***
Saat ini, sebuah tangan muncul di depannya. Jari-jarinya sangat panjang, kulitnya dingin dan putih. An Zhe sudah sangat akrab dengan bentuk ini. Setelah Boss Xiao menyelesaikan tangan ini, tangan ini ditempatkan di dalam wadah di samping tempat tidurnya dan dia bisa melihatnya setiap hari sebelum tidur. Ini adalah tangan Lu Feng.
Tangan itu mengambil salah satu ujung perban dan tangan lainnya mengambil ujung lainnya, melingkarkannya di lengan An Zhe beberapa kali dengan kencang. Kemudian An Zhe melihat 10 jari mengikat simpul di perbannya.
Lu Feng telah membantunya membalut lengannya, meskipun ia menertawakannya sebelumnya.
An Zhe menarik lengan bajunya dan berkata dengan bodohnya, “Terima kasih.”
Lu Feng tidak menjawab.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan besar dari lantai bawah. Terdengar samar seperti dari kedalaman bawah tanah. An Zhe melihat ke bawah. Bentuk bangunan Stasiun Pertahanan Kota adalah sebuah atrium besar yang dikelilingi oleh bangunan pada empat sisinya. Bangunan tempat dia ditahan malam ini adalah yang paling kecil. Pada saat ini, bangunan Stasiun Pertahanan Kota dalam keadaan kacau. Orang-orang di dalam dievakuasi sementara tentara bersenjatakan senjata berat masuk.
Suara ledakan terus-menerus terdengar, bangunan berderit, kaca-kaca pecah dan beberapa ruangan runtuh. Bangunan yang tegap dan megah 30 menit yang lalu secara bertahap menjadi reruntuhan. Debu dan asap dari bom uranium menyelimutinya seperti kabut putih. Para prajurit Stasiun Pertahanan Kota bersenjata lengkap dan memasang sabuk isolasi di sekitar mereka, yang berarti menunjukan tanda-tanda radiasi.
Bom uranium yang digunakan oleh militer adalah bom uranium U-235 dengan daya ledakan yang kuat namun dengan radiasi yang lemah. Tetapi paparan jangka panjang masih akan menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia dan membutuhkan perawatan khusus.
Sebagian besar orang yang di dalam gedung, dievakuasi di luar Stasiun Pertahanan Kota. Sementara itu, Boss Xiao, Shi Ren dan tahanan lainnya ditempatkan di tenda darurat di atrium, mereka diawasi oleh lima tentara bersenjata. An Zhe bisa melihat mereka.
Lalu dia melihat Lu Feng bangkit dan berjalan ke jendela. Langit di luar ditutupi dengan aurora hijau dan sangat menyilaukan. Lu Feng berdiri di depan jendela dan sosoknya kabur menjadi bayangan hitam. Dia memutar kepalanya untuk melihat sisi lain atrium.
An Zhe mengikuti pandangannya dan melihat bahwa di ujung lain atrium ada sebuah bangunan hitam besar yang berbentuk bulat, dikelilingi oleh lapisan-lapisan gulungan berbentuk oktagonal. Bentuk bulat itu terlihat halus dan ada benda tebal berbentuk kerucut hitam di tengahnya. Ada benda-benda lurus panjang dan sangat tajam, seperti garis atau tiang, menghubungkan kerucut hitam dengan sebuah lempengan besi diatasnya. Seluruh alat itu lebih besar dari dua bangunan. Jika dia berdiri di bawah alat itu dan mendongak, dia tidak akan bisa melihat ke langit.
Saat An Zhe memandang ke alat itu, dia merasa ciptaan manusia selalu membuatnya merasa aneh.
Kemudian, Lu Feng mengeluarkan komunikatornya dan mengetik nomor. Suara dinginnya seperti salju di musim dingin yang paling dalam.
“Hakim, Lu Feng. Mengajukan untuk menghubungkan ke Pusat Mercusuar. ”
Keduanya berdekatan, sehingga suara dari komunikator masuk ke telinga An Zhe. Sisi lain berkata, “Menghubungkan, harap tunggu.”
Sekitar 20 detik kemudian, sebuah suara pria terdengar. “Apa yang terjadi di Stasiun Pertahanan Kota?”
Lu Feng melaporkan, “Ada invasi bawah tanah oleh cacing besar, yang diduga hidup berkelompok. Saat ini, Stasiun Pertahanan Kota aman terkendali. ”