Chapter 11

1.3K 160 6
                                    


#warning!

Adegan dibawah kayaknya bakalan agak berat jd tolong dibaca dengan hati-hati.




.......

Bu Elisa memegang tangan yang kini seukuran ranting kayu dengan sangat hati-hati. Seperti takut memecahkannya bahkan dengan sentuhan sekecil apapun.

"Kenapa bisa seperti ini?! " Bu Elisa bertanya pada, entah pada siapa.

"Nak, apa kamu sakit? Atau tidak enak badan?? "

  Atas pertanyaan itu, Rafael hanya menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya baik-baik saja. " Jawabnya.

Selain sekurus ranting kayu, kulitnya juga sangat pucat. Pada awalnya tidak akan terlihat jelas karena Rafael memang memiliki kulit yang cerah, tapi jika diperhatikan dari dekat dia benar-benar terlihat seperti pasien yang melarikan diri dari bangsal rumah sakit.

"Nona Elisa, ini..., jika kita segera Memperbaikinya dalam 2 hari mungkin tidak akan..., " Salah satu asisten bu Elisa terlihat gugup.

Sepertinya memang sulit untuk memperbaiki baju itu dalam waktu setingkat ini.

Rafael yang ditinggalkan sendirian sementara bu Elisa dan dua asistennya berdiskusi kini mulai melihat tangannya sendiri.

Kalau dia ingat-ingat lagi, dia memang jarang makan akhir-akhir ini. Tapi bukan karena racun.

Yah, mungkin itu juga termasuk tapi Rafael memiliki beberapa kebiasaan buruk sejak kehidupan sebelumnya.

  Yaitu mengabaikan segala macam hal untuk mencapai tujuannya. Misalnya untuk membuat alat GPS tanpa 3d printer dan komponen-komponen yang familiar, sekaligus membuat aplikasi virus sangat tidak mudah.

Jika ditotal, dia mungkin belum tidur selama 2 hari. Tidurnya yang terakhir kali adalah ketiduran di kelas.

Jika didunia sebelumnya, seniornya di kampus, kak Dimas biasanya akan menyerobot masuk ke kamar kosannya hanya untuk menyuapinya makan. Saat di rumah itu adalah ibunya yang menyuapinya.

Perbedaan ini membuatnya sedikit sulit untuk beradaptasi. 

Jika bukan karena David yang mengawasinya setiap sarapan maka dia mungkin akan benar-benar kelaparan.

Yah, meski akan dimuntahkan juga sih.

Tai sepertinya kali ini bukan 100% kesalahannya. Ini jelas karena kesalahan orang jahat yang mencoba meracuninya sampai memicu penyakit asam lambungnya yang dia pikir hanya ada di dunia sebelumnya.

Saat Rafael terlalu fokus dengan pikirannya sendiri, dia tidak menyadari bahwa David sedang menatapnya dengan wajah datar tanpa ekspresi apapun.

Dari luar, dia tampak tidak peduli. Tapi didalam, dia sebenarnya sedang mengatur pikirannya agar tidak berceceran.

Mulai dari sejak kapan Rafael mulai kurus dan sebagainya.

Akhir-akhir ini, dia memang terlalu fokus dengan urusannya sendiri, Sampai mengabaikan hal-hal disekitarnya. Dia bahkan tidak menyadari bahwa Rafael sebenarnya sedang 'sakit' dan tidak mengatakan apa-apa.

Sambil menahan amarahnya, David menghampiri Rafael yang sedang termenung.

"El,"

Rafael yang terkejut karena suara tiba-tiba dari David hanya bisa mengelus dadanya sendiri.

"Ada apa? " Tanya Rafael dengan bingung. Saat ini, raut muka David kurang bagus seperti sedang menahan buang air besar setelah makan seblak.

"Aku akan memanggil dokter. Jangan kemana-mana. "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang