3. Perjuangan Naven

8 1 0
                                    

Pada akhirnya Niel dan kawan-kawan pun menghampiri Naven dan teman-teman yang sedang menuju warnet untuk bermain game.

“Eh itu si Niel and geng ga sih?” tanya Mahen kepada teman-temannya.
“Iya tuh, keknya mo ke sini ga sih?” tanya balik Marka.

Saat Niel dan teman-teman nya sudah menghampiri Naven dan lainnya mereka pun berbincang sebentar.

“Kalian mau kemana?” tanya Lavanya.
“Kepo bat lu” jawab Nathan kepada Lavanya.
“Ya udah si cuma nanya doang gitu amat” ujar Lavanya.

Nathan yang sengaja mengoda Lavanya, karena Lavanya seorang perempuan yang lumayan masih lugu.

“Hahahaha, santai dong” kata Nathan.
“Udah-udah lu pada, kita mau ke warnet maen game” ujar Mahen yang sudah cukup lelah melihat mereka bertengkar dikelas.

Mereka pun kembali berpisah Naven dan lainnya menuju warnet dan Niel dan lainnya menuju mall untuk berbelanja.

DIPERJALANAN :

Ketika diperjalanan Niel dan temen-temannya berbincang.

“Sumpah si Nathan ngeselin bat anjir” kata Lavanya yang kesal dengan Nathan.
“Alah nanti jatuh cinta loh, HAHAHAHA” ujar Kaluna yang mengejek Lavanya, “Si Niel diem bae sumpah”
“Kaya yang gatau Niel aja nanti ge dia mah tiba-tiba berubah moodnya” kata Lavanya.

Sedangkan Naven dan lainnya pun sama membicarakan tentang para cewe-cewe itu.

“Sumpah Than lu seneng bat ngejailin si Anya” kata Mahen.
“Seru anjir hahaha” balas balik Nathan.
“Awas nanti jatuh cinta loh” ujar Marka, “Ven lu ngapa sih ga biasa nya lu diem?” tanya Marka kepada Naven
“Kaya yang gatau Naven aja lu pada” ujar Nathan. “EH iya ya” Mahen dan Marka yang berbicara berbarengan.

Mereka pun sampai diwarnet dan dilanjutkan bermain game bersama-sama dengan keseruan dan keasikan mereka saling tertawa bersama begitu juga Niel dan teman-temannya yang sudah sampai di mall umtuk berbelanja, mereka pun sangat bahagia karena bisa belanja bareng sekian lama mereka tidak bertemu.

DIMALAM HARI :

Naven mengirim pesan kepada sahabatnya itu ialah Nathan.

“Than besok lu duluan aja ya gw mau balikin duit bus yang waktu itu hehe” ujar Naven pada Nathan dalam pesannya.

“TING”

“Iye moga berhasil ye” jawab Nathan kepada Naven dalam pesan.

DIKEESOKAN HARINYA :

Saat nya dimulai perjuangan Naven untuk mendapatkan hati Niel dengan awalan mengembalikan uang yang waktu itu Niel membayarkannya bus, Naven pun mempersiapkan semua nya sesuai rencana yang ia buat.

“Oke ven lu harus berani” batin Naven.

Saat perjalanan kesekolah benar saja Nathan tidak menunggu Naven dia langsung berangkat sendirian sedangkan Naven sedang menunggu Niel keluar.

Setelah cukup lama Naven menunggu ternyata Niel berangkat menuju halte dari kediamannya lewat depan tidak lewat belakang yang biasanya ia jalan dan melewati rumahnya Naven.

Akhirnya Naven berangkat kesekolah sendirian dengan perasaan cukup sedih, “Tumben-tumbenan dia lewat depan biasanya lewat belakang”batin Naven. “Gapapa Ven mungkin bukan hari ini”.

Sesampainya disekolah.

“Tumben lu Ven sendirian ga ama Nathan?” tanya Marka kepada Naven dikantin.
“Gw suruh dia duluan” jawab Naven.
“Tumben” ujar Marka

Nathan dan Mahen pun datang menghampiri Naven dan Marka.

“Biasa dia udah mulai beraksi” kata Nathan sambil berjalan menuju tempat Naven dan Marka.
“Ouh begitu toh, pantes aja lu sedih dateng-dateng” ujar Marka.

Naven pun menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini, semua kejadian Naven ceritakan kepada teman-temannya.

“Tumben bat tuh si Niel lewat depan” kata Nathan
“Puguh itu anjir gw juga gatau kalo tau mah ngapain gw cerita ama nanya ke lu pada” ujar Naven.
“Tau tuh si Nathan” Mahen yang sedikit menyalahkan Nathan dengan nada yang bercanda.
“Salah bet kayanya gw ngomong gitu” ujar Nathan

Marka dan Mahen pun memberikan semangat pada Naven bahwa masih ada hari esok untuk berjuang jadikanlah hari ini sebagai pengalaman dan esok penantian.

Mereka pun pergi ke kelas masing-masing dan seperti biasa setelah pulang sekolah mereka pergi ke warnet untuk bermain game.

DIHARI KEDUA

Naven kembali menyiapkan semuanya dengan teliti dan sudah menyiapkan uangnya diamplop yang sangat lucu.

“Oke hari ini ga boleh gagal” batin Naven

Lagi-lagi Naven menunggu Niel lewat depan rumahnya tetapi cukup lama. Akhirnya Niel pun lewat rumah Naven.

“Oke saat nya”

Lagi-lagi seperti sebelumnya Naven menunggu Niel untuk melewati rumahnya dan kini cukup pagi dia lewat menuju halte bus.

Disaat Naven sedang membuntuti Niel ada perasaan tidak enak pada Niel yang berpikiran bahwa dirinya sedang dibuntuti oleh sesorang, ia pun melihat kebelakang demi memastikan.

Namun ketika Niel melihat kebelakang Naven langsung bersembunyi dibalik tembok toko yang ada didekatnya.

“HUH, untung kaga ketauan” batin Naven yang panik bahwa dirinya akan terungkap.

Sementara itu Niel.

“Aneh perasaan kaya ada yang ngikutin tapi kaga ada” batin Niel.

Naven masih malu dan takut bila langsung berhadapan dengan Niel karena Niel tipe cewe yang tidak mudah berbicara ataupun berbincang.

Niel pun melanjutkan perjalanannya menuju sekolah, ketika Niel sudah sampai disekolah tidak lama kemudian Naven pun akhirnya datang dan kembali dengan muka yang cukup sedih karena dia gagal lagi untuk berbicara dengan Niel.

“Tuh liat si Naven pasti kek kemaren lagi tuh gagal” bisik Marka kepada Mahen dan Nathan.
“Pasti tuh dia, tapi gw yakin dia bukan tipe orang yang mudah menyerah” balas Mahen dalam permbicaraan itu.
“Betul si Naven bukan tipe orang yang gampang nyerah tapi lu tau sendiri dia klo gagal, sedih atau gembira pasti cerewet banget” ujar Nathan kepada Mahen dan Marka.
“Iya sih, mending lu samperin kasih semanga kek kan lu lebih lama temenan ama dia jadi mungkin lu lebih tau” ujar Mahen kepada Nathan.

Seperti apa yang disarankan oleh Mahen, Nathan pun menghampiri Naven yang tengah bersedih untuk menyemangatinya.

“Ven udah lu sabar, lu harus menikmati prosesnya Ven karena perjuangan tidak akan menghianati hasil” kata Nathan yang menyemangati Naven.
“gw tau lu tipe orang yang ga gampang nyerah tapi inget Ven lu ga sendiri ada gw, Mahen ama Marka yang siap menolong kapan pun” Nathan yang melanjutkan pembicaraannya.
“WAH BENERAN, lu pada siap nolong gw kapan pun” ujar Naven yang sangat gembira.
“Ah anjir segala bilang gitu lagi gw” batin Nathan, “Ha-ha-ha I-iya Ven s-siap” ujar Nathan yang terbata-bata.

Setelah Nathan berbicara seperti itu kepada Naven ia tidak tahu rencana apa yang akan disusun oleh Naven yang pasti Nathan, Mahen, dan Marka akan kesulitan akan hal itu.

Setelah itu Nathan kembali menghampiri Mahen dan Marka, lalu memberitahu apa yang ia bicarakan dengan Naven.

“HAH, bisa-bisanya lu bilang gitu” ujar Mahen
“Napa sih emang ayolah ikutin aja apa rencana Naven nantinya kita sebagai teman harus membantu bukan?” kata Marka yang mendorong Nathan dan Mahen agar nantinya menolong Naven.
“Apa boleh buat tungguin aja paling nanti siang atau sore pasti nyuruh kita kerumahnya” ujar Nathan kepada Mahen dan Marka.

#Kisah Kasih PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang