#6 It's Okay To Not Be Okay

6 0 0
                                    

Bohong namanya kalau Chandra bilang dia ngga sadar ada sesuatu yang selalu disembunyikan Nadia. Nadia sering terlihat murung, Chandra juga jarang mendengar Nadia berbicara tentang keluarganya apalagi temannya. Hal itu tentu saja bikin Chandra bertanya-tanya, tapi Chandra berusaha sabar dan membiarkan Nadia yang lebih dulu membuka diri, ia sadar memaksa Nadia untuk cerita hanya akan membuat cewek itu kembali menjauhinya, dan Chandra ngga mau hal itu terjadi.

Siang itu, Chandra lagi makan siang bareng Nadia habis Nadia pulang sekolah, wajah Nadia yang terlihat badmood dan tingkahnya yang lebih pendiam daripada biasanya membuat Chandra yakin ada sesuatu yang terjadi sama Nadia hari ini. 

"Ada kejadian ngga enak ya hari ini?" tanya Chandra akhirnya, yang hanya dijawab gelengan kepala oleh Nadia. Chandra hanya mengangguk, memutuskan untuk ngga memaksa Nadia sampai cewek itu yang mau cerita sendiri.

"Lo tau ngga Nad, gue pernah denger ada orang yang bilang 'it's okay to not be okay'. Lo ngga harus selalu baik-baik aja setiap saat, ada saat lo down dan emang butuh orang lain untuk berbagi and that's totally normal kok," ucap Chandra.

"Kata siapa?"

"Kata drakor yang lagi viral itu loh,"

Nadia mendengus, "Gue udah mau terharu ya bangsat,"

Chandra cengengesan doang sedangkan Nadia memutar bola matanya kesal.

"Tapi Nad, kali ini gue serius," ucap Chandra tiba-tiba.

"Apa?" tanya Nadia malas.

"It's okay to not be okay, dan it's okay untuk sharing sama orang lain soal masalah yang lagi lo alamin. Tiap lo lagi ngga baik baik aja, inget kalo lo punya gue, ya?"

***

Ternyata, kata-kata Chandra tempo hari masih belum menggerakkan hati Nadia untuk lebih terbuka sama Chandra. Waktu itu Chandra ngelihat Nadia nangis di dojang. Chandra mendekat terus ngusapin ibu jarinya ke pipi Nadia, menghapus air mata di wajah cewek itu.

"Jangan nangis, lo jelek kalo nangis,"

Nadia ngga menjawab perkataan Chandra, ia justru makin sesenggukan.

"Nadia, gue bilang jangan nangis, kasian mata lo,"

"Gue aneh ya Chan?"

"Hah siapa yang bilang lo aneh?? Sini berhadapan sama gue! lo ngga aneh."

Nadia tersenyum tipis, lalu mengusap air matanya sambil menunduk. Chandra memegang dagu Nadia, membuat mata Nadia kini bertatapan dengan matanya.

"Lo ngga aneh. Lo cantik, lo baik, lo spesial, jadi jangan dengerin kata orang lain. Oke?"

Nadia terdiam, perkataan Chandra membuat air mata kembali meluncur ke pipinya, air mata kali ini bukan air mata sedih, melainkan air mata terharu.

"Kok malah makin nangis sih?"

Nadia menggeleng, lalu buru-buru menghapus air matanya. "Ngga papa, makasih ya Chan,"

Chandra tersenyum lembut, tangannya kini terulur untuk mengelus pelan kepala Nadia. Nadia masih belum mau cerita, tapi Chandra bersyukur Nadia mau ia temani, setidaknya itu suatu bentuk kemajuan kan?

***

Di lain waktu, Chandra bertemu Nadia dengan wajah babak belur dan mata yang terlihat bengkak seperti habis menangis semalaman, membuat Chandra semakin yakin ada yang tidak beres dengan Nadia. 

"Astaga Nadia lo kenapa?" tanya Chandra sambil mengecek luka di wajah Nadia cemas.

"Ngga papa, ini cuma habis sparring kayak waktu itu," jawab Nadia.

Chandra menghela nafas, "Lo sparring sambil nangis?? wajah lo bukan cuma babak belur, mata lo juga bengkak kayak orang habis nangis semaleman,"

Nadia hanya diam, memutuskan tidak menanggapi ucapan Chandra. Diamnya Nadia membuat Chandra melanjutkan perkataannya.

"Dan juga ya Nad, lo kalo sparring emangnya ngga pake helm pengaman atau apa gitu ya? kok bisa memarnya sampe daerah kepala terus daerah wajah gini sih?"

"Walaupun pake juga kan bisa aja kena wajah,"

"Tapi muka kamu sampe memar memar gini, lo tuh kayak bukan habis sparing, tapi habis dipukulin wajahnya tau ngga?"

Nadia kembali terdiam mendengar perkataan Chandra.

"Nadia lo..."

"..."

"Lo lagi ada masalah?" tanya Chandra hati-hati, wajahnya sarat kekhawatiran.

"Gue masih atlet amatir, lawannya juga atlet amatir jadi wajar kalo sering kena wajah," Nadia kembali berusaha beralasan.

"Kena wajahnya sampe sering banget loh tapi??"

Nadia terdiam, "Udahlah Chan, gue capek mau pulang, lo jadinya mau nganterin gue pulang ngga nih?"

Chandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Nadia yang mengalihkan pembicaraan, mungkin Chandra harus memberi waktu lagi untuk Nadia. Pasti sulit bagi Nadia untuk terbuka ke orang baru seperti Chandra, tapi Chandra akan sabar menunggu sampai Nadia percaya kepadanya. Dan sampai saat itu tiba, Chandra berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan selalu berada di sisi Nadia.

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang