sepuluhh

3 1 0
                                    

Happy reading gusyy🌷🌷

***

"Nov"

Aku menatapnya dengan tanya.

Rahvin memberikan paper bag entah apa isinya.

"Buat kamu" ucapnya denrgan senyuman manisnya.

"Terimakasih rahvinn" jawabku tak lupa tersenyum manis juga.

Di sela-sela kegiatan ku, aku merasa rahvin memperhatikan ku terus. dan aku menoleh ke arahnya, dan benar saja namun anehnya ia tidak mengalihkan tatapan nya. Namun ia terus menatapku sambil tersenyum tipis.

"Napa? ada yang kamu mau omongin?". Tanyaku

Dia langsung mengeluarkan bunga yang aku sukai, yaitu tulip dengan senang hati aku ingin mengambil nya namun di hentikan oleh rahvin.

"Nov, kamu mau jadi pacarku?. Kalau mau kamu ambil bunga ini dan kalau engga Jagan ambil bunga ini" ucapnya dengan penuh keyakinan.

Aku terdiam beberapa detik, mencerna apa yang terjadi barusan. Dan aku kembali menatapnya.

"Rah, ga lucu loh kalau kamu bercanda" ucapku.

"Hei, lihat mata aku aku ga lagi bercanda kali ini" jawabnya dengan yakin.

Aku terdiam lalu senyum yang manis menghiasi wajahku. Sedangkan rahvin masih menatap ku sambil menunggu jawaban dari ku.

"Emm,kalau kamu belum siap juga ga papa, ga harus sekarang di jawab" ucapnya.

Aku dengan cepat menghentikan langkahnya dengan menggenggam tangannya.

"Tunggu, aku jawab sekarang" ucapku dengan senyum tipis.

Dengan gerakan pelan rahvin duduk kembali.

Dan ya aku mengambil bunga nya dengan senyuman di wajahku dan rahvin tentunya.

"Kamu jodohku rah" ucapku.

"Kamu jodohku juga nov" jawabnya dengan senyuman manisnya.

Rahvin dan novlin resmi berpacaran dan berjodoh hingga tua nanti.

***...

Seperti biasa kegiatan harian novlin selesaikan terlebih dahulu baru mulai berangkat ke toko bukunya sebab mbak nelin sedang mengambil cuti untuk dua hari kedepan.

Jadinya novlin tidak bisa menyelesaikan lanjutan bab bukunya untuk dua hari kedepanya.

"Pagi buk, sini lin bantu" ucapku saat melihat ibu sedaang memotong buah.

"Eh sayang, kamu bantuin panggil rahvin sama farin ya" jawab ibu.

Aku tersenyum dan mulai berjalan menuju kamar farin terlebih dahulu sebab kamarnya dia lebih dekat dengan tangga baru yang terakhir kamarnya rahvin.

Baru saja mau buka pintu kamarnya eh sang pemilik kamar sudah membukanya terlebih dahulu.

"Pagi nyet" ucapnya sambil tersenyum.

"Idih, pagi juga kakaknya monyet" jawabku tak mau kalah.

"Monyett" ucapnya sambil berjalan menuruni tangga.

Aku tak menjawabnya hanya menyusulnya ke bawah untuk sarapan. Sebab kalau di ladeni seabad pun tak selesai.

Setelah aku duduk di kursi yang berhadapan dengan rahvin. Kita saling tatap, aku menatapnya dengan sengit dan rahvin menatap ku dengan tenang.

"Kalian ada masalah?" Tanya ibu.

"Engga" ucap kami bersamaan.

"Ohh, yaudah kalau gitu habisin sarapan nya ya. Ibuk mau duluan soalnya ada yang harus di urus di toko" ucap ibu.

Rahvin & Novlin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang