Bruk!!
Tiba-tiba terdengar suara dari halaman luar ruang BK. Aku, Max, dan Bu Jessica pun segera keluar untuk mengecek.
++
(POV KAIRLA)
"Mengapa kalian berdua bisa bertengkar di lapangan?"
"Tuh tanya aja sendiri sama orang yang ada disamping saya bu."
_________________👤👤
"Heh, Kair." Panggil Hania.
"Shut! Diem." Suruhku yang masih fokus menguping.
"Tapi-
"Diemlah, shuttt." Kesalku.
"Tapi itu-
"Dibilang diem bisa gak sih." Kesalku lagi.
Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah kegelian didaerah kakiku. Akupun memutuskan untuk memeriksanya, tanpa disadari ternyata terdapat sebuah kecoa yang merambat di kakiku. Akupun mencoba untuk mengusir kecoa itu tapi sialnya aku terjatuh kelantai.
"Aish! Syibal! Sakitt." Ucapku sembari mengelus-elus pantatku yang kesakitan.
"Dengerin dulu kataku makanya." Nasihat Hania padaku sembari mengulurkan tangan untuk menolongku.
"Iya-iya sorry deh." Jawabku.
Cklek!!
"Kairla! Kamu ngapain disini?" Tanya bu Jessica heran kepadaku.
Aku dan Hania hanya saling bertatapan tidak tahu ingin menjawab apa.
"Kenapa lu diam aja, apa lu gak denger bu Jessica bicara." Ucap Leo Mahavir sembari menatapku curiga.
"Kair, jawab." Suruh Hania sembari menyenggol bahuku.
"Iya-iya. Jadi tadi kita habis lewat sini bu terus gak sengaja kesandung dan pada akhirnya saya jatuh ke lantai." Jelasku berbohong.
"Really?" Tanya kak Max dengan raut wajah datarnya.
"Hm." Jawabku malas.
"Ya sudah sekarang kamu pulanglah ke kelas, dan jangan lupa hati-hati saat berjalan." Nasihat bu Jessica padaku.
"Baik bu." Anggukku.
Ditengah perjalanan...
"Ba!" Jahil Arga dan Arsal yang tiba-tiba saja muncul disaat kami sedang berjalan menuju kelas.
"Heh! Jantung gue hampir copot bodo!" Omelku kepada Arga dan Arsal sembari mencubit pergelangan tangan mereka satu persatu.
"Auw, sakit woy." Ucap Arga yang kesakitan setelah kucubit berkali-kali.
"Salah siapa jahil." Ucap Hania membenarkan hukuman yang kuberikan oleh Arga dan Arsal.
"Iya-iya ampun sepuh ampun..." Ucap Arsal yang tiba-tiba saja meminta ampun kepadaku dan Hania, karena dirinya sudah tak kuat lagi disiksa habis-habisan olehku.
++
"..."
"Eh btw barusan kalian ngapain dah, kok kayaknya sus gitu?" Tanya Arga penasaran.
"Tanya aja tuh sendiri sama si Kairla, gara-gara dia gue juga hampir mau kena masalah." Ucap Hania sembari tangan yang menyila di depan dada.
"Ok deh gue ngaku salah.." Ucapku sembari merangkul Hania, "Sorry ya mbk Hania.." Lanjutku sembari merenges ke arahnya.
"Hm..."
"Woy, kalian berdua gak jawab pertanyaan gue, atau ga denger gue tanya?" Omel Arga yang dilanjut tawa dari Arsal.
"Sabar dulu ngapa sih bro." Ucap Arsal mencoba menenangkan temannya yang banyak bicara ini.
"Ho'oh bener tu kata Arsal, bisa dibilang mulut lu tu kek cewe aelah." Ejek Hania.
Aku dan Arsal hanya tertawa mendengar ejekan Hania yang dilontarkan kepada Arga.
"Lu-
"Shutt udah-udah." Cegahku sebelum Arga banyak bicara, "Jadi gini loh, tadi tu gue penasaran aja sama yang Bu Jessica dan si Trouble maker itu bicarain, makanya gue suruh si Hania temenin gue." Jelasku.
++
Tok tok!!
"Guys, perhatian-perhatian!" Teriakku seperti biasa memberi aba-aba terlebih dahulu jika ingin ada pemberitahuan. Seluruh murid dikelas pun menatap jelas kearahku.
"Napa woy Kair?" Tanya Akbar anak peringkat kedua terpintar.
"Gini, sebentar lagikan hari guru tuh, pada sepakat mau bikin surprise buat Bu Riza gak?" Usulku menyampaikan ide Hania yang tadi.
.......
Entah apa yang sedang mereka pikirkan, 'Tinggal jawab yes or no sesusah itu kah? Apa perlu gue bilangin dulu baru mereka jawab?' Batinku yang sudah diujung kesabaran.
5 menit, 7 menit, astaga.. sebentar lagi udah 10 menitan aje.
"Woy!" Bentakku yang sudah terlanjur kesal, "Punya mulut ga! Kalau punya bicara dong! F***." Lanjutku sembari sesekali membanting penghapus papan tulis kelantai.
"Kalem euy, kita juga lagi mikir." Jawab Raden Waketu.
"Halah, masa mikir dari tadi gak ketemu-ketemu jawabannya, mikir apa tidur sih sebenernya." Ejek Hania yang jelas-jelas sama saja dengan mereka semua.
"Udah sekarang gini aja yang setuju tunjuk tangan, yang gak setuju jangan angkat tangan tapi sertain alasan kenapa gak setuju, paham!?" Tegasku memberi ide saja agar tidak kelamaan.
"Ya.." angguk mereka.
WORK
KhalilaRezqy.
WORK TITLE
BLP (Basketball Loving Powerhouse).
PLAYED BY
Zhao Lusi As Kairla.
Ding Chengxin As Leo.Next episode 🏀-7!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball Loving Powerhouse [DITERBITKAN LENGKAP]
Ficção AdolescenteDug dug! Suatu momen yang kadang membuat kita geram melihatnya, ya apa!? Sudahlah mereka berdua memang dipertemukan dalam momen ini sampai bumi berakhir. Si gadis kelas 10 yang banyak memikat hati laki-laki dalam melakukan kegiatan yang dirinya su...