5. Perjuangan Naven 3

2 0 0
                                    

Disaat Lavanya ingin menghampiri dengan kebetulan Naven dan Marka menuju kelas nya lalu saat diluar Lavanya berbicara dengan Nathan dan Naven.

“Eh gw mau nanya, siapa yang ngasih banyak jajanan ke Niel?” tanya Lavanya kepada Nathan dan Naven.
“Ouh itu kenapa emangnya Nya?” tanya balik seorang Nathan kepada Naven.
“Niel paling ga suka dikasih kaya gitu dalam jumlah banyak, makanya cari tau dulu sebelum bertindak” ujar Lavanya kepada Nathan dan Naven. “Gw tanya lagi nih ya yang ngasih jajanan ke Niel siapa?”.
“Si Naven tuh yang ngasih” kata Nathan.
“E-eh iya” ujar Naven yang gugup.
“Dalam hal apa lu ngasih begituan? Apa jangan-jangan lu suka ama Niel?” tanya Lavanya kepada Naven yang ingin tau alasan dia memberikan banyak jajanan kepada Niel.
“Iya dia suka ama si Niel Nya” ujar Nathan yang memberi tahu Lavanya.
“Jangan berharap deh ya susah dapetin si Niel mah” kata Lavanya yang membuat Naven ingin menyerah.
“Sebenernya dia juga mau balikin duit si Niel yang waktu itu” ujar Nathan.
“Udah ah shutt” , “Mending istirahat yu” kata Naven yang mengalihkan pembicaraan.

Setelah itu karena jaket Naven terlalu mencolok akhirnya dia bertemu dengan Mahen dan mereka pun bertukar jaket dan Naven memakai kacamata yang dikenakan Mahen. Mahen yang kebingungan dan juga senag tidak mengkhawatirkan itu.

Nathan pun memberitahu apa yang terjadi kepada Mahen, setelah Mahen mengetahuinya dia langsung mengembalikan dan meminta balik kacamata dia.

Setelah pulang sekolah Naven langsung menuju rumahnya tidak bermain dengan teman-temannya. Teman-temannya yang sadar akan hal itu, mereka pun menghampiri Naven dirumahnya.

“Ven keluar gw ama yang laen nih” ujar Marka.
“Apasih udah kalian pulang aja” kata Naven yang suaranya terdengar seperti habis nangis.
“Bakal kita tungguin disini sampe lu keluar” ujar Mahen dengan suara yang lantang.
“Dih lu aja yang nungguin gw sih ogah ya” kata Nathan yang langsung membuat Naven membuka pintu rumahnya.

Akhirnya mereka pun masuk kedalam rumah Naven setelah menunggu diluar begitu lama nya, Naven pun menyampaikan bahwa dia ingin menyerah untuk mengejar Niel. Setelah Naven menyampaikan itu, Nathan pun terus mengejeknya.

“Alah nyerah-nyerah ujung-ujungnya ah besok ge dateng ke kelas gw gimik mau ketemu Niel” Ujar Nathan yang mengejek Naven. “Udahlah Ven, udah tanggung kaga usah nyerah gitu lah” kata Marka yang mendorong Naven supaya kembali bersemangat untuk terus mengejar Niel.
“Udahlah ngalir be deh gw” ujar Naven dengan nada yang lemas dan seperti orang ingin menyerah. “Udah deh mending ngegame kita” kata Mahen yang sudah cukuplelah dengan perbincangan ini.

Akhirnya mereka mengalihkan pembicaraan kosong itu dengan keseruan bermain game dengan banyak candaan dan banyak challenge. Dibalik keseruan mereka tiba-tiba ada suara yang tidak terduga dari seorang Marka.

“Eh suara apa tuh” ujar Mahen. “Bunyi-bunyi yang menunjukan tingkat rantai makanan nih, wkwk” Nathan dengan tingkah jahil nya. “HAHAHAHA, rantai makanan anjir” Naven yang tidak tahan menahan tawa.
“Eh, beli makanan ngapa, dari tadi kita maen ga ada suguhan apa-apa ini sumpah” kata Marka yang sudah lapar dan kesal karena tidak diberikan suguhan oleh tuan rumah.

Marka dan Naven pun akhirnya keluar menuju supermarket untuk membeli makanan dan juga cemilan untuk menemani mereka sedang bermain. Disaat mereka sedang jala. 

DIPERJALANAN :

Marka melihat Kaluna sedang berjalan sendiri yang sepertinya hendak menuju rumah Niel dan Marka pun memiliki sebuah rencana yang mungkin sangat bagus bagi nya dan bermanfaat untuk Naven, tetapi Naven tidak dia beritahu akan rencana itu.

“Lun, sini mau ditraktir si Naven kaga” Teriak Marka kepada Kaluna dan sangat membuat jengkel Naven. “Ngapa lu panggil sih anjir” uajra Naven yang sedikit kesal dengan tingkah Marka.
“Udah diem, lu traktir dia aja sisa nya gw yang urus” kata Marka yang sangat yakin dengan rencana yang hanya dia yang tahu.

#Kisah Kasih PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang