Hari Pertama

233 16 7
                                    

🌞🌞🌞

Pagi harinya, seperti ucapan sang kepala keluarga, hari ini mereka akan bersih-bersih rumah. Terutama untuk membersihkan kamar baru Zhiel. Mulai dari mengosongkan barang-barang tak terpakai di kamar itu, sampai menggantinya dengan barang-barang baru yang nantinya akan jadi milik Zhiel.

Rega sebenarnya malas, ya siapa sih yang mau menyibukkan diri dengan bersih-bersih, tapi mau gimana lagi. Ia lebih malas mendengar omelan Papanya. Jadilah sekarang Rega tengah menyibukkan diri dengan sulak dan kain lap untuk membersihkan jendela dan kaca balkon di kamar yang sekarang menjadi milik adik tirinya.

Sementara anak itu kini sibuk dengan sapu di tangannya, setelah tadi ribut dulu antara siapa yang menyapu dan siapa yang mengelap jendela.

"Bisa kesanaan aja nggak nyapunya? Lo liat gue lagi bersihin kaca disini," ucap Rega saat Zhiel menyapu lantai di sekitarnya.

"Lo tau gue lagi nyapu, ya lo minggir lah. Mau lo gue sapu sekalian?"

Rega berdecak kesal dengan balasan adiknya itu, tapi, akhirnya ia nurut juga dan bergeser memberi jalan untuk Zhiel. Ia harus mengalah, kata Papanya.

Rega mengangkat tangannya yang memegang kain lap, bersiap melemparnya ke arah Zhiel saat anak itu membelakanginya, tapi tak jadi ia lakukan, bisa ribut nanti.

Dan setelah selesai bersih-bersih di dalam kamar, kini tinggal ruang tengah dan halaman samping. Dua tempat itu menjadi bagian Rega dan Zhiel saat pembagian tugas tadi pagi-pagi sekali. Sementara Mama sibuk di bagian belakang, dan Papa di bagian depan rumah.

'sungguh kompak sekali keluarga ini.'

Rega dan Zhiel tengah duduk di sofa, masih menikmati waktu istirahat setelah membersihkan kamar.

"Lo bersihin samping rumah ya, gue bersihin ruangan sini," ucap Rega berniat membagi tugas.

Zhiel langsung menggeleng, "Enggak ah, panas! Lo aja yang di luar, gue di sini."

"Enak di elo dong!" protes Rega.

"Lah, lo juga tadi baginya gitu!" balas Zhiel tak terima.

"Samping rumah kan nggak seluas ruangan ini, lo aja di luar biar cepet selesai," ucap Rega lagi berusaha membujuk.

"Ogah! Lo aja yang di luar. Lo capek kan? Nah kalo di luar kan nggak terlalu capek," balas Zhiel masih menolaknya, ia mana mau panas-panasan.

"Kenapa nggak lo aja?"

"Ya kenapa nggak lo aja?!"

"Kok nyolot?!"

"Kok ngegas?!"

"Berisik amat kalian!"

Papa Gani dari arah depan menghampiri, keributan dua putranya ini terdengar sampai luar rumah. Jadilah ia tengok, takut-takut nanti akhirnya saling lempar sapu.

"Kenapa sih?" ucap Papa bertanya.

"Kak Rega nggak mau ngalah, Pa! Dia kan yang lebih tua, harusnya mau ngalah dong," ucap Zhiel buru-buru mengadu.

"Kok bawa-bawa umur?!" protes Rega, ia tak terima kalau sudah bawa-bawa umur masalahnya.

"Ya emang gitu."

"Kalo gitu lo harus nurut dong sama yang lebih tua," Rega tersenyum saat Zhiel tak bisa lagi menyangkalnya.

"Ribet banget kalian berdua. Suit aja, suit. Yang menang bersih-bersih di dalam, dan yang kalah ya harus terima bersih-bersih di luar," ucap Papa memberi jalan keluar.

Yang akhirnya diikuti juga oleh Rega dan Zhiel. Mereka berdua suit, sampai tiga kali untuk menentukan.

'yahh, jadi begitulah ajaran Papa Gani.'

Accept; Bro!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang