"Auw!" Keluhku.
Aku melihat kearah depan untuk memastikan siapa yang sengaja menabrakku barusan. 'Gue kek kenal orang itu deh?'
"Hey!?, lu minta maaf dong udah kelihatan lu yang nabrak kagak langsung minta maaf lagi!" Bentakku yang dituju pada lelaki yang sepertinya itu adalah kakel kelas 11.
"Dih nyuruh, ngapain gue minta maaf, toh memang seharusnya elu pantes digituin." Ucapnya yang masih membelakangi wajahku.
"Ego lu besar banget sih, tinggal minta maaf doang apa susahnya woy!" Bentakku lagi dan lagi.
Tapi apa jawabannya?, kakel itu malah nyelonong pergi begitu saja dari hadapanku. Memang sih egonya besar banget, sampai-sampai minta maaf kayak sulit banget. Tapi... Sebenernya aku penasaran emang siapa sih dirinya, kok kayaknya sejengkel itu sama aku. Tanpa berpikir panjang aku pun langsung segera melanjutkan tugasku untuk mengantar bekal adikku kesekolahnya.
++
Istirahat makan siang
"Gimana? Lancar?" Tanya Hania tiba-tiba yang sempat membuatku bingung dengan pertanyaan yang ia lontarkan.
"Maksud?"
"Maksud gue.. Lancarkan tugasnya...?" Jelasnya memperjelas lebih detail agar aku mengerti.
"Hm." Jawabku singkat.
Arsalpun menatapku dan menyenggol bahu Arga untuk memberi kode, sepertinya mereka pikir aku tidak melihatnya.
"Woy Kair, lu kenapa sih? Masa dari tadi mukanya kek badmood gitu?" Tanya Arga penasaran.
"Tadi.. Pas gue mau nganter bekal adik gue, ada yang sengaja nyenggol bahu gue sampai jatuh, tapi gue gak tau siapa yang nyenggol." Jawabku.
"Hah!? Kok bisa? Emang lu salah apa, sampai-sampai dia nyenggol lu gitu?" Tanya Hania yang sepertinya juga penasaran dengan kejadian yang kuceritakan.
"Entah." Jawabku.
"Kok gue penasaran ya sama pelakunya?" Lanjut Arsal bertanya. "Kalau boleh tau ciri-cirinya gimana?"
"Ciri-ciri? Hm.. orangnya tinggi kek kakel kelas 11, terus... pakai baju basket warna merah, dibelakangnya tuh kalau ga salah ada tulisan angka 2." Jelasku menjelaskan ciri-ciri orang yang sudah sengaja menabrakku tanpa rasa bersalah sedikitpun.
++
Arga, Arsal, dan Hania pun mencoba berpikir sejenak. Mereka sangat-sangat serius jika dipikir-pikir.
"Keknya gue tau deh orang itu, soalnya gue juga pernah ngeliat dia waktu pakai baju yang disebutin sama lu tadi Kair." Ucap Hania sembari mengingat- ingat kembali.
"Serius?" Tanyaku sedikit tak percaya.
"Yes, kalau gak salah ciri-cirinya hampir mirip kek Kak Leo ya? Soalnya dia pas itu pakai baju yang lu sebutin itu." Jelas Hania lagi dan lagi.
"Ya itu bisa jadi Kair, lu kan tau Kak Leo gak terlalu suka sama lu." Lanjut Arsal membenarkan perkataan Hania.
"Masa sih, gak usah su'udzon dulu ngapa sih." Tegasku yang masih tak percaya, jika itu benar-benar Kak Leo udahku hantam dia dari awal.
"Ya udah daripada lu bilangin kita su'udzon, mending kita buktiin bareng-bareng aja gimana?" Tanya Arga.
"Okedeh." Jawabku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Loving Powerhouse [DITERBITKAN LENGKAP]
Ficção AdolescenteDug dug! Suatu momen yang kadang membuat kita geram melihatnya, ya apa!? Sudahlah mereka berdua memang dipertemukan dalam momen ini sampai bumi berakhir. Si gadis kelas 10 yang banyak memikat hati laki-laki dalam melakukan kegiatan yang dirinya su...