Breanna mengerjapkan mata beberapa kali sambil terus melihat langit-langit kamarnya, pikirannya belum benar-benar fokus. Di salah satu tangannya masih tergenggam handphone yang baru saja menyambungkannya dengan seseorang yang sama sekali tidak ia harapkan akan menghubunginya pada pukul 06.30 pagi.
"Oh, apa yang tadi kukatakan? Apa yang dikatakannya?"
Breanna mengerang kesal karena tidak ingat detail percakapan yang dilakukannya pada serangan pagi dari Ben. Apa ia terdengar seperti mengigau ketika berbicara dengan Ben? Breanna menendang-nendangkan kakinya sampai selimutnya tersingkap dan handphonenya jatuh ke lantai.
"Tunggu! Tunggu!" Breanna memerintah pada dirinya sendiri untuk segera menarik nafas dan menenangkan diri. Ia duduk di tengah ranjangnya yang berukuran king. "Mengapa aku harus panik?" Breanna menarik nafas panjang sambil memejamkan mata. "Mengapa aku harus peduli dengan pikiran pria itu?" Ia mulai membetulkan rambutnya yang acak-acak-an dengan gerakan yang lebih teratur. "Iya seperti ini Nana, tenanglah, kau akan menghadapi pria itu dengan sempurna." Breanna menegakkan kepalanya ketika telapak kakinya yang telanjang memijak lantai dan mulai membuka lembaran ingatan.
"Halo!
"Morning, aku tidak membangunkanmu bukan?
"Hmmm..."
"Kuharap info yang akan kuberikan akan memperbaiki mood-mu. Kami siap membantumu Nana. Aku akan berada di ruanganku pukul 08.00, kau akan datang bukan?"
"Hmmm..."
"Apa kau ingin kukirimkan segelas kopi sekarang? Sepertinya kau belum sepenuhnya sadar? Atau kau ingin aku datang ke unitmu, membawakannya sendiri?"
"Apa? Tidak!"
"AARGGH!" Ingatan tentang percakapannya dengan Ben perlahan mulai kembali dan menggoyahkan kepercayaan diri yang baru saja ia bentuk. Breanna mengerang ketika mengingat suara tawa renyah husky low voice meledek milik Ben sebagai penutup percakapan mereka. Breanna memukul-mukul kepalanya lalu menjatuhkan kepalanya ke atas bantal, sebelum membenamkannya dengan bantal yang sama. "Apa? Tidak?" Breanna menyentak-nyentakkan kakinya, ia merasa bodoh karena terlalu terkejut di penghujung percakapannya. Seharusnya ia dapat menanggapi gurauan Ben dengan lebih elegan. "ERRGH!"
♡♥♡♥
Catatan Penulis
Seri Keluarga Raven:Another Serendipity (Langit Raven & Maura Wirayudha) - Terbit MediapressindoTouched of Love - Semburat Cinta Chrysant (Tangguh Raven & Alisha Pratama) - Terbit Sheila Publisher Hallo Again! "Stranger" (Ben Raven & Breanna Harfi) - mindbox_byliapermataKeep in touched with mindbox_byliapermata, email: mindboxliapermata@gmail.com
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Again! "Stranger"
RomanceSeri Terakhir Keluarga Raven (Romansa CEO Player Raven dan Aktris Kelas A) Pertemuan pertama antara Ben Raven dan Breanna Harfi terjadi sembilan tahun silam ketika Breanna dijebak oleh manajernya, dimana Ben Raven menyelamatkannya dari jurang prosti...