POSITIVELY : BENIH BERKUALITAS || DEWASA 21+

4 SEVEN E ?

* AUTHOR BY INHA / ALMAINAH *

^ VOTE AND KOMEN ^

∆

∆

∆

• JADIKAN YANG TIDAK MUNGKIN MENJADI MUNGKIN! •

°°°°

{ HAPPY READING }

🍒🍒🍒

Lima Tahun Kemudian ♡

Sesosok gadis mungil yang memiliki surai hitam panjang, kini sedang menghitung angkah dengan wajah tertutup tangan, posisi berdiri di dekat pojok tembok.

Sudah sejak beberapa menit lalu mereka memulai permainan petak umpet, dan Elzthia Laurent ialah gilirannya menjadi si tukang mencari ~

Dengan saudaranya bersembunyi di dalam rumah.

"Sepuluh.. "

Hitungan angka tersebut adalah angka terakhir yang di sebutkan si bungsu Laurent itu, kini bergegas melangkah mencari saudara-saudaranya yang sedang bersembunyi.

Lama Elzthia mencari, tak satupun ia menemukan kakak-kakaknya. Hingga suara bel rumah berbunyi, dengan langkah kecilnya ia beralih membuka pintu dan mendapati sang Mama tersenyum keibuan ke arahnya.

"Mama!"

Tentu Elzthia sangat senang, dengan girang gadis kecil itu melompat ke pelukan Hatika Laurent yang di sambut dengan tangan lebar oleh wanita itu.

Setelah berpelukan, melepas rindu karena tidak bertemu selama satu minggu, Hatika pun lekas mencari anak-anaknya yang lain.

"Di mana kakak-kakak mu? Kenapa hanya Elzthia yang menyambut Mama?."

Alis Hatika mengerut saat satu jari telunjuk mungil Elzthia bertempat di bibirnya, pertanda jangan bersuara?

"Huss.. Mama jangan berisik, kami main petak umpet."

Hatika pun mulai faham ia mengendong putri kecilnya di satu lengannya dan menawarkan bantuan mencari yang lain, kemudian di angguki dengan ceria oleh putrinya

Kini Anak+Ibu itu berjalan ke dapur rumah, di bawah meja terlihat dua surai merah bata dengan tubuh kecil meringkul didalam selimut.

Hatika ingin terkekeh kecil, melihat betapa lucu anak-anaknya itu yang kini hanya menyembunyikannya wajah saja dan tidak dengan kakinya yang kelihatan.

Hatika lalu berjongkok dengan Elzthia menatap malas kedua kakaknya yang sama sekali tidak pandai bersembunyi itu.

'Bodoh!' batinnya.

Tangan Hatika terulur mencolek lengan salah satu anaknya, akan tetapi, yang di colek tidak menampakkan mukanya dan malah menggerutu tidak jelas, tentu membuat Hatika ingin melepaskan tawanya.

"Iss..Eviona.. jangan mencolek ku." Bisik anak laki-laki yang memiliki surai merah bata itu.

"Ihh kakak ini! Memang siapa yang mencolek mu?"

Kesal karena gadis kecil di depannya terus beringsut ke pelukannya untuk mempertahankan posisi bersembunyinya agar tidak ketahuan, tapi pada kenyataannya _ kini Elzthia menepuk jidat melihat kelakuan keduanya.