Benar saja, setelah kejadian semalam Rafael merasa lemas disekujur tubuhnya. Ini adalah efek dari 'meminum sedikit', jika dia meminum semuanya maka Rafael jamin 99% bahwa pagi ini dia akan menjadi mayat dan hanya mukjizat Tuhan yang bisa menyelamatkannya.
Namun sebenarnya, dari lubuk hatinya yang paling dalam Rafael berpikir bahwa bahkan sebagai mayat, dia masih ingin membeli hadiah untuk Clara.
Setelah itu, Rafael menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menerka-nerka akan jadi apa dia setelah 'mati' di dunia ini.
'Mungkinkah aku menjadi hantu? Ada yang bilang bahwa hantu merupakan jiwa dengan banyak penyesalan. Apakah tidak memberikan hadiah ulang tahun untuk adiknya termasuk penyesalan besar?
Atau mungkin kah dia akan bereinkarnasi di dunia isekai seperti dalam novel-novel online populer?'
Tidak ada yang tahu jawabannya kecuali dirinya sendiri. Dengan harga tertentu pastinya.
Dengan mengantuk, Rafael entah bagaimana berhasil mengikuti Rita dan teman-teman sekelasnya untuk berbelanja. Daripada mengikuti, mungkin lebih tepat untuk mengatakan bahwa teman sekelasnya merawatnya seperti anak ayam yang baru menetas dari telurnya.
" Tidak usah terburu-buru. Ya ampun, kenapa kulitmu sangat pucat? Apa kau yakin baik-baik saja? " Tanya Leon dengan pelan agar hanya Rafael yang mendengarnya sedangkan teman-temannya yang lain melihat barang-barang unik di depan mereka.
" Aku baik-baik saja..., mungkin karena tadi malam aku kurang tidur? " Jawab Rafael. Bukannya dia berbohong, tapi dia memang begadang tadi malam karena memikirkan langkah apa yang akan dia buat selanjutnya.
" Jika begadang membuat kulitmu pucat, Vanya mungkin akan lebih sering melakukan itu daripada skincare routine. " Komentar Leon datar.
Ditengah percakapan mereka, Rita tiba-tiba menghentikan kegiatan mencuci matanya dan menuju Leon dan Rafael.
"Hei, apa kalian tidak lapar? " Tanya Rita sambil mengamati mereka berdua.
"Tidak terlalu. Apa kamu lapar? " Tanya Rafael. Seingatnya mereka berempat baru saja makan bubur ayam satu jam yang lalu sebelum menuju kesini.
Ngomong-ngomong, grup mereka terdiri dari 4 orang. Vanya, Rita, Leon, dan Rafa.
Awalnya Rafael berencana pergi berdua saja dengan Rita, namun Vanya ikut nimbrung dan mengusulkan untuk ikut juga. Setelah itu Leon kemudian ikut berpartisipasi sambil bergumam bahwa dia tidak mau kehilangan kesempatan emas untuk jalan-jalan bersama gadis-gadis.Mungkin karena pemahaman diam-diam Leon dan yang lainnya, mereka singgah di tempat makan hanya setelah 20 menit berkeliling. Tapi makanannya tidak banyak. Paling hanya sepotong roti coklat dan teh susu.
Rafael tidak bisa memasukkan makanan ke mulutnya sejak semalam, jadi dia beralasan bahwa dia sudah makan lalu memesan teh susu.
'Setidaknya jika dia muntah, maka dia tidak akan kesulitan untuk mengeluarkan isi perutnya. ' Pikir Rafael.
Setelah beristirahat beberapa menit, mereka akhirnya berhenti di tempat boneka. Tepatnya, mata Rafael terpaku terus menerus pada boneka kelinci kecil dengan dua telinga besar yang mengingatkannya pada twintail Clara.
Tanpa pikir panjang, Rafael meminta pendapat teman-temannya sejenak mengenai boneka itu dan kemudian mendapatkan jawaban positif sehingga diputuskan bahwa hadiah ulang tahun Clara adalah boneka kelinci.
"Ngomong-ngomong Raf, " Suara Leon yang biasanya percaya diri kini sedikit ragu.
"Iya? "
" Apa adik perempuanmu imut? " Karena yang ada dalam imajinasi Leon adalah gadis kecil pendiam dan penurut seperti Rafael, dia tentunya sedikit penasaran dengan penampilan saudara perempuan temannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Silent
General FictionRafael, terbangun di tubuh asing dari seorang anak laki-laki biasa. Dan hari saat dia terbangun bertepatan dengan saat Rafael ini berusia 14 tahun dan masih seorang siswa SMP. Namun ada yang aneh dari keluarga ini. Ibunya yang cantik adalah pemil...