Ingat An Zhe beda dengan AnZe
***
Gua itu redup dan lembab, diterangi oleh cahaya samar tanaman.
Dinding-dinding batu tertutup oleh tanaman merambat yang berwarna hijau tua, ungu gelap atau hitam pekat, seperti sekelompok besar ular yang kusut berantakan.
Seekor serangga hitam terbang terhuyung-huyung masuk. Serangga itu memiliki enam sayap yang kaku dan tiga mulut. Detik berikutnya, tanaman merambat ungu yang besar dan bengkak naik dari tanaman merambat yang kusut dan membelah menyerupai sebuah mulut. Tanaman itu menutup seketika, menelan serangga yang terbang ke perutnya.
Tanaman merambat itu menggeliat perlahan dan bagian yang bengkak secara bertahap kembali seperti bentuk semula.
.
.
.
Terdengar suara seperti sayap yang mengepak di dalam gua. Setetes lendir menyeret sebuah filamen yang bercahaya turun dari atas gua ke lumut lengket yang ada di tanah. Filamen itu menggeliat sedikit dan lendir yang tadi dengan cepat terserap ke tanah.
Di sebuah sudut yang diterangi oleh cahaya redup dari sebuah jamur hijau, ada sebuah celah. Celah di antara batu dan tanah, dari sana miselium putih menyembur keluar seperti gelombang pasang. Miselium putih menutupi sebagian besar area itu. Miselium itu tumbuh, menyebar dan merentangkan ratusan juta benang hifa, yang pada akhirnya merambat ke tengah gua. Miselium berkumpul dan memanjang hingga membentuk sebuah tubuh. Sebuah kaki muncul menginjak lumut yang lembek, tenggelam ke dalam lumut sampai hanya pergelangan kaki putih yang terlihat.
Miselium adalah bagian vegetatif dari koloni bakteri yang menyerupai jamur atau jamur, yang terdiri atas massa hifa bercabang seperti benang.
An Zhe memandangi pergelangan kakinya, yang merupakan bentuk kaki manusia. Tubuhnya kali ini adalah tubuh manusia yang terbuat dari kerangka, otot, dan pembuluh darah. Sendi-sendinya bisa bergerak tetapi tidak terlalu fleksibel karena keterbatasan dari kerangka tulang manusia. Lapisan korneum membentuk kuku, halus, bulat dan transparan. Bentuk kuku telah dimodifikasi dan mirip bentuk tajam dari cakar hewan.
Dia mengangkat kakinya dan melangkah. Lumut, yang sebelumnya tenggelam menjadi cekungan karena diinjak, basah, dan elastis, berkumpul kembali setelah ia pergi melangkah di tempat lain, seperti cacing tanah.
Kali ini, dia menginjak sesuatu yang lain di bawah kakinya - sebuah lengan kerangka manusia.
Dalam kegelapan, An Zhe memandangi kerangka itu. Jamur dan tanaman merambat telah mengakar jauh pada tulang-tulang itu. Tanaman merambat hijau telah melingkari tulang pinggul dan kaki sementara jamur kecil berwarna cerah tumbuh di tulang rusuk seperti bunga yang mekar. Beberapa jamur neon tumbuh pada mata yang berlubang dan gigi yang jarang-jarang. Cahaya hijau itu seperti redup, tidak terlalu jelas di kabut gua.
An Zhe memandanginya untuk waktu yang lama, lalu akhirnya dia membungkuk dan mengambil ransel yang terbuat dari kulit binatang di samping tengkorak itu. Isi di dalam ransel itu tidak terpengaruh oleh kelembaban. Ada beberapa potong pakaian, makanan manusia, dan air, dan chip biru sebesar setengah telapak tangan dengan nomor: 3261170514 terukir pada diatasnya.
.
.
Tiga hari yang lalu, kerangka itu adalah manusia yang masih hidup.