"Apa tidak ada yang berinisiatif pulang dan memberi pengantin baru kesayangan kalian ini waktu berdua saja?" Air tersembur ke segala penjuru arah mata angin mendengar permintaan Tangguh yang blak-blak-an. "Aww!" Tangguh memegang bahunya yang baru saja dipukul oleh istrinya. Cibiran Alisha yang tergambar di mata perempuan itu, mau tidak mau mengundang banyak ejekan mengalir. "Sayang, kau seharusnya mendukungku. Apa kau tidak merasa risih, kemanapun kita pergi selalu saja ada salah satu dari enam orang ini di sekitar kita?"
"That's what we call a family." Alisha memelototkan mata sambil melepas headpiece jewelry yang menghiasi rambut hitam lebat yang ditata bergelombang untuk resepsi pernikahan mereka.
"Hei! Hei! Bukannya itu hakku untuk melepaskan...." Alisha menampik tangan Tangguh yang menahan niatnya untuk melucuti asesoris yang memperindah penampilannya.
"Kepalaku mulai pusing," Alisha menyisir acak rambutnya yang menakjubkan. "kakiku sudah kram sejak satu jam pertama," sepasang sepatu berwarna putih dengan aksen bunga bermutiara di bagian tumit hingga hak sepatu, kini teronggok begitu saja, ketika Alisha memijat tumitnya. "dan Maura, My Dear," Maura tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "ini semua sangat cantik tapi aku tidak mungkin memakai semua ini sehari-hari." Alisha melucuti kalung dan gelang yang dihiasi berlian berwarna biru, hadiah dari kakak iparnya. "Tapi aku akan menjaganya sekuat jiwa dan raga." Alisha menggenggam erat hadiah Maura, sambil meraih tangan Maura dan memberikan ciuman lembut di punggung tangan kakak ipar yang berusia sepantaran dengannya.
"Bukankah ini cantik?" Maura merengut manja sambil membuka genggaman tangan Alisha, lalu menyentuh perhiasan cantik hadiah darinya untuk pernikahan Alisha.
"Secantik dirimu, Dear." Alisha mencium kembali tangan Maura yang membuat pipi kakak iparnya itu bersemu.
"Apa kalian tidak merasa adegan seperti ini seharusnya tidak terjadi antara mereka?" Panji menarik diri karena pelototan sengit dua perempuan yang telah resmi menjadi Raven dan kembali terkejut karena tiga orang pria Raven berkrenyit kepada dirinya.
"Sepertinya kita harus segera menyingkir, koalisi keluarga mereka benar-benar menakutkan." Panji meracau kepada Harris yang santai mengunyah sebuah cherry merah merona.
"Aku tidak masalah, Ali akan tetap berada di pihakku, apa pun yang terjadi. Bukan begitu Ali?" Harris mengelus puncak kepala adik iparnya, mengabaikan picingan sengit Tangguh. "Apa kau ada masalah Raven?" Harris menantang picingan Tangguh dengan jengitan alis yang menyebalkan. "Ingat, aku berjasa besar dalam hidupmu," Tangguh mencibir, tidak percaya kakak iparnya tanpa tahu malu menyinggung hal tersebut. "kalau bukan aku yang memberitahumu, mungkin Ali sudah...."
"Easy... brother!" Suara Langit terdengar lembut, tapi tangannya yang menahan bahu Tangguh jelas menggambarkan kekuatan untuk menahan adiknya agar tidak menghambur ke arah Harris.
"Kakakmu benar, kau seharusnya tahu bagaimana cara kami," Iki menekankan kata 'kami' untuk menegaskan. "menjaga Ali." Iki dan Harris saling pandang dan melakukan tos dengan gelas mereka masing-masing.
"Ya Tuhan, bebanmu jauh lebih berat dari bajingan ini." Panji terkekeh melihat air muka kesal Tangguh dan mengabaikan sorot mata protes dari Langit. "Setidaknya kau tidak perlu berperang melawan dua orang jenderal ketika kau membuat nangis gadis kecil mereka."
"Jenderal? Maksudmu seorang pyscho?" Sanggah Langit kepada Panji yang tengah mengecup puncak kepala Maura, sepupu kesayangan Panji yang ditakdirkan menjadi istri dari partner in crime-nya.
"Eaaassyy.... nephew!" Kali ini perlu Ben turun tangan untuk menenangkan Langit.
"Suami melebihi seorang kakak ipar," Tangguh menggenggam tangan Alisha sambil memandang tajam kepada Harris. "melebihi kakak tanpa ikatan darah," masih dengan ketajaman sorot mata yang sama, pandangan Tangguh beralih pada Iki. "ataupun seorang sepupu pyscho."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallo Again! "Stranger"
RomanceSeri Terakhir Keluarga Raven (Romansa CEO Player Raven dan Aktris Kelas A) Pertemuan pertama antara Ben Raven dan Breanna Harfi terjadi sembilan tahun silam ketika Breanna dijebak oleh manajernya, dimana Ben Raven menyelamatkannya dari jurang prosti...