Happy reading 💐
Terdapat bahas kasar⚠️
Darren dan Gabriel sudah pulang ke rumah masing-masing Gabriel dan Darren masih pisah rumah. Iya lah pisah rumah orang belum jadi juga!.
"Mama!! Gabriel pulang!!." pekik Gabriel dari luar rumah sesekali mengetuk pintu.
"Eh uda—AstaghfirullahAlazim."
"Mah Katolik ma!."
"oh iya." Vina menepuk jidatnya sendiri, Vina kaget melihat wajah anak nya yang penuh dengan coklat. oh iya kita kenalan dulu sama mama Vina, Vina Panduwinata itu lah nama lengkap mama Vina yang memasuki usia 43 tahun.
"Astaga sayang kamu kenapa!? wajah udah kayak terasi loh! Coklat coklat semua itu! Kamu hab—."
"Mah! tanya nya nanti aja Gabriel mau mandi!!" potong Gabriel dengan cepat masuk ke dalam rumah vina hanya menggelengkan kepalanya.
Gabriel masuk kedalam kamar mandi nya.
Kring....
Kring....
Kring...."Kenapa?."
"......."
"Oh tar gua kesana!."
"......"
"Yoi!."
*Tut tutt
"Ah anjir capek!." Gabriel meletakkan tubuhnya di atas kasur berbaring melihat kearah langit langit kamar nya.
"Sayang makan yuk!!." terdengar teriakan Vina dari bawah.
"Iya mah!!." pekik Gabriel yang lagi berbaring.
Setelah selang beberapa menit Gabriel turun dengan baju yang rapi tapi bukan baju jas ya.
"Mah!! Gabriel keluar bentar ya!." Gabriel menuruni anak tangga dengan berlari kecil sambil melambaikan tangan nya di arah depan pintu.
"Hey makan dulu! nanti keluar nya! Gabriel!!." Gabriel langsung keluar rumah Vina hanya menggelengkan kepalanya.
.
.
.
."Wahh! udah rame aja nih." seru Gabriel sambil melepaskan jaket kulit nya di bangku.
"Lama amat sih lu!." Ucap teman nya yang duduk disebelahnya. Afgan vindo itu lah nama nya yang kerap disapa Afgan.
"Iya lama lu!." kali ini teman satu nya yang bernama Saka Bhayangkara usia kedua teman nya sama dengan nya.
"Sorry jing!." seru Gabriel.
"Ya udah mulai gak nih?!." Afgan mengangkat tangan nya sebagai tanda memanggil pelayan. Gabriel dan Saka langsung mengangguk setuju.
1 jam kemudian....
"AH!! ANJIRR..." Gabriel memukul meja dengan keras sampai sampai Afgan dan Saka kaget, Gabriel melepaskan jam tangannya dan memberikan jam tangan nya ke seorang pria botak yang dikerumuni oleh wanita wanita sex.
Gabriel Saka dan Afgan bermain judi.
"Anji*ng!!." pekik Saka dan Afgan menggaruk kepalanya dengan kuat seperti orang frustasi karena kalah, mereka bertiga sudah kalah berkali kali.
"Hahaha lanjut gak nih?." seru pria kepala botak itu dengan wanita wanita yang sesekali memegang pipi, bahu, bahkan dada nya dengan sex.
Permainan itu berlanjut Gabriel Saka dan Afgan tidak memikirkan apa lagi selain memainkan game judi itu.