‎ ‎ • kehadiran

32 8 0
                                    

"Hai, ngapain sendiri disini?"

"Tolong om jangan maksa gue buat nikah sama gue. Kawin-in aja tuh mak gue, lagian dia Janda. Huhu om tega ya, nanti kalau gue nikah sama om ayang Wonwoo yang di sana kasian gak punya jodoh."

"Hei kamu kenapa? Coba liat belakang," suruh si oknum tersebut

"Astagfirullah gue kira lo om om pedo."

"Lo siapa btw, dateng dateng bikin gue pengen modar aja."

"Aku Yoshi, btw kok kamu disini? Udah gitu mata kamu sembab, kenapa?"

"Hey kok bengong? I know," dengan segera tangan gadis itu di tarik agar bisa ikut bersama nya

"Heh om mau bawa gue kemana? Hiks om jangan nikah sama gue Wonwoo nya nanti galau!"

Gadis itu tidak tau saja sebenarnya Yoshi ingin mengajaknya makan karena dia sangat peka sama ekspresi cewe satu ini.

‎‎ ‎  ִ⸙  𝗵𝗶𝗻𝝰ׅ𝝰𝗻  𔓕ֺ⊰
















"Berhenti panggil aku om karna umur kita itu gak beda jauh," ucapnya disela sela makannya

"Emang lo tau dari mana kalau kita gak beda jauh?" tanya kamu herman. Soalnya baru aja ketemu astagfirullah

"Aku kakak kelas kamu," anjrittttt? Apa dia bilang? Kakak kelas? Gak mungkin! Perasaan kamu gak pernah liat dia. Mungkin maksud dia cleaning service di sekolah kali ya?

"Ob sekolah kali gak mungkin kaka kelas," tebak kamu asal

"Heh sembarangan kamu ya, apa kamu pikir aku se gembel itu?!" yang di ajak ngomong cuma bisa cengar cengir, wajar sih kalau mau marah

"Eh kamu belum jawab pertanyaan aku yang tadi," aduh masih aja inget nih congor kadal satu

"Gak perlu dibahas, gak penting," jawab kamu enteng

"Gak penting tapi sambil nangis, apa itu masih bisa dibilang gak penting?" tanyanya penuh penekanan

"Astagfirullah Kak lo percaya kalau itu gak penting? Nih gue kasih tau ya kalau gue nangis itu karena mata gue kejatuhan mangga. Lo liat sendiri kan kalau gue tadi duduk di pohon mangga. Untung aja bukan ulekan yang jatuh ke mata gue."

"Bisa aja kamu ngelawak nya, udah sekarang habisin makanannya kita pulang," kamu mengangguk sebagai jawaban

"Pinter banget kibulin si congor kadal."

‎‎ ‎  ִ⸙  𝗵𝗶𝗻𝝰ׅ𝝰𝗻  𔓕ֺ⊰
















"Baru pulang? Enak banget sih." cibir ibu tiri eh tapi dia gak pantes di sebut ibu lebih tepatnya psychopath

Kenapa kamu bilang seperti itu? Karena dia itu yang membuat ayah kamu meninggal dan kamu cuma punya kakak mu─Jaehyuk sekarang

"Namanya juga jalang mah beda," sindir Yeri anak nya si psychopath

"Beliin kaca tuh buat anak lo, berani amat ngatain gue jalang padahal─"

Plak

"Berani beraninya kamu ngatain anak saya jalang," kata seulgi sambil meluk anaknya

"Kenapa anak lo gak ditampar sekalian? Padahal Kan dia yang ngatain gue duluan. Jadi ibu kok gak punya otak. Oh sorry, harga dirinya aja udah dijual apalagi otaknya."

Plak

"ADEKKKKK!!!!!!......"

Dengan segera Kak Jaehyuk meluk kamu dengan air mata yang udah berhamburan

"JANGAN BERANI BERANINYA LO SIKSA ADIK GUE!! KALAU MAU SIKSA GUE!" teriaknya sambil terus memeluk mu

Jaehyuk memang tidak terima kalau sampai adiknya disakitin, karena dia tau gimana rasanya jadi kamu.

"Jaehyuk ganteng mendingan sayangnya ke kakak aja," ucap Yeri dengan nada menggoda

"Najis banget sayang sama yang udah bunuh ayah gue dengan sadisnya."

"KAK JAEHYUK!" Kamu berteriak sejadi jadinya saat melihat tubuh Jaehyuk didorong hingga membentur meja

"ANJING KALIAN SEMUA. INGET YA GUE BAKALAN BALES DENDAM!!!!"

"Emang kita peduli sama ucapan jalang? Enggak ya," setelah itu mereka langsung pergi ninggalin kamu dan Kak Jaehyuk disini

"Kak bangun please... Jangan buat adek khawatir...."

Dengan segera kamu mengambil ponsel dan menghubungi orang yang bisa mengantarkan Kak Jaehyuk

"Kak lo bisa tolongin gue gak aaaaaa....."

"..."

"Cepetan kesini aja dulu bantuin gua bawa Kak Jaehyuk kerumah sakit, please... Huwaaa... Gue gak tau harus minta tolong ke siapa lagi selain ke elu, Kak."

"..."

"Iya makanya jangan banyak bacot."

anda mematikan panggilan

‎‎ ‎  ִ⸙  𝗵𝗶𝗻𝝰ׅ𝝰𝗻  𔓕ֺ⊰

















"Dok gimana keadaan kakak saya?" tanya kamu pas ngeliat dokter keluar dari ruangan pasien

"Maaf sebelumnya saya harus menyampaikan ini... Kalau kakak anda mengalami patah tulang akibat benturan keras dan untuk sementara waktu kaka anda harus memakai kursi roda sambil menjalani masa pemulihan," ucap dokter panjang lebar

"Dokter jangan bercanda dong, itu bohong 'kan?" sumpah air mata kamu udah berhamburan gak karuan. Itu bohong kan?

"Maaf memang begitu kenyataannya," kata dokter itu lemah

"Apakah saya bisa menjenguk kakak saya?"

"Tentu bisa, silahkan."

"Kak, gak ikut masuk?"

"Gak kamu aja, aku ngerti kamu pasti butuh sedikit ruang untuk jauh dari keramaian. Udah masuk aja aku duluan, aku bisa nanti."

Kamu hanya tersenyum tipis untuk menanggapi jawabannya dan segera masuk keruangan Jaehyuk.

Dengan segera kamu mulai menyeret kursi agar bisa duduk di dekatnya. Sumpah demi apapun kamu gak bisa nahan air mata. Rasanya terlalu sakit, jika masih ada ayah hidup kamu dan Jaehyuk tidak akan menderita seperti ini.

"Eh kok adek nangis, kenapa?" tiba tiba Jaehyuk bangun lalu langsung liat penampakan adiknya lagi nangis

"Kakak akhirnya sadar juga," dengan segera kamu mulai memeluknya erat erat dan kembali melepasnya

"Kak maafin adek ya, gara gara adek kaka jadi kayak gini. Coba kalau kaka gak bantuin adek pasti kaka sehat sehat aja."

"Kamu gak boleh ngomong kayak gitu, ini takdir dan udah tugas kaka buat jagain kamu dan juga sebagai pengganti orang tua kamu. Janji ya sama kakak, kalau kamu gak bakalan ngomong kayak gitu lagi?"

"Iya kak adek janji."

tbc.
‎ ‎

don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!

─ february 20, 2022

‎ ‎‎𝒊. ‎ hinaan  :  yoshinoriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang