Bab 16

240 39 6
                                    

Waktu menunjukkan jam 18.07 saat Sehun dan Jongin sampai mansion Choi. Tempat dulu Jongin tinggal selama 10 tahun. Tempat Jongin tumbuh dari bayi hingga berusia 10 tahun dengan cinta dari kedua orangtuanya. Saat ini mereka masih di dalam mobil Sehun, Jongin masih mengumpulkan keberanian nya untuk memasuki mansion megah itu. Jongin takut kenangan menyakitkan itu kembali muncul di ingatan nya.

"Jika tidak siap,kita bisa pulang hmm. Umma ingin bertemu denganmu,kau belum pernah mengunjungi rumah ku kan" ucap Sehun lembut

"Jika tidak sekarang, selamanya aku tidak memiliki keberanian dan selama nya hidup dengan kebencian serta rasa takut "

Sehun tersenyum kecil menggenggam tangan Jongin.
"Sayang" panggil Sehun lembut

"Orang tua bisa mengenal anaknya sepanjang hidup,tapi seorang anak hanya bisa mengenal satengah hidup orang tuanya"

Jongin menatap Sehun tidak mengerti
"Tuan Choi, memang mengkhianati pernikahan nya dengan Heenim. Tapi Tuan Choi,ayah mu. Tidak melupakan mu, setiap bulannya menemui mu meski selalu mendapatkan penolakan,beliau mengingat ulang tahun mu meski hadiah nya kembali datang padanya. Beliau mengingat makanan kesukaan mu, mengingat semua yang suka dan tidak kau suka,beliau mencintaimu meski mengkhianati cinta kepada istrinya, beliau menginginkan mu, meski tidak memperjuangkan pernikahan nya. Ada bekas istri tapi tidak ada bekas anak" 

Jongin menatap Sehun dengan mata berkaca-kaca

"Cinta nya mungkin hilang untuk ibu mu,tapi tidak untuk mu" ucap Sehun mengusap pipi Jongin

Jongin tersenyum kecil dengan mengangguk kepalanya, Jongin menggenggam tangan Sehun yang berada di pipi nya

"Jangan pergi, jangan pernah pergi" Jongin yang masih menggenggam tangan Sehun lalu mencium punggung tangan itu dengan penuh cinta

"Tidak akan" balas Sehun serius
"Aku tidak akan pernah meninggalkan mu"

...

Irene orang pertama yang melihat Jongin dan Sehun, Irene yang hanya mengetahui sedikit cerita tentang Jongin dari suaminya itu langsung berteriak memanggil Siwon tidak memperdulikan jika bayi merah di dalam gendongannya bisa saja menangis karena terganggu oleh teriak ibu nya sendiri.

"Nyonya/ Irene/sayang"  Tiga orang yang berbeda dari tempat yang berbeda pula tergopoh-gopoh mendengar teriakan Irene mereka cukup takut terjadi sesuatu kepada cucu pertama Choi itu

"Jongie" Siwon berjalan cepat dari anak tangga teratas dia ingin memastikan apa penglihatan nya benar atau salah, begitulah pula dengan Junmyeon yang sedang memegang gelas tinggi berisi susu yang di belakang nya terdapat salah satu maid yang tidak mengetahui situasi lalu meninggalkan tempat dengan cepat cukup menyadari jika dirinya tidak cukup bagus di tengah-tengah keluarga Choi yang kemungkinan akan ada pembicaraan serius.

"Jongie" kini Siwon sudah berada di depan Jongin yang menatap dengan mata berkaca-kaca

"Da---da--daddy Jongie pulang" ucap Jongin setelah mengumpulkan semua keberanian nya

"Ya Tuhan" Siwon memeluk Jongin erat menyalurkan semua rasa rindunya,Siwon juga mencium kening serta kedua pipi Jongin dengan airmata yang ikut mengiringi, sementara Junmyeon tersenyum lembut penuh kelegaan.

"Maaf, menyakiti daddy"

"Tidak nak..." Ucap Siwon cepat lalu kembali memeluk Jongin
"Jongie tidak menyakiti daddy,daddy pantas mendapatkan hukuman karena kesalahan daddy.... Terimakasih sudah pulang nak"
Jongin menangguk dalam pelukan hangat sang ayah, pelukan yang masih sama seperti dulu,bahkan aroma hangat sang ayah pun masih sama.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang