# Bukan Yang Pertama

1.9K 208 11
                                    


Helmi masih setia menutup matanya dan badannya yang demam juga tak berkurang sedikitpun panasnya. Sudah hampir 2 jam helmi menutup matanya dan belum juga siuman.

" bawa ke RS aja gak sih? Kasian kalau disini terus " reynan beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil tas gendongnya

" biar gue telpon dokter keluarga gue aja, bang lagian ntar pas nyampe RS dianya bangun pasti ngajak pulang langsung " chandra mengambil ponselnya dan langsung menelepon dokter yang dipekerjakan oleh keluarganya

" gue tau lo pasti pengen ngomong sama jegar kan, rey? Lo bisa keluar dulu bareng sama chandra biar gue yang jagain helmi " jiko menawarkan diri karena dia sedari tadi terus memperhatikan ekspresi kedua orang itu, dia juga marah tapi dia masih bisa menahan itu untuk nanti.

" gak usah ji, lo juga ikut keluar kita perlu sidang si jegar bareng bareng " reynan menarik tangan jiko lalu diikuti oleh chandra

Marko, januar dan juga jegar berada di ruang tengah dengan hanya berdiam diri tanpa ada satupun dari mereka yang berbicara.

" ini bukan yang pertama kali je, sebelumnya gue sama chandra juga pernah lo tinggal cuma buat nganterin cewek lo itu, senurut itu lo sama cewek lo?! " reynan duduk disebelah marko dan jiko disebelahnya

" gue tau gue salah rey " hanya itu yang bisa jegar katakan karena dia tidak bisa menyangkal apa yang dibilang reynan

" fakultas lo sama fakultas helmi gak begitu jauh! Lo bisa nyamperin dia dulu bilang baik-baik kalau lo gak bisa nganterin helmi balik! Lo juga bisa kasih tau kita, anjing! " reynan sudah tidak dapat menahan emosinya lagi karena perbuatan jegar kali ini memang benar-benar kelewatan

" udah rey udah gue tau lo emosi tapi coba kita dengerin dulu penjelasan jegar " marko mencoba untuk meredam suasana yang penuh dengan amarah ini

" gue harap penjelasan lo masuk akal, bang " chandra yang juga ingin mendengarkan penjelasan jegar mulai angkat bicara

" oke gue bakal jelasin dan tolong dengerin gue baik-baik " baru jegar ingin mulai menjelaskan, mereka ber enam mendengar bel kontrakan mereka berbunyi

Ding dong ding dong

" biar gue aja yang buka " jiko beranjak dari duduknya lalu menuju ke arah pintu depan

Saat jiko membuka pintu, ia sedikit kaget karena belum pernah di melihat orang itu disekitar tempat ini apalagi hujan deras begini siapa yang akan bertamu.

" cari siapa ya pak? " tanya aji memastikan

" saya dokter keluarga adinata mas tadi mas chandra telepon saya katanya temennya ada yang sakit jadi saya disuruh kesini " jelas orang itu

" oh silahkan masuk dok " jiko mempersilahkan dokter tersebut dan mengarahkannya ke kamar helmi

" uhuk uhuk " suara batuk dari kamar helmi menarik perhatian dari semua orang, segera keenam pemuda itu bergegas menuju kamar helmi bersama dokter itu juga.

" hel? Gimana? Mana yang sakit? Ada yang gak enak? Sebelah mana? Tenggorokan lo gak enak? Atau apa? " berbagai pertanyaan keluar dari mulut januar membuat helmi yang baru saja siuman bingung untuk menjawab

" satu satu nu kasian anaknya baru bangun " marko mendudukkan helmi yang masih terlihat lemas

" periksa aja dulu, dok " chandra menyuruh dokter keluarganya untuk memeriksa keadaan helmi sekarang

" jangan capek capek mas helmi sama dikurangin main hujannya apalagi masnya belum bener bener sembuh, ini resepnya tolong nanti tebus di apotek " hanya itu yang dikatakan dokter karena memang tidak ada yang serius

7 PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang