[END] Saya Membantu Orang Terkaya Menghabiskan Uang Untuk Mencegah Bencana【2】

335-336

Saya Membantu Orang Terkaya Menghabiskan Uang Untuk Mencegah Bencana - Bab 335

Sejak kapan situasi mereka mulai berubah?

Sheng Man yang egois tidak pernah berpikir bahwa apa yang pernah dia alami adalah kehidupan yang tidak pantas dia dapatkan.

Sheng Lian dan keluarganya berusaha sekuat tenaga untuk menukar kejahatan mereka dengan kejayaan dan kekayaan yang bukan milik mereka. Itulah sebabnya akan tiba suatu hari dimana mereka akan kehilangan semua milik mereka.

Nie Jiqing mengirim seseorang untuk menyelidiki apakah Sheng Luo masih hidup atau tidak. Saat dia menerima berita apa pun tentangnya, dia harus segera memberi tahu dia.

Nie Jiqing masuk ke kamar Sheng Luo. Dia menjaga kamar Sheng Luo seperti apa adanya dan meminta orang-orang datang untuk membersihkannya setiap hari.

Begitu Nie Jiqing masuk ke kamar, emosi kesedihan dan kesedihan melonjak lagi. Dia berjalan ke meja dan membuka laci yang berisi album foto di dalamnya.

Nie Jiqing membuka album dan membuka lipatannya. Ada banyak foto Sheng Luo di dalamnya.

Nie Jiqing dengan hati-hati mengelus setiap foto. Gerakannya sangat ringan, menggambarkan kepedulian dan keinginannya untuk menghargai gambar tersebut; tapi tindakannya juga terlalu hati-hati, karena takut patah jika disentuh.

Nie Jiqing memiliki intuisi yang kuat bahwa kemungkinan besar Sheng Luo masih hidup.

Nie Jiqing mengambil salah satu foto sambil melihatnya tanpa berkedip. Matanya sedikit linglung, "Luoluo, jangan khawatir, aku akan segera membawamu pulang."

Saat ini, ponsel Nie Jiqing berdering. Dia mengangkat telepon dan bertanya dengan penuh semangat, “Apakah keberadaan putri saya sudah ditemukan?”

Pria itu berkata, “Putri Anda memang diculik dan dijual ke desa oleh Liu Cang, tapi…”

Nie Jiqing meraih dadanya saat dia merasakan jantungnya berdegup kencang, “Tapi apa?”

Pria, “Desa itu mengalami tanah longsor tahun itu dan Sheng Luo meninggal dalam kecelakaan itu…”

Setelah mendengar ini, hati Nie Jiqing berdebar kencang. Tangannya mengendurkan cengkeramannya dan foto di tangannya jatuh ke tanah, terhuyung-huyung seperti kupu-kupu yang terbuat dari kertas.

Nie Jiqing bergumam, “Saya tidak percaya…”

Investigasinya pasti salah; Luoluo belum mati.

Nie Jiqing langsung keluar. Langkahnya terlalu cepat karena tiba-tiba dia merasa pusing di kepalanya. Saat dia memiringkan tubuhnya, dia akan jatuh ke tanah.

Zhao Ma menggendong Nie Jiqing dan bertanya dengan cemas, “Nyonya, apakah Anda baik-baik saja?”

Wajah Nie Jiqing bahkan lebih pucat dari selembar kertas sekarang. Suaranya hampir tidak terdengar, tetapi nadanya tetap tegas, “Saya tidak percaya dia sudah mati, saya akan menemukannya…”

Saat mobil melaju ke depan, Nie Jiqing memegang foto itu erat-erat di sepanjang jalan. Dia bergumam, “Luoluo, aku pasti akan menemukanmu.”

Desa itu terletak di daerah terpencil. Saat dia sampai di sana, hari sudah senja.

Penyidik ​​juga sudah menunggunya di sana. Ketika Nie Jiqing melihatnya, dia membuka mulutnya, hanya untuk menyadari bahwa tidak ada satu suku kata pun yang bisa diucapkan dari tenggorokannya.