"Arven? Akhirnya kamu datang juga, Nak."
Asmara disambut suara lembut itu saat dia baru saja menuruni mobil, memijaki carport yang luasnya seperti lapangan bola. Sedangkan Arven yang tengah menutup pintu seketika menoleh dan tersenyum tipis. Ia menyambut kedatangan wanita parubaya itu dengan dekapan hangat.
Tak ada kemiripan, namun Asmara sembilan puluh persen yakin wanita ini adalah ibunya Arven. Lihat saja bagaimana manik beliau memandang Arven penuh kasih sayang, cinta, dan harapan.
"Sorry banget Arven telat."
Asmara lihat wanita itu mengangguk maklum. Menepuk bahu Arven.
"Nggak papa, yang penting kamu datang aja Mama udah senang kok. Mereka semua nungguin kamu di dalam." Lalu tatapnya beralih pada Asmara. "Eh, ini siapa?"
Seketika Asmara tersenyum kikuk, agak bingung menjawab apa namun ia ingat pesan Arven saat mereka di dalam mobil.
"Bilang aja kita baru resmi pacaran beberapa bulan."
"Lo harus bisa meyakinkan ibu gue kita sepasang kekasih."
"Dan jangan sekali-kali lo keceplosan panggil gue 'Pak' di hadapan mereka."
Ya Tuhan. Bagaimana kalau semua itu gagal?
"Aku Asmara pacarnya Arven tante, salam kenal." Dan yah Asmara berusaha melakukannya meski dengan satu tarikan napas panjang.
"Pacar?" Flora mengerjap kaget, menatap sang putra. "Sejak kapan kamu punya pacar, Ven? Kenapa baru kenalin ke mama?"
"Baru beberapa bulan kok tante, Arven sengaja nggak ngasih tau karena mau ngasih surprise," jawabnya spontan.
Arven bersedekap memberikan Asmara satu tarikan sudut bibir. Kerja bagus, batin pria itu sekarang.
"Surprise? Duh, mama beneran kageet lho, syukurlah, ternyata kamu masih normal Nak, mama kira... "
"Ma!" potong Arven seolah bisa membaca apa yang Flora katakan.
Flora terkikik. Tatapnya penuh minat kepada Asmara. "Kamu, siapa namamu tadi? Kamu cantik bangett."
"Asmara Senjani, Tante."
"Namamu juga estetik. Kenalin tante Flora mamanya Arven," Ia merangkul pundak Asmara. Memberikan senyum hangat tanda menerima kehadirannya sebagai kekasih sang putra. "Masuk yuk! Selamat datang di rumah Arven yaa. Ah bukan rumah dia tapi rumah orang tuanya. Arven punya rumah sendiri di daerah Menteng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend With Benefits
Romance[21+] Asmara Senjani hanya ingin lulus kuliah tepat waktu lalu bekerja demi menghidupi adik semata wayang dan ayahnya yang tengah sakit, namun sulitnya keadaan ekonomi membuat Asmara terkendala membayar UKT kuliah. Ia terjebak dalam dua pilihan, mel...