8

2.2K 239 18
                                    

Sepertinya mereka tidak akan bisa pulang ke rumah karena waktu semakin cepat berjalan. Akibat tadi ada insiden kecelakaan, jalan yang biasa dilalui dengan lancar kini cukup padat merayap, tidak bisa berjalan lancar untuk beberapa jam, alhasil Hazel harus pergi langsung ke rumah sakit dengan membawa istrinya. Biarlah Lila tidur di ruang kerjanya saja. Karena 30 menit lagi Hazel harus segera bersiap untuk menjalankan operasi.

Hazel membangunkan Lila yang masih tertidur dengan usapan pelan. Mereka sudah tiba di rumah sakit.

"Ah, maaf aku ketiduran," ucap Lila tidak enak saat Hazel kini sedang menatap ke arahnya.

Hazel langsung menggeleng. Sebenarnya tidak tega membangunkan Lila, istrinya terlihat sangat kelelahan. Tetapi ia tidak mungkin meninggalkan Lila seorang diri di dalam mobil takut terjadi hal buruk. Lebih baik Lila beristirahat di dalam ruang kerjanya saja, itu lebih aman.

"Tidak apa-apa. Sekarang ayo turun."

Lila refleks melirik area sekitar dari jendela mobil. Keningnya kemudian mengerut ketika melihat jika ia tengah berada di rumah sakit. Bukankah tujuan awal mereka untuk pulang ke rumah Hazel dulu. Kenapa sekarang ada di rumah sakit.

"Kita tidak pulang ke rumah dulu?" tanya Lila bingung.

"Tidak akan sempat." Hazel menjelaskan. "Aku akan terlambat jadi aku putuskan untuk membawamu ke rumah sakit. Kamu bisa melanjutkan tidur di ruang kerjaku. Di sana ada ranjang yang biasa aku pakai jika menginap di sini."

Kepala Lila akhirnya mengangguk mengerti. Lelaki ini memang penuh tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Apalagi tengah menyangkut nyawa seseorang Hazel pasti tidak akan menyianyiakan waktunya yang berharga.

Lila kemudian ikut keluar, berjalan beriringan dengan lelaki itu. Tidak ada kontak fisik seperti Hazel menggenggam tangannya tetapi dari pria itu yang mensejajarkan langkah dengannya sudah cukup membuktikan dokter Hazel tengah memperlihatkan bahwa ia adalah pasangan lelaki itu. Sehingga ketika mereka melewati koridor rumah sakit, banyak sekali pasang mata yang menatap mereka penasaran. Terutama beberapa perawat wanita yang ketahuan memandang suaminya dengan tatapan kagum.

Dilihat dari ekspresi mereka dokter Hazel cukup terkenal di rumah sakit ini sampai ada pasien wanita muda yang sangat cantik menyapa lelaki itu. Walaupun waktu masih terlalu pagi untuk bercengkrama.

"Halo Dok."

Hazel awalnya tidak ingin meladeni wanita ini karena sebentar lagi ia harus bersiap ke ruang operasi. Namun karena di sini ada Lila, dan Lila mungkin akan berpikir bahwa ia terlalu sombong pada pasien di sini karena tidak membalas sapaan. Akhirnya dokter Hazel berhenti sebentar untuk membalas ucapan wanita itu.

"Hai. Bagaimana kondisimu sekarang apa sudah membaik?"

Wanita itu seketika langsung tersenyum sumringah, senang dokter Hazel kini tidak sedingin hari biasa.

"Sepertinya belum Dok. Pusing di kepalaku masih belum hilang."

"Kalau begitu istirahat lah di dalam."

"Ah saya bosen Dok di dalam terus. Ngomong-ngomong di samping dokter siapa? Asisten rumah tangga dokter ya? Bawain barang dokter ke sini."

Pertanyaan itu seketika membuat Lila mencelos. Ia melirik lagi penampilan yang amat sederhana. Ia hanya memakai pakaian biasa dengan celana panjang dan atasan memakai switer tebal untuk melindungi tubuhnya dari hawa dingin. Ia lupa jika memakai pakaian ini ia pasti akan mempermalukan Dokter Hazel di mata orang-orang. Dokter Hazel pasti tidak akan mengakui nya sebagai istri.

Tetapi pikiran Lila ternyata salah. Lila sendiri kaget saat mendengar jawaban dari dokter Hazel.

"Wanita ini Lila. Dia istriku."

"Apa?!"

Berbarengan suara kaget yang dihasilkan Clara, Hazel menarik langsung lengan Lila untuk segera mengikutinya berjalan menuju ke ruang kerjanya. Sudah terbiasa dengan perilaku pasien seperti Clara. Dalam beberapa hari ini wanita itu memang seolah cari perhatian padanya padahal Clara bukan pasien yang ia pegang.

Sedangkan wanita itu Clara terlonjak meringis sakit saat ibunya menggeplak bahu nya dengan kasar saat tahu anaknya kembali keluar untuk menggoda dokter ganteng yang ada di rumah sakit ini.

"Kau ini! Mau mempermalukan ibumu hah!"

Clara langsung melirik ibunya kesal, sambil memegangi bahunya yang sakit setelah di geplak ibunya.

"Ibu ngapain sih! Tanganku jadi sakit."

"Kamu yang ngapain! Tidak dengar tadi dokter Hazel bilang udah punya istri. Masih saja mau menggodanya."

Lalu Clara kembali berteriak kesal saat ia diseret paksa ibunya kembali masuk ke dalam kamar rawat yang sudah wanita itu tempati selama 3 hari ini.

***

Hazel sudah tiba di ruang kerjanya. Ia mulai melepaskan coat warna abu nya lalu menyuruh Lila untuk beristirahat dengan tenang.

"Kamu bisa tidur di sini selagi aku bekerja. Nanti akan kubangunkan jika sudah selesai."

Lila mengangguk patuh sambil menatap suaminya yang tengah bergegas mengambil baju berwarna hijau dari lemari kecil di meja kerjanya. Lila masih memperhatikan Hazel yang masuk ke dalam kamar mandi lalu beberapa detik kemudian keluar dengan pakaian medis yang sering Lila lihat di sinetron.

Jadi seperti ini jika ia melihat seorang dokter yang akan melakukan tugas, terlihat sangat mempesona.

Mata Lila masih tidak lepas pada Hazel sampai tubuh lelaki itu tertelan pintu. Lila mulai tersadar jika ia sudah terlalu jauh mengagumi suaminya. Lila mulai melangkah memperhatikan ruangan dokter Hazel yang sangat bersih. Meskipun bau obat sangat tercium menusuk mukosa hidung nya.

Tatapan Lila jatuh di atas meja kerja milik pria itu. Keningnya mengerut tidak menemukan sesuatu selain berkas-berkas yang tidak dimengerti sedikit pun oleh Lila dan sebuah pigura kecil terpajang di sisi meja.

Lila kira ia akan menemukan foto Linda terpanjang di atas meja kerja suaminya. Ternyata dokter Hazel tidak menyimpan foto siapapun selain foto keluarganya. Ia menatap foto tersebut dengan lekat.

Nyonya Yasmin, Tuan Nasir, dan wanita yang ada di dekat Hazel, itu Azalea adiknya.

Lila mulai berpikir tak masuk akal. Mungkinkah suatu saat fotonya akan terpajang juga di meja ini?

Buru-buru Lila menggeleng. Tidak mungkin dokter Hazel melakukan hal tersebut, yang dia pajang hanya foto keluarganya saja. Tidak mungkin sampai memajang fotonya, memangnya dia siapa? Ia bergelar jadi istri dokter Hazel karena sebuah kesalahan, bukan karena saling mencintai.

Foto Linda kekasih lelaki itu saja tidak ada di sini. Apalagi dirinya.

Bersambung...

Dukung cerita ini dengan vote & komen yang banyak. ❤️

Bound To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang