dua

14 2 0
                                    

Aku yang sedang menonton video di handphone ku terkaget dengan datangnya rahvin bersama adiknya.

"Di suruh ke rumah ama ibu, semalem juga kenapa ga makan di rumah?" Tanya nya sambil berdecak pinggang.

"Ketiduran rah" jawab ku sambil tersenyum.

"Ngedrakor muluu" sindirnyaa.

"Idih, jadi ga nih?" Tanya ku.

Sampai di rumah ibu wima aku melihat ibu sedang sibuk memasak di dapur.

"Lin bantuin ya bu" ucapku sambil memotong bawang dan beberapa bahan - bahan.

"Kemarin kenapa ga kerumah?, Ibu takutnya sakit maag kamu kambuh karena ga makan" ucap ibu sambil melanjutkan masaknya.

"Itu Lin kemarin udah makan sorenya aja tapi, dan semalem ketiduran juga" jawabku dengan tidak enak hati.

"Biasa bu abis ngedrakor ketiduran" kali ini rahvin yang menjawabnya.

Ibu tidak menjawab kembali hanya tersenyum melihat aku dan rahvin saling menatap sengit.

"Lin kamu tinggal di rumah ibu aja ya, ibu takut kamu tinggal sendiri di rumah lumayan besar mana kamu perempuan" ucap ibu menghentikan acara masaknya sejenak.

"Novlin ga papa kok Bu" jawabku pelan.

"Kali ini ga ada penolakan, kamu tinggal di rumah bareng ibu di sini. Kalau kamu pingin banget ke rumah kamu bisa di temenin sama rahvin" ucap ibu lebih tepatnya perintah yang tak boleh di ganggu gugat.

"Iya Bu".

***..

Siang ini aku menemani farin bermain dan mengerjakan pr yang katanya beberapa ada yang susah.

"Kak Lin farin mau makan, minta tolong ambilin ya" ucapnya.

"Iya ayoo kita dapur, kamu tunggu di meja makan yaa" jawabku di sertai senyuman.

Aku menemani farin makan sambil mendengarkan ia sedikit bercerita. Sudah menjadi kebiasaan kami sejak aku kenal keluarga ini 2 tahun lalu.

Sangat beruntung sekali aku di sayang dan dianggap keluarga mereka dengan sepenuh hati. Tanpa membedakan - bedakan kami. Seperti ibu wima yang sangat menyayangi ku.

Setelah makan farin ingin ke kamar katanya mau istirahat. Sedangkan aku ke kamar untuk membersihkan sedikit kamar ku dan aku ingin ke toko buku langganan ku.

Sebelum itu aku mencuci muka ku dan bersiap untuk pergi. Setelah selesai aku ingin membawa rahvin ikut ya rasanya setiap keluar harus bersama.

"Rahhvinn" panggilku. Namun tak ada sahutan dari sang pemilik nama.

Kamar kami sebelahan, jadi aku langsung membuka pintu kamar nya. Saat aku membuka kamarnya terdengar suara musik dari balkon.

Yang sudah di pastikan aku langsung masuk ke kamarnya dan parahnya aku baru melihat dia pertama kalinya telanjang dada dan raut wajahnya santai saja.

"Rahhhh" teriak kuu.

"Apaan?" Jawabnya dengan santai.

"Pakai kaos muu sekarang" ucapku sambil mengalihkan penglihatan ku.

Yang aneh nya siang- siang begini ga pake kaos mana duduk di balkon lagi.

Ya walupun aku akui bahwa badan bagian atas nyaa baguss, seperti nya rahvin tidak pernah olahraga namun entahlah aku kurang tahu.

Tanpa menjawab ia langsung dengan cepat memakai kaos nya.

"Kenapa?, Mau kemana siang- siang gini rapi amat" Tanya nya sambil memperhatikan pakaian ku dari atas sampai bawah.

"Ke toko buku, temenin ya" jawabku sambil tersenyum.

Ia langsung bersiap dan mengambil kunci mobil beserta dompet nya.

"Tumben bawa mobil?" Tanyaku.

"Biar ga panas" jawabnya.

Sebelum berangkat kita pamit dulu sama ibu, yang kebetulan ada di ruang tamu nonton tv.

"Bu aku sama novlin mau ijin ke toko buku sebentar ya" ucap rahvin.

"Iya, tapi ibu nitip boleh kan.
Ini nanti beliin ya" jawab ibu sambil memberikan kertas yang sudah berisi titipan yang harus di beli beserta uangnya pada rahvin.

Setelah sampai di dalam mobil aku membaca catatan nya, ternyata semuanya bahan- bahan masakan.

Mobil kami sampai di parkiran toko buku langganan ku.

Kami berdua masuk dan di sambut ramah oleh kasir yang sudah pastinya mengenaliku.

Rahvin berdiri di samping kanan ku dan aku sibuk memilih buku yang akan aku beli.

Aku sedikit terganggu sebab mereka menatap dan berbisik tak lupa tertawa geli menatap rahvin. Entahlah aku yang merasa risih sedangkan orang yang dilihat hanya biasa saja dan tetap memperhatikan ku memilih buku. Tak lupa membawa buku yang sudah aku pilih.

Aku memilih pindah ke rak sebelahnya. Sambil menggerutu pelan yang ajaibnya di dengar oleh rahvin.

"Emang biasa nov, aku kan ganteng nya melebihi opa- opa Korea di Drakor kamu tonton tiap malem" ucapnya dengan tingkat kepedean melebihi rata-rata.

"Iyain aja biar seneng"  ucapku. Namun tak bisa di bohongi rahvin memang tampan  apalagi lebih tinggi dariku, taklupa senyum tipisnya yang manis.

Aku membayar buku yang aku sudah pilih sekitar satu sampai empat buku. Dan yang membayarnya rahvin sebab ia bersi keras membayarnya. Ya aku iyain rejeki ga boleh di tolak. Hehehhe.

Sebelum pulang kami membeli minuman dan makan sebentar sebelum membeli titipan ibu.

Aku milih makan di pedagang kaki lima yang menjual bakso, pastinya sudah aku kunjungi dan rasanya enak. Saat makan, ada yang menyapa rahvin yang aku lihat ternyata orang yang aku ceritakan kemarin.

"Widih jalan Ama cewe nih" ucapnya sambil melirik ku.

Tanpa menjawab rahvin." Kenalin adik gue novlin" ucapnya sambil tersenyum.

"Kenalin gue bara" ucapnya sambil mengulurkan tangan nya.

"Novlin" jawabku sambil bersalaman sebentar lalu menarik kembali tangan ku.

***...

Aku dan rahvin sedang memilih buah- buahan yang bagus untuk titipan ibu.

Saat sibuk memilih tiba - tiba rahvin melepas jaketnya dan langsung di pakai kan nya pada ku.

Aku menoleh dengan wajah yang bertanya kenapa. Untungya ia paham.

"Lain kali kalau mau keluar tu, pakai kaos oversize lah atau jaket kalau pake crop top gini". Ucapnya sambil mempeihatkan banyak cowo yang memperhatikan ku dari tadi.

"Hehehe, takutnya kegerahan tadi" jawabku.

Setelah itu cepat- cepat rahvin membayarnya dan membawa belanjaan kita ke garasi mobil.

Sampai mobil tak ada yang memulai berbicara, aku yakin rahvin kesal gara- gara kejadian tadi.

Aku menoleh ke arah rahvin yang sedang sibuk mengemudi.

"Kenapa?" Tanya nya yang menyadari aku menatapnya.

"Lain kali jangan gitu" lanjutnya yang tau aku akan membicarakan hal itu.

"Iya, maaf" ucapku sambil menunduk.

"Iya aku maafin, oh ya bikin eskrim stroberi yukk" jawabnya dengan nada lembut dan senyum yang manis.

"Ayo, nanti kamu yang metik buah nya di rumah aku ya" ujarku dengan antuk sias.

"Gampang mah itu" jawanya.

"Nonton film di kamar ku setelah itu" tawarku.

"Bolehh, ajak farin juga biar seru"

" Oke, nanti kita buatt" ucapku.

Setelahnya aku bernyanyi mengikuti musik yang di hidupkan di mobil.

***

Hayy semuaaa 🌷

16 Oktober 2023.

Rahvin & Novlin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang