7. Malam di Bawah Taburan Bintang

52 4 2
                                    

"Apa kau sudah siap?"

Nilou menjawab pertanyaan Cyno dengan mantap. "Siap!"

Cyno dan Nilou akan pergi menjelajahi gurun pasir. Keduanya berangkat dari Desa Aaru menuju Khaj-Nisut. Cyno memilih tempat itu karena lokasinya paling dekat dengan dengan desa dan Caraban Rivat. Kondisi padang pasir lebih ekstrim dibandingkan hutan hujan. Mereka bisa kembali dengan cepat jika suatu keadaan mendesak tiba-tiba muncul.

Nilou merasa sedikit risih. Gadis itu sadar bahwa Setera memegang janjinya. Selama Nilou mendapatkan ciuman dari pria akademika, Setera akan membuat mereka bangun dari mimpi. Akan tetapi, Nilou mencium Kaveh karena dia memiliki perasaan kepadanya, bukan karena misi. Nilou jadi sanksi apakah dia bisa melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya.

"Apa kau tidak apa-apa?" Cyno bertanya dan membuyarkan lamunannya.

"Aku hanya kepanasan. Cuaca gurun cukup gerah."

"Hati-hati. Aku sudah sering melihat banyak orang yang tumbang karena panas. Minum ini."

Nilou menerima botol air dari Cyno. Minuman itu membuat pikirannya jauh lebih jernih. Mungkin Nilou bisa melupakan misinya dan membiarkan semuanya mengalir secara alami. Dia mengembalikan botol minuman itu kepada Cyno. "Terima kasih."

"Tidak usah sungkan."

Mereka melanjutkan perjalanan dengan kaki. Setelah beberapa kilo berlalu, Nilou dan Cyno tiba di tujuan. Khaj Nisut lebih megah daripada yang Nilou bayangkan. Dia bisa merasakan kentalnya peradaban gurun yang dibangun oleh Al-Ahmar. Nilou tiada hentinya mengaggumi tempat itu. Patung bersejarah, pilar bermotif dan teknologi yang tidak pernah dia lihat membuatnya tercengang.

"Wah, menarik sekali! Aku senang bisa mengunjungi tempat ini! Aku dengar ada ruang tahta Raja Deshret di sini. Apa kita bisa ke sana?"

"Hmm... aku rasa akan sulit. Untuk pergi ke tempat itu kita harus menyelesaikan tiga tantangan. Waktu kita tidak akan cukup."

Mereka berhenti berbicara ketika mendengar suara langkah kaki. Cyno dan Nilou segera bersembunyi di balik pilar. Mereka melihat beberapa Treasure Hoarder dan Eremite mengangkut kotak kayu. Keduanya diam-diam mengikuti dan mendengarkan pembicaraan Eremite dan Treasure Hoarder.

"Mau dijual ke mana?"

"Sebuah kapal di Port Ormos akan menyelundupkan barang-barang ini ke Liyue. Harganya tidak mahal di pasar, sih."

"Hah? Bagaimana caranya kau melewati pengawasan pelabuhan?"

"Tenang saja. Ada orang dalam, kok."

Cyno berdiri di antara Eremite dan Treasure Hoarder. "Oh, begitu. Bisa jelaskan lebih detail lagi?"

Semuanya menoleh ke arah pria tersebut dan menjerit.

"KENAPA ADA MAHAMATRA DI SINI?"

"MANA AKU TAHU!"

Para Treasure Hoarder dan Eremite segera menyerang Cyno. Dia menghindar dengan sigap dan lincah. Cyno mengeluarkan tombaknya dan memasuki mode bertempur. Kilatan petir menyerang para Treasure Hoarder dalam satu serangan. Selagi Cyno lengah, Eremite Sunfrost menggunakan kesempatan ini untuk menghunuskan pedangnya. Serangan kejutan itu gagal karena percikan hydro dari Nilou.

"Cyno, aku akan membantumu!"

Pria itu tersenyum. "Terima kasih. Rasanya menyenangkan juga memiliki seseorang yang menjaga punggungku."

Aku Hanya Penari, Tetapi Pria Akademia Selalu MengikutikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang