HAPPY READING!
"Dia nyuruh aku buat mutusin kamu kalau enggak dia bakal kasih peringatan lagi," ujar Haikal membuat Pia langsung merubah raut wajahnya dia tampak benci setengah mati dengan Brandon.
Haikal menyadari raut wajah Pia membuat dirinya berhenti untuk bercerita. "Aku enggak bakal ninggalin kamu," ujarnya menenangkan Pia membuat pacarnya tersenyum dengan agak terpaksa dirinya masih sangat kesal.
"Brandon memang dulu pacaran sama aku. Buat taruhan dan manfaatin aku buat ngerjain tugas-tugasnya. Setelah itu, tiba-tiba dia ganggu aku terus katanya sih udah sadar kalau dia suka sama aku bukan sebatas taruhan. Gila, enggak tuh ? Klise banget." Pia bercerita dengan nada yang semakin meninggi di setiap katanya. Dirinya sudah kesal pake banget.
Haikal menyimak sesekali membenarkan anak rambut Pia yang selalu saja menghalangi walah cantik Pia yang sedang bercerita.
"Kayaknya kita cuma perlu saling percaya dan enggak ada yang ditutupin satu sama lain. Kita bisa buat enggak terpengaruh sama ucapan Brandon," ujar Haikal membuat kesimpulan. Pia langsung menggelengkan kepalanya.
"Masalahnya enggak sesederhana itu, Kal. Aku enggak tahu apa yang dilakuin sama Brandon dulu tapi, dia pernah bunuh orang." Setelah Pia berbicara seperti itu, Haikal tidak bisa berbicara lagi dan menatap Pia dengan tatapan tidak percaya.
Seorang anak yang hanya lebih besar sedikit daripada dia pernah membunuh orang dan tidak masuk ke dalam penjara merupakan hal yang aneh.
"Kenapa enggak dipenjara?" tanya Haikal membuat Pia menghela napas pasrah.
"Bokapnya orang pemerintahan. Orang kaya dan berpengaruh. Lo tau sendiri, kan selama ada uang semuanya beres." Pia menjelaskan dan Haikal mengangguk setuju. Memang fakta yang ada selalu menyakitkan warga kecil seperti mereka.
"Dia bunuh siapa?" tanya Haikal dengan hati-hati dia yakin kalau Pia tahu Brandon pernah membunuh orang pasti orang yang dibunuh adalah orang yang Pia kenal.
"Temen deket aku, dia juga kayak kamu, Kal enggak pernah cerita kalau diganggu sama Brandon dan tiba-tiba dia menghilang seminggu. Jasadnya ketemu setelah sebulan kemudian membusuk di sebuah tempat yang enggak terpakai di sana. Sebenarnya enggak ada bukti yang kuat kalau Brandon yang membunuh tapi, dia bilang ke aku kalau dia yang bunuh temen aku itu.
"Bukannya aku bela Brandon. Tapi, apa mungkin dia enggak bunuh temen kamu ? Dia cuma nakutin kamu aja gitu." Haikal kembali mengkonfirmasi. Kalau memang tidak ada bukti yang kuat dan hanya ucapan Brandon yang hanya diperuntukkan untuk Pia saja bisa jadi memang benar laki-laki itu tidak membunuhnya. Hanya saja Pia sudah mempunyai pandangan negatif terhadap Brandon sendiri.
Pia menggelengkan kepalanya, "Enggak, Kal. Dia memang dari dulu jahat. Dia pasti yang berani ngelakuin hal keji kayak, gitu," ujarnya dengan nada yang hampir menangis. Haikal memeluk Pia membiarkan pacarnya itu menumpahkan semuanya untuk sekarang.
"Tenang, Pia. Aku bakal ngelindungin kamu dan diri aku sendiri. Aku yakin semuanya aman asal kita berjuang bersama." Haikal menepuk puncak kepala Pia guna untuk menenangkan perempuan itu dari ledakan emosi yang menjadi tangisan tersebut.
***
Setelah Haikal pulih dan keluar dari rumah sakit dirinya sekarang sibuk pergi ke tempat gym. Membuat Pia jadi sering kena serangan jantung kalau pacarnya itu tiba-tiba mengirimkan foto mirror selfie miliknya yang sedang berada di tempat gym.
Haikal
Mumpung enggak ada kelas. Pi. Ganteng enggak ?
Ngapain foto-foto kayak gitu. Aneh-aneh aja
Fotonya khusus cuma buat Pia kokk
Gila. Ngapain juga bajunya di gulung-gulung?
Kan, nge gym Pi. biar kelihatan gitu
Apanya ? Biar dilihat cewek lain ya?
Pia cemburunya lucu
Siapa yang cemburu. Gila
Pia sudah tidak mempedulikan rentetan chat yang di kirim oleh Haikal lagi. Setelah mendapatkan kirimkan foto itu bohong kalau Pia enggak melihatnya apalagi foto itu hanya khusus dikirimkan untuknya. Dirinya sudah menatap foto tersebut begitu lama bahkan dirinya sudah senyum-senyum sendiri sedari tadi. Dirinya sedang ke kampus karena ada beberapa mata kuliah antara Pia dan Haikal yang berbeda kelas. Pia menunggu temannya yang sedang mengambil pesanan nasi ayam geprek miliknya. Pia menyedot es teh miliknya sembari terus menatap foto yang sudah dari tadi dia lihat. Tidak ada bosannya. Pia jadi merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang sedang jatuh cinta."Pi, lo ngelihat apa sih? Perasaan enggak lo gulirin dari tadi. Nonton vidio apaan ?" tanya Kiranna dengan kepo tidak biasanya temannya begitu fokus terhadap sesuatu yang ada di ponselnya kecuali itu vidio untuk tugas atau materi untuk bahan kuliah.
"Enggak lihat apa-apa, kok." Pia buru-buru menutup ponselnya agar Kiranna tidak bertanya lagi. Tetapi, tindakan Pia malah membuat Kiranna menaikkan alisnya curiga.
"Lo lihat yang aneh-aneh, ya ?" tanya Kiranna dengan tatapan menyipit penuh dengan kecurigaaan.
Pia membulatkan matanya tidak terima dan langsung menyangkalnya dengan panik. kiranna jadi tambah curiga gelagat temannya ingin sangatlah aneh.
"Gue cuma chat an sama Haikal kok, enggak lihat yang aneh-aneh," ujar Pia membela diri. kiranna masih menatapnya dengan wajah yang dibuat-buat membuat wajah Pia memerah.
"Emang orang bucin, gitu ya," ujar Kiranna sembari melahap makanannya sendiri dan mengunyahnya. Melihat ponselnya sendiri dan menjawab pesan di sana.
Pia menyedot es teh tersebut hingga kandas dan menunggu Kiranna menghabiskan makannya. Kiranna yang merasa dilihat terus-terusan oleh Pia mengangkat kepalanya dan menatap Pia yang masih menatapnya.
"Kenapa lo?" tanya Kiranna menghentikan aktivitasnya. Pia menggelengkan kepalanya kemudian melihat ponselnya yang sudah tidak menampilkan notif chat dari Haikal sepertinya pacarnya itu sudah melakukan kegiatannya.
Pia menggelengkan kepalanya dan memilih untuk membuka media sosialnya dan melihat berbagai vidio lucu di sana. Kiranna segera menghabiskan nasinya dan mencuci tangannya ke wastafel yang ada disediakan di dalam kantin.
"Kir, lo tau enggak si Haikal aneh-aneh. Bukannya belajar malah pergi ke tempat gym sama Gerry." Pia memulai obrolan mengeluarkan uneg-unegnya sendiri.
Kiranna menaikkan alisnya bingung terlihat seperti tidak ada masalah di cerita Pia. "Memangnya kenapa? Kan, biar badannya sehat juga," tanya Kiranna menanggapi cerita dari Pia.
"Aneh-aneh nge gym. Mau pamer badannya ke cewek-cewek yang ada di sana berkedok badan mau sehat kalau dia," ujar Pia menjulid pacarnya sendiri. Kiranna yang mendengar jawaban Pia langsung tersenyum paham. Temannya sedang dalam kondisi cemburu buta membuat Kiranna senyum-senyum sendiri.
"Kenapa lo senyum-senyum kesambet?Gue lagi jengkel lo malah senyum-senyum." Pia marah, sementara Kiranna tersenyum ke arah Pia dengan suatu makna.
"Ciee ... udah mulai cemburu nih." Kiranna menyenggol tubuh Pia sembari mereka berjalan ke kelas.
"Apa sih ? Enggak ya!" Pia marah dengan agak gelagapan. Memang Pia sudah tidak bisa mengelak sekarang.
***
Lanjut ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampus BakPia
Teen FictionPia bisa gila kalau Haikal terus-terusan mengganggunya. Mengirimkan pesan yang membuat bulu kuduk Pia merinding dan terus-terusan melontarkan kata-kata cinta bahkan sampai datang ke kos-kosan miliknya dengan alasan tugas kelompok. "Pi, lo tau engga...