# 7 Waterpark

2 0 0
                                    

"Nad, kita main ke waterpark yuk," ajak Chandra suatu hari. Nadia mengernyitkan dahinya bingung, "Tiba-tiba banget?"

"Ya ngga papa lagi pengen refreshing aja, yuk?"

"Mager," jawaban Nadia membuat Chandra mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sekali sekali Nadd, kapan lagi coba main ke waterpark??" bujuk Chandra. Nadia menghela nafas, jujur ia ragu. Nadia jarang banget pergi ke kolam renang apalagi ke waterpark kayak gitu. Menurutnya pergi basah-basahan dan main air kayak gitu itu merepotkan, tapi karena sepertinya Chandra lagi pengen banget ke waterpark, Nadia jadi berpikir apa salahnya mencoba. 

Jadilah mereka saat ini di hari minggu yang cerah pergi ke salah satu waterpark di Jakarta. Chandra terlihat senang dan sibuk menarik Nadia untuk mengikutinya mencoba berbagai macam wahana dan perosotan. Pada beberapa wahana, Nadia merasa takut, tapi begitu melihat Chandra, ia merasa yakin bahwa ia akan baik-baik saja. Bahwa cowok itu akan menjaganya dan tidak akan membiarkannya terluka, dan itu membuat perasaan Nadia menghangat.

Setelah mencoba berbagai perosotan, terdengar pengumuman kalo wahana tsunami sebentar lagi akan dibuka, Chandra langsung terlihat bersemangat, "Eh wahana tsunaminya udah mau dibuka Nad, kesana yuk,"

"Wahana tsunami itu apa?"

"Ntar kita berdiri di tengah kolam gitu terus ntar ada gelombang air datang gitu deh, kayak tsunami,"

Terdengar mengerikan dan tidak nyaman bagi Nadia, tapi karena melihat wajah Chandra yang terlihat sangat antusias, Nadia jadi merasa bersalah kalau dia menolak ajakan Chandra untuk mencoba wahana itu. Jadi, disinilah mereka sekarang, berdiri di tengah kolam hanya untuk memasrahkan diri diterjang air bah.

Yang Nadia tidak sangka, gelombang tsunami di wahana itu benar-benar kuat dan mampu menyeretnya sampai terombang-ambing di tengah kolam. Ia terseret ombak sampe batuk - batuk.

"Nadiaa, ngga papa??" tanya Chandra cemas, begitu ombak wahana itu mereda dan Chandra berhasil menarik Nadia untuk berhenti terseret.

"Ngga papa," jawab Nadia pelan dengan hidung memerah dan mata berair sambil sesekali mengeluarkan air yang masuk ke kerongkongan dan hidungnya dengan batuk, membuat Chandra jadi merasa bersalah karena sudah mengajak Nadia main ke wahana itu.

Chandra menggandeng tangan Nadia dan mengajaknya menepi, "Udah kita ngga usah main ini lagi, kita pergi ke tempat lain aja, maaf yaa,"

Nadia menatap Chandra. Wajah Chandra yang khawatir, dengan postur tubuhnya yang tegap, bulir-bulir air jatuh membasahi kening cowok itu, membuat Chandra terlihat semakin ganteng.

"Nadia kok ngelongo gitu?? Beneran udah ngga papa? atau mau ke unit kesehatannya ajaa?" tanya Chandra semakin cemas melihat Nadia yang hanya menatapnya tanpa bersuara.

Nadia buru-buru menggelengkan kepalanya, "Ngga usah, gue beneran ngga papa,"

"Beneran?" tanya Chandra lagi berusaha memastikan.

Nadia mengangguk, mereka lalu memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang terdapat di pinggir kolam. Chandra mengambilkan Nadia air putih, ia membukakan tutup botolnya dan menyerahkannya ke Nadia, "Ini minum dulu," katanya.

Nadia mengangguk, lalu mengambil botol yang disodorkan Chandra tanpa banyak kata. Chandra masih menatap Nadia khawatir, membuat Nadia menghela nafas lalu menoleh ke Chandra, "Gue beneran ngga papa, lo sekhawatir itu ya sama gue?"

"Yaiyalah! Masih nanya?"

"Gue cuma kemasukan air aja tadi. Ngga usah lebay. Sekarang kita mau nyoba ke wahana mana lagi?"

Chandra menggeleng, "Udahan yuk, gue laper mau makan bakso,"

Nadia menaikkan alisnya heran,"Beneran udah selesai? Gue ngga papa kalo lo masih mau nyobain perosotan yang daerah sana,"

"Lo ngga liat tangan lo udah keriput gitu? terus lo juga kelihatan kedinginan,"

"Gue kedinginan karena kita lagi ngga di air, paling nanti kalo nyemplung lagi juga udah ngga kerasa dingin,"

Chandra menggeleng tegas, "Ngga, kita pulang aja, lagian kita juga udah 4 jam lebih disini," ucap Chandra, ia mengambil handuk dan menyampirkannya di bahu Nadia lembut, "Yuk," ajaknya. Berbanding terbalik dengan tubuhnya yang merasa kedinginan, anehnya dada Nadia terasa hangat, dan perutnya terasa penuh kupu-kupu. Perasaan yang aneh, tapi Nadia suka dengan perasaan ini. Apakah ini karena perlakuan Chandra kepadanya hari ini? Entahlah, Nadia ngga tau pasti, yang jelas berada di dekat cowok itu membuat Nadia merasa nyaman, dan merasa dilindungi, dan Nadia suka perasaan ini.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang