#13 How Chandra Treats Nadia

2 1 0
                                    

Nadia sering terharu sama semua perlakuan Chandra kepadanya. Tapi kalo ditanya perlakuan apa yang paling membuatnya terharu, jawabannya bukan ketika Chandra menenangkannya ketika ia sedang sedih, bukan ketika Chandra merawat luka di tangannya, juga bukan ketika cowok itu menunggu di luar rumahnya hanya untuk mengantarkan es teller ketika ia haid. Nadia paling terharu ketika Chandra memeluknya di pemakaman Ayahnya Chandra.

Waktu itu, begitu mendengar kabar bahwa Ayah Chandra meninggal, Nadia buru-buru datang ke rumah Chandra, ia melihat cowok itu sedang duduk di ruang tamu, menatap kosong ke arah pelayat yang datang. Nadia menelan ludah, memutuskan untuk mendekati Chandra dan duduk di sebelah cowok itu.

"Chan..." panggilnya lirih.

Chandra tidak menjawab, hanya menatap kosong ke arah depan, matanya terlihat sangat sembap, ada sisa air mata yang sudah mengering di pipinya. Nadia ngga pernah melihat Chandra serapuh ini, ia memutuskan untuk menggenggam tangan cowoknya itu, berusaha menyalurkan kekuatan.

"Yang sabar ya Chan..." ucap Nadia. Ia tau rasanya ditinggal oleh orang kesayangan. Waktu itu dia juga merasakannya ketika Ibunya pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Nadia tau tidak ada kata yang bisa menghibur seseorang yang sedang berduka, jadinya ia semakin bingung dengan apa yang harus ia lakukan untuk menghibur Chandra.

Beberapa saat kemudian, teman-teman Chandra datang, membuat Nadia memutuskan menjauh untuk memberi Chandra dan temannya itu privasi. Ia mengamati dari jauh, melihat Adit, salah satu sahabat Chandra, yang berusaha menghibur Chandra dengan kata-katanya sambil sesekali menepuk bahu Chandra untuk menguatkan.

Mendadak Nadia merasa iri, ia harusnya bisa kayak teman-teman Chandra, berusaha melakukan apapun untuk menghibur Chandra. Bukan hanya duduk canggung di sebelah Chandra dan menggenggam jemarinya. Nadia jadi merasa tolol dan tidak berguna. Selama ini kalau dia nangis atau ketika depresinya kumat, Chandra selalu tau apa yang harus dilakukan untuk menenangkannya. Tapi lihat sekarang, ketika cowok itu bersedih, Nadia ngga tau harus melakukan apa, dan dia membenci dirinya sendiri akan hal itu.

Setelah sekitar setengah jam, teman-teman Chandra terlihat pergi untuk mengobrol dengan Ibunya Chandra, membuat Nadia akhirnya mendekat kembali ke arah Chandra. Kali ini dia harus bisa mengatakan sesuatu, atau setidaknya melakukan sesuatu untuk menghibur Chandra.

"Chandra..." panggil Nadia lirih. Kali ini Chandra menoleh ke arah Nadia, iris matanya yang gelap menatap lurus ke arah mata Nadia, mendadak lidah Nadia terasa kelu, semua kata-kata yang ia siapkan sebelumnya hilang, membuat dia kembali bingung harus mengatakan apa, Nadia jadi ingin nangis rasanya.

"Gue..." kata-kata Nadia terhenti ketika Chandra meraihnya ke dalam pelukannya.

"Chan, ini-"

"Bales pelukan gue," ucap Chandra lirih tepat di telinga Nadia. Nadia bingung tetapi ia memilih untuk mengikuti perkataan Chandra. Ia melingkarkan lengannya di pinggang Chandra, membalas pelukan cowok itu. Chandra mempererat pelukannya, lalu membenamkan wajahnya dalam-dalam ke ceruk leher Nadia, berusaha mencari ketenangan disana.

"Sekarang elus kepala gue," ucap Chandra lagi. Nadia menuruti perkataan Chandra, ia mengelus lembut kepala Chandra. Cukup lama mereka di posisi itu sampai akhirnya Chandra mengangkat wajahnya dan menatap mata Nadia, "Gini cara ngehibur gue. Lo ngga perlu bingung nyiapin kata-kata harus ngomong apa, harus ngelakuin apa, lo cukup jadi diri lo sendiri terus peluk gue kayak gini. Lo cukup jadi pacar gue, cukup jadi Nadia dan tetap ada di sisi gue. Itu udah cukup untuk ngehibur gue. Oke?" ucap Chandra pelan.

Nadia menatap Chandra lama, ada rasa haru yang berusaha ia desak agar tidak keluar berupa air mata. Di saat seperti ini pun Chandra memikirkan Nadia, memikirkan tentang ia yang canggung dan ngga tau harus berkata apa dan melakukan apa. Nadia mengusap jejak air mata di pipi Chandra, lalu menatap mata cowok itu dalam-dalam, "Oke..." ucapnya lirih lalu menaik Chandra untuk kembali ke dalam pelukannya sambil berbisik, "I love you so much Chandra, you deserve the whole world, gue harap lo bisa segera pulih dari kehilangan ini. I will always be with you no matter what,"

Only YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang