Chapter 8

1.6K 163 4
                                    

Diruang kelas yang sepi itu, Rafael sedang duduk di sebuah bangku paling belakang dekat jendela. Disampingnya, David tidur dengan posisi duduk dengan tangan yang dilipat diatas meja dan kepalanya diatas.

Sejak tadi belum ada yang masuk, mungkin masih apel pagi.

Sambil menutup jendela dengan gorden, Rafael memikirkan betapa banyak perubahan David.

Awalnya mereka cukup canggung, namun setelah dirawat oleh David secara pribadi dia sendiri merasa seperti adik meskipun usia mentalnya lebih tua.

Tapi ada yang membuatnya khawatir...

Rafael kemudian memperhatikan bahwa David memiliki lingkaran hitam dibawah matanya. Mungkin sejak dia sakit dan tidur dikamar David sehingga membuatnya tidak nyaman. Tapi setelah mengatakan itu, David malah terlihat cemas dan mengatakan bahwa dia hanya bermimpi buruk.

Tidak lama kemudian, David mulai terlihat aneh. Dia seperti bergumam dalam tidurnya dan dia mulai berkeringat.

"El... Ja..ngan... Bang..un... Bangun... "

Rafael sedikit cemas dan membangunkannya.

"David? Kak David bangun. " Setelah diguncang beberapa kali, David akhirnya terbangun tapi wajahnya tidak terlihat bagus.

"Ra.. Fael?" Dia terlihat bingung dan matanya seperti ingin menangis.

Biasanya setelah ini, David akan mulai mengatakan kata-kata aneh dan memeluknya sambil menangis. Tapi seiring berjalannya waktu air matanya sepertinya mulai kering.

Palingan dia akan memeluknya sebentar dan kemudian tenang.

"Iya. Ini adikmu Rafael. "

"Kamu... Hidup..? "

David menanyakan itu dengan ragu-ragu tapi Rafael sudah terbiasa dengan pertanyaan ini dan menjawab semuanya dengan mantap.

"Iya. Aku hidup. " Bisik Rafael

"Rafael... Adikku... "

"Iya iya, aku adikmu. " Ucapnya sambil menepuk-nepuk punggungnya.

Upaya menghibur ini sebenarnya cukup berguna, hanya butuh sekitar satu menit dan David kembali ke warna aslinya.

Tapi ada sedikit masalah.... Beberapa menit kemudian setelah apel pagi, David sepertinya masih belum mau keluar dan memutuskan untuk mengobrol dengan Rafael.

Mungkin karena melihat David? atau sesuatu yang lain, banyak orang berkumpul didepan ruang kelas dan tidak masuk.

Melihat ruang kelasnya yang sedikit terisi, mereka mungkin bukan dari kelas ini.

Rafael yang melihat itu sedikit bingung. Melihat kebingungannya, David melihat kearah pintu dan berbicara cukup keras.

"Kenapa berdiri disana. "

Mendengar hal itu, semua siswa siswi itu  tidak bergerak tapi David tidak peduli. Dia kemudian menepuk kepala Rafael dan pamit karena kelas akan dimulai lalu berjalan keluar.

"Jangan lupa makan. Bye"

"Iya."

Bahkan jalan keluarnya megah. Rasanya seperti melihat sebuah film dimana tokoh utama sedang lewat dan semua orang menepi.

Setelah itu muncul masalah baru.

Rafael segera dikerubungi seperti gula di tengah kumpulan semut.

Terdapat sekitar 5 orang, tidak, mungkin lebih.

Mereka terlihat kaget saat melihatnya. Setelah keheningan yang canggung itu, seorang gadis berkacamata bertanya dengan bingung.

"Rafael, k-kenapa kak David dari gedung sekolah bersamamu? ?"

It's SilentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang