6. Berdansa di Panggung Padisarah

44 4 1
                                    

Author's note:

Aku burnt out, tapi aku berdedikasi untuk menyelesaikan fanfic ini!

(muntah darah)

***

Nilou dan para anggota Teater Zubayr tiba di Istana Alcazarzarya. Dori menyambut kedatangan mereka dengan ramah. "Hohoho, selamat datang! Silahkan anggap rumah sendiri."

Mereka terkesima melihat keindahan tempat tesebut. Arsitektur Sumeru yang kental, lokasi pemandangan lembah yang menarik dan letak yang strategis membuat tempat itu cukup terkenal. Tidak salah jika arsitektur istana tersebut disebut sebagai bintang Kshahrewar. Kemampuan Kaveh tidak dapat dipungkiri lagi.

Tuan Zubayr dan Dori saling bertukar salam. Selagi keduanya sibuk berbicara, anggota Teater Zubayr melihat istana Alcazarzarya yang megah. Mata Nilou kemudian tertuju kepada sebuah patung yang familiar. "Wah, ini buatan Kaveh!"

Dori menghampiri dirinya. "Indah, bukan? Aku dengar Kaveh mendapatkan inspirasinya dari seorang. Gadis itu sungguh beruntung. Aku bisa merasakan cinta yang dalam di setiap ukiran!"

Nilou menjadi malu mendengar perkataan Dori. Tidak ada yang tahu bahwa Nilou adalah inspirasi Kaveh. Gadis itu jadi mengingat kenangan saat membantu Kaveh. Mukanya menjadi panas mengingat Kaveh menyentuh wajahnya.

Tuan Zubayr bertanya kepada Dori. "Maaf mengganggu percakapan kalian. Kami harus bersiap-siap untuk pertunjukan."

"Wahduh, aku keasikan ngobrol. Ayo kita pergi ke panggung. Tuan Flan sudah menunggu kedatangan kalian di sana."

Mereka berjalan keluar dan melihat pria gemuk berpakaian mewah. Tuan Flan, si milliuner asal Fontaine, berjalan kearah mereka. Pria itu menjabat tangan Tuan Zubayr dengan penuh semangat. "Senang sekali bertemu dengan anda! Aku mendengar banyak cerita menarik mengenai teater anda dari Dori!"

"Wah, saya jadi tersanjung mendengarnya. Harusnya kami yang berterima kasih karena mendapat kesempatan untuk berpentas di sini."

Saat itu perhatian Nilou tertuju pada satu titik. Ribuan bunga Padisarah melingkari panggung. Warna bunga itu tidak pucat, melainkan ungu terang seperti dalam legenda Dewi Bunga. Hati Nilou berdebar melihatnya. Dia berjalan mendekat dan menyentuh bunga tersebut.

"Eh, warnanya luntur?"

Rupanya Padisarah tersebut palsu. Meskipun bukan bunga asli, Nilou tetap terkesan. Membutuhkan waktu dan kerja keras yang besar untuk membuat bunga sebanyak itu. Entah mengapa Nilou mempunyai firasat kuat dan dapat menebak orang yang menghiasi tempat tersebut.

"Apa aku boleh tahu siapa yang membuat panggung ini?"

"Wah, maaf! Yang bersangkutan minta dirahasiakan."

Pertunjukan akhirnya dimulai. Teater Zubayr membawakan cerita tentang sepasang kekasih yang terhalang oleh kasta. Keduanya diam-diam bertemu kembali di sebuah pesta topeng dan melarikan diri bersama. Nilou terlihat semakin menawan dan cantik saat drama berlangsung. Tariannya yang lemah gemulai dan senyum cerahnya membuat para penonton terpesona. Di antara para penonton, seorang pria berambut pirang menatap sosoknya yang elok. Dia tidak mampu

Teater Zubayr menerima tepuk tangan yang meriah. Tuan Flan sangat puas dengan pertunjukan mereka. "Bagus sekali! Kalian pasti akan terkenal kalau menggelar pentas di Opera Epiclese."

Tuan Zubayr menjadi malu. "Hahaha. Terima kasih atas pujian anda."

Nilou bertanya kepada Dori. "Apakah panggung ini akan diam di sini terus?"

Aku Hanya Penari, Tetapi Pria Akademia Selalu MengikutikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang