"serius kan ini?, Aduh ga ada yang luka kan?" Tanya nya sambil membolak balik badan ku.
Panik yang menghantam seketika lenyap dan aku menahan tawa dengan ekspresi wajah nya yang panik namun lucunya.
"Iya ga papa, rahvinnn" jawabku meyakinkan nya,memang ia dan kyrana tidak terluka sama sekali.
"Yaudah kita balik sekarang, udah malem nih" ajak rakel.
Kita pulang ke rumah masing- masing, kyrana bersama pacarnya sedangkan aku bersama rahvin.
Sesampainya di rumah, ibu sudah menunggu di teras rumah, dan menghampiri kami berdua yang baru sampai.
"Kamu ga papa kan nak?, Aduh kamu tadi kenapa ada apa pulang telat? Mana handphone nya ga bisa di hubungi." Tanya ibu sambil memeluk ku.
"Tadi rahvin pulang ke rumah ga bareng kamu, kirain kamu ke cafe buat beli kopi gitu Ama kyrana. Ibu dan rahvin telfon ga aktif, besok - besok pulang dan berangkat mau kemanapun itu harus bareng rahvin. Titik ibu ga menerima alasan dan penolakan lagi" jelas ibu tak henti-henti nya memeluk dan menciumi pucuk kepalaku dan rahvin.
Novlin dan rahvin kembali ke kamar masing-masing begitu pun ibu.
Aku langsung membereskan dan mandi, selesai mandi rahvin sudah duduk anteng di kasur ku.
Dia melihat ku sekilas, lalu mengalihkan pandangan nya.
"Lain kali pulang sekolah jangan lewat jalan tadi" ucapnya setelah aku selesai mengeringkan rambutku.
"Iya"
Hening, lalu aku menengok kebelakang, tiba - tiba rahvin sudah berdiri tegak di belakang ku dan mengambil alih sisir di tangan ku.
Ia merapikan rambutku," rah bagusan rambut pendek atau panjang?" Tanya ku.
"Buat kamu sih ya, bagusan yang sedang- sedang kayak gini udah cantik" jawabnya.
"Hah?"
"Rambutnya bukan kamu " jawabnya dengan raut wajah yang dingin.
"Hahaha gengsian bangett sihh" ucapku sambil menghadap ke arah nya sambil menatap matanya.
Setelah lama aku bersama keluarga nya serta dirinya baru pertama kali ini aku jelas sekali memerhatikan mata nya yang hitam menarik perhatian untuk terus menatap nya, senyum nya yang jarang ia tampilkan ke semua orang hanya keluarga nya dan aku saja.
Rahang nya yang tegas, alis yang tidak terlalu tebal, rambut yang masih rapi namun agak sedikit panjang atasnya sangatlah tampan. Apalagi saat ia menyisir rambutnya dengan tangan beuhh saat ini aku melihat nya langsung di hadapan ku.
Tingginya yang menjulang dariku, bahkan aku tidak terlalu sampai pahunya.
"Oiii, bengong makan yok" ajak nya sambil menarik kerak bajuku.
Ya memang dilarang saling bersentuhan terkecuali tanpa di senagaja dan langsung meminta maaf kalau memang terjadi.
"Ibu duluan ya ke kamar" ucap ibu setelah aku dan rahvin selesai membereskan dapur.
Saat aku ingin masuk ke kamar langkah ku terhenti saat farin memanggilku dan di ikuti oleh rahvin yang keluar kamar nya.
"Kenapa farin?" Tanya ku.
"Mau main ama kak lin" jawabnya dengan senyuman yang manis.
Aku mengangguk, "dan kamu kenapa rah?" Tanyaku.
"Mau ke kamar mu" jawabnya.
Kita bertiga main di kamarku, ralat hanya aku dan farin sedangkan rahvin hanya menyimak kita berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahvin & Novlin
Novela Juvenil"Rah nanti di acara temen kamu mau di panggil sayang atau monyet?" "Gile, sayang lah" sahut rahvin "Ciee ngarep banget di panggil sayang sama aku " ucap novlin "Sayang" ucap rahvin "Hah apaan? Ga salah denger aku nih" sahut novlin " kita udah...