho hampir saja telat saat sampai di kantor.

Hanya memakai celana training hitam dan kaos putih bergambar, Jericho keluar dari kamarnya dan menutup rumah lalu menuju garasi untuk mengambil motor. Tanpa menggunakan jaket, Jericho berlalu meninggalkan halaman rumahnya, membiarkan kulitnya menyapa angin kencang malam ini.

Jericho mematikan motornya di depan Alfamidi untuk membeli rokok sebentar. Setelahnya ia duduk di kursi yang sudah disiapkan didepan Alfamidi tersebut, Jericho menghidupkan 1 rokok sembari menatap layar ponselnya.

Sesaat ia membaca semua pesan yang ada di grup, menscroll-nya keatas sebelum panggilan dari Jendra terpampang mengisi layar ponsel yang disertai nada dering. Jericho mengangkatnya diselingi hisapan yang entar sudah keberapa.

“Jadi kesini gak?”

“Otw”

“Halah tai otw otw taunya masih rebahan, sini cepetan! Udah rame nih yang ngumpul. Gak kangen gaple lo?”

“Gak dulu, udah pensi—”

“Sejak kapan gue sama Luna? Gue balik sama Susan karna yang gue mau dia. Walaupun tadinya sempet udahan tapi sekarang balik lagi, dulu ada masalah kecil makanya udahan, pikiran masing-masing juga lagi kalut waktu itu buat mikir jernih.”

“Gue kira lo sama Luna, terus yang semester 3 itu apa anjing?! Kan lo pernah nembak dia??”

“Dare doang, udah lah gausah dibahas.”

“Tampang-tampang starboy gini nih”

Pakboy taii

Disaat Jendra sibuk mengoceh, lain halnya dengan Jericho yang sibuk mendengarkan percakapan disebelah Jendra. Mungkin Jendra sedang bersebelahan dengan Karel sebab itu suaranya terdengar sangat jelas. Tidak hanya Karel, teman-teman yang lain juga ikut melontarkan pertanyaan tadi yang membuat Jericho emosi.

Woi denger gue gak sih?!! Woy Jer—”

Panggilan itu terputus, Jericho membuang putung rokoknya dengan perasaan geram lalu berdiri untuk menghampiri motornya, ia pergi dari sana dan melaju agar sampai ditempat tongkrongan.

★★★

“Ni anak gak jelas bangsat, malah dimatiin panggilannya!”

“Jericho?”

Jendra mengangguk, “Lagi dijalan kali, yaudah lanjut sampe mana tadi?? Gue ya yang jalan.”

Sempat ditunda sebentar sebab Jendra menelpon Jericho tadi, ia melanjutkan permainannya bersama dengan Hadan, Ardhi, dan juga Harfa.

NEBULATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang