# Penyesalan Marko (1)

1.1K 157 23
                                    


" kalian gak pada ngampus? " jegar bertanya kepada marko juga reynan yang sedang duduk di ruang tengah

" libur sih kita, lo sendiri kenapa gak buru berangkat? Terus helmi mana? Biasa bareng sama lo " reynan melihat sekeliling dan tidak menemukan sosok helmi yang biasanya berangkat bareng jegar.

" gak tau juga masih tidur kali dia, katanya sih matkulnya diganti ke hari kamis jadi dia gak berangkat " jelas jegar

" oh yaudah sono berangkat " reynan mempersilahkan jegar agar segera berangkat dan meninggalkan kontrakan intinya seperti mengusir secara halus

" ngusir gue ya, lo?! " jegar langsung pergi meninggalkan reynan dan marko yang masih berada di ruang tengah

Reynan dan marko hanya terkekeh melihat sikap jegar yang seakan kesal karena apa yang dikatakan reynan tapi tenang mereka hanya sedang bercanda saja.

Dikamar helmi dan januar

" gak sarapan hel? Kenapa tiduran terus? Lagi sakit kah? " januar merasa ada yang aneh dengan helmi sebab tadi malam helmi memilih untuk tidur sendiri dan tidak memaksa januar untuk tidur dikasurnya.

" eughh males sarapan gue, lo aja sana kalau mau sarapan duluan ntar gue kalau udah pengen " helmi kembali merapikan selimutnya yang tersingkap

Januar berjalan menuju kasur milik helmi kemudian dia langsung memeriksa dari helmi dan benar saja jika helmi itu sekarang sedang demam karena suhu tubuhnya terasa panas.

" ke dokter ya? Dari kapan? Kenapa gak bilang sama gue? " januar terus bertanya tanpa mendapat jawaban dari helmi yang saat ini bahkan enggan untuk berbicara

" huh pasti kayak gini kalau sakit, mau gak mau harus digendong biar cepet " gumam januar dengan suara yang dipelankan namun helmi bisa mendengarnya

" gausah nu, lo mesti ngampus kan? Gue oke kok gak serius juga " helmi kembali menutupi dirinya dengan selimut

" gak bisa gitu dong hel, ke dokter aja ya? Lagian kelas gue juga masih siangan nanti jadi bisa nganterin lo dulu, ya mau ya? " januar terus membujuk helmi agar mau dibawa kedokter untuk diperiksa

" beneran gak usah toh juga obat gue masih ada jadi gue bisa minum obat aja " ucap helmi

Januar menyerah membujuk helmi dan akhirnya dia membenarkan selimut yang dipakai helmi sebelum dia beranjak keluar kamar untuk sarapan.

" helmi gak sarapan, bang? " jiko bertanya kepada januar karena dia melihat hanya januar yang keluar kamar tanpa diikuti helmi dibelakangnya

" dia lagi gak enak badan, jadi males buat sarapan " jelas januar

" loh? Dari kapan? Kok kita gak tau? " tanya chandra

" semalem kayaknya soalnya semalem dia gak maksa gue buat tidur disebelahnya " jawab januar lalu menyantap sarapan yang sudah di ambil

" gak mau ke dokter aja? Kan kasian kalau liat dia sakit begitu "

" dianya gak mau chan, gue harus gimana? Tuh anak kan susah diajak ke dokter kalau sakit, kalian juga tau sendiri kan " januar melanjutkan acara makannya

" biar gue coba bujuk kali ya? Siapa tau dia mau kan " jiko beranjak dari duduknya lalu menuju kamar helmi

" tadi gue denger suara marko sama reynan, manusianya mana? " tanya januar kepada chandra

" oh baru aja tadi mereka keluar katanya sih mau ada ketemu sama temen kalau reynan mau ke galeri " jelas chandra

" oh "

Disisi lain

" hel~ kedokter ya? Panas banget lho ini masa iya lo gak mau ke dokter " jiko masih berusaha membujuk helmi agar mau diajak ke dokter untuk periksa

7 PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang