#15 Graduation

1 1 0
                                    

Nadia belum pernah berbagi rencana ataupun mimpinya bersama orang lain sebelumnya. Hal itulah yang membuatnya kaget ketika di suatu siang Chandra tiba-tiba menanyakan perihal jurusan kuliah yang diinginkannya.

"Emang kamu sendiri mau apa?" Nadia memutuskan balik bertanya sebelum menjawab pertanyaan Chandra.

"Ilmu Komunikasi,"

Nadia manggut manggut, "Cocok sih,"

"Beneran??" tanya Chandra terlihat antusias karena Nadia bilang ia cocok dengan jurusan yang diinginkannya.

Nadia mengangguk, "Iya, cocok kok sama kamu," ucapnya sambil tersenyum.

"Kalo kamu mau apa?" tanya Chandra balik.

"Hmm mungkin Manajemen Bisnis,"

Chandra mengernyitkan dahinya bingung, "Bukannya kamu suka ngelukis? atau sastra gitu?"

Nadia menggeleng, "Ngelukis itu cuma hobiku akhir akhir ini. Aku juga ngga terlalu cocok sama sastra, aku cuma suka baca novel doang,"

Chandra semakin mengernyitkan dahinya, "Tapi kamu keliatan sesuka itu ngelukis. Kamu yakin ngga mau ambil jurusan Seni Rupa atau DKV gitu?"

Nadia menggeleng, "Emangnya aku keliatan ngga cocok masuk Manajemen Bisnis ya?"

Mendengar pertanyaan Nadia, Chandra buru-buru menggeleng, "Nggaa, maksud aku bukan gitu.  Aku cuma kaget aja soalnya kamu ngga pernah ngomong kalo kamu suka manajemen bisnis sebelumnya,"

Nadia tersenyum tipis, "Aku... mau hidup mandiri tanpa ayahku lagi Chan,"

"..."

"Selama ini aku udah nyoba belajar trading saham. Aku mikirnya aku mau pelajarin itu lebih serius lagi biar bisa lebih berkembang dan bisa kuandalin untuk keuangan aku kedepannya,"

Chandra mengangguk, "Itu bagus kok, aku bakal selalu dukung kamu apapun yang kamu lakuin. Selama itu bisa bikin kamu bahagia,"

Nadia tersenyum, merasa bahagia bisa mendapat sosok pacar yang selalu mendukungnya. "Tenang aja, aku tetep ngelukis kok. Tapi cuma sebagai hobi aja,"

Chandra tertawa lalu mengusak rambut Nadia gemas, "Iya iya aku percaya sama kamu,"

***

Hari-hari berlalu dengan cepat. Tanpa terasa, mereka sudah selesai ujian sekolah dan hanya tinggal menunggu waktu untuk prom night dan wisuda. Nadia sebenarnya malas ikut prom night, tapi Chandra meyakinkannya untuk ikut. Mereka berjanji untuk jadi partner prom night satu sama lain. Jadilah Nadia pada akhirnya mengiyakan keinginan Chandra. Prom night sekolah Chandra dilaksanakan lebih dulu daripada sekolah Nadia. Prom night sekolah Chandra berjalan lancar, dan Nadia lumayan enjoy karena tidak ada yang mengenalnya disana sehingga ia merasa lebih bebas. Lain halnya dengan prom night sekolahnya, Nadia tidak bisa membayangkan akan seperti apa nanti. Nadia takut, dia ngga mau ketemu sama teman temannya.

"Nanti kita dateng bentar terus langsung pulang aja kali ya," ucap Nadia ketika mobil Chandra sudah terparkir di basement hotel tempat prom night sekolah Nadia akan dilaksanakan.

Chandra menoleh, mendapati wajah ceweknya yang saat ini terlihat sangat gelisah. Ia memutuskan untuk menggenggam tangan Nadia, berusaha menenangkan. "Ngga papa Nadia, ngga bakal ada yang terjadi. Kita cuma datang ke prom night. Lagian ada aku juga kan? Apa yang sebenernya kamu takutin?"

Nadia menggigit bibirnya, masih terlihat gelisah, "Aku cuma... Aku ngerasa nervous aja harus berbaur sama temen-temen sekolahku. Lagian aku juga ngga punya temen deket di sekolah. Mau aku dateng atau ngga juga ngga ada bedanya,"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang