Chapter 2

3.9K 307 4
                                    

Satu hari telah berlalu sejak pemeriksaan Rafael. Awalnya hanya akan ada MRI (kyk cy scan tapi lebih jelas) namun dokter menyarankan tes lain berupa EEG (pemeriksaan khusus buat otak. Tp lebih teliti gitu.) agar hasilnya lebih jelas.

Wanita bergaun hitam dan lipstik merah menyala itu sedang duduk di kursi empuk. Dia tidak lain adalah 'mommy' dari Rafael, David, dan Clara.

Didepannya adalah seorang dokter dengan jas putihnya dan memegang beberapa kertas lalu menyerahkannya kepada wanita itu.

  Wanita bergaun hitam dengan lipstik merah menyala itu duduk sambil membaca hasil test dengan santai.

Hasil dari test tersebut adalah normal namun ada sedikit trauma pada bagian kanan kepala.

"Seperti yang tertulis di kertas itu, ada kemungkinan cedera kepala menjadi penyebabnya. Namun aktifitas dari otaknya tergolong normal. Setelah ini, mungkin kami akan memberikan tes lain jika anda masih belum bisa menerimanya..."

"Tidak. Ini cukup. "

Wanita itu menjawab dengan santai. Auranya berbeda dengan saat dia berbicara dengan anak-anaknya.

"Jadi berapa lama dia akan mendapatkan kembali ingatannya? "

"Untuk itu, kami tidak bisa memastikan. "

Dokter itu membalas dengan nada yang sama cueknya.

"Heh, semenjak menjadi direktur utama rumah sakit, sepertinya tata kramamu masih harus dibenahi. Bagaimana kalau ku patahkan kakimu? "

"Nyonya Theresia yang terhormat, anda tahu sendiri bahwa amnesia bisa bertahan selamanya. Lagipula, bukankah lebih baik bagi anak itu untuk melupakan masa lalunya? Sudah lama aku melihatnya tersenyum seperti itu pada saudaranya. "

Dokter itu tersenyum dan menjawab dengan santai. Menghiraukan aura tidak enak dari Theresia.

"Aku bisa mengurus putraku sendiri, Theodor.  "

"Benarkah? Yah, Semoga beruntung. "

Setelah jawaban itu, Theresia beranjak pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan membuka pintu.

"Oh, satu lagi. "

Theresia berhenti dari pintu dan melihat ke dokter Theodor.

"Mungkin kau harus sedikit membersihkan rumahmu. "

Dokter Theodor berkata dengan ramah namun Theresia langsung menutup pintu tanpa salam apapun.

"Dia belum berubah ya... " Gumam Theodor.

.
.
.

Rafael, disisi lain sedang merenungkan nasibnya.

Dia mendapatkan penjelasan dari dokter, kakak perawat, saudara, serta orang tuanya mengenai 'masa lalunya' sebelum dia menderita amnesia.

Rangkumannya kira-kira seperti ini;

1. Dia anak orang kaya.

2. Umurnya 14 tahun.

3. Dia punya saudara kandung.

4. Dia anak yang pemurung dan tertutup.

5. Keluarganya kayaknya kurang normal.

"Apa kakak akan pulang? Kita sudah melenyapkan lantai! Rumahnya jadi empuk! "

Anak perempuan itu, Clara, yang terlihat berusia 8 tahun tapi ternyata berusia 10 tahun terus-terusan menceritakan tentang bagaimana dia 'membunuh' lantai.

"Jangan berisik Clara. El jadi terganggu."

Kakak laki-lakinya, David, yang berusia 15 tahun menegur Clara yang terus berkicau seperti burung disampingnya. Sambil membaca buku tentunya.

It's SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang